Dampak Ekonomi Pariwisata NTT: Variatif dan Bergantung pada Kesiapan Lokal
Pengamat ekonomi ungkap dampak ekonomi pariwisata di NTT bervariatif, tergantung kemampuan belanja wisatawan dan kesiapan masyarakat lokal menyediakan barang dan jasa.

Kupang, NTT, 30 Maret 2025 (ANTARA) - Seorang pengamat ekonomi dari Universitas Kristen Artha Wacana Kupang, Nusa Tenggara Timur (NTT), Doktor Fritz Fanggidae, mengungkapkan bahwa dampak ekonomi sektor pariwisata lokal di NTT sangat bervariatif. Pernyataan ini disampaikannya menanggapi pertanyaan mengenai dampak ekonomi NTT dan sektor pariwisata selama libur panjang Lebaran 2025.
Menurut Dr. Fanggidae, transaksi ekonomi di destinasi wisata NTT sangat beragam, dipengaruhi oleh faktor permintaan dan penawaran di setiap lokasi. Liburan Lebaran, atau libur panjang lainnya, selalu memicu peningkatan pergerakan orang dan kunjungan wisata. Kunjungan wisatawan ini menciptakan permintaan (demand) terhadap barang dan jasa tertentu, yang berdampak pada perekonomian lokal, asalkan masyarakat setempat mampu menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan.
Ia menjelaskan lebih lanjut bahwa dampak ekonomi liburan Lebaran terhadap perekonomian lokal sangat bervariatif, bergantung pada daya beli wisatawan dan kemampuan masyarakat lokal dalam menyediakan barang dan jasa yang dibutuhkan. Sebagai contoh, di Labuan Bajo, dengan wisatawan kelas menengah ke atas, volume transaksi ekonomi cenderung besar karena masyarakat setempat relatif siap memenuhi kebutuhan wisatawan. Namun, di destinasi wisata lain, kondisi ini sangat bervariatif, bahkan ada tempat wisata di mana masyarakatnya belum siap.
Potensi Besar, Tantangan Kesiapan Lokal
Doktor Fritz Fanggidae menekankan pentingnya kesiapan masyarakat lokal dalam merespon peningkatan permintaan selama musim liburan. Ia menjelaskan bahwa dampak signifikan pariwisata terhadap perekonomian setempat sangat bergantung pada besarnya permintaan dan kemampuan penawaran untuk memenuhinya. Jika permintaan besar, maka penawaran, dalam hal ini masyarakat setempat sebagai pelaku ekonomi, harus meningkatkan kapasitasnya dalam menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan sesuai jumlah yang dibutuhkan wisatawan.
Lebih lanjut, ia menyoroti peran Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) dalam memaksimalkan dampak positif pariwisata. UMKM, baik individu maupun kelompok, didorong untuk kreatif menciptakan dan menghasilkan barang dan jasa yang dibutuhkan wisatawan. Dengan demikian, UMKM dapat berkontribusi signifikan terhadap perekonomian lokal dan kesejahteraan masyarakat.
Ia menambahkan bahwa kesuksesan sektor pariwisata dalam mendorong perekonomian lokal tidak hanya bergantung pada jumlah wisatawan, tetapi juga pada kualitas layanan dan produk yang ditawarkan. Masyarakat lokal perlu beradaptasi dan meningkatkan kemampuan mereka dalam memenuhi kebutuhan wisatawan, baik dari segi kualitas maupun kuantitas.
Strategi Peningkatan Ekonomi Pariwisata Lokal
Untuk meningkatkan dampak positif pariwisata terhadap perekonomian lokal, Dr. Fanggidae menyarankan beberapa strategi. Pertama, pelatihan dan pengembangan kapasitas bagi pelaku UMKM sangat penting untuk meningkatkan kualitas produk dan layanan. Kedua, perlu adanya kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, pelaku usaha pariwisata, dan masyarakat lokal untuk mengembangkan destinasi wisata secara berkelanjutan.
Ketiga, diversifikasi produk dan layanan pariwisata juga penting untuk menarik minat wisatawan yang lebih beragam. Keempat, promosi dan pemasaran destinasi wisata perlu ditingkatkan untuk menarik lebih banyak wisatawan. Dengan strategi yang tepat, pariwisata di NTT dapat menjadi penggerak utama perekonomian lokal yang berkelanjutan dan mensejahterakan masyarakat.
Kesimpulannya, dampak ekonomi pariwisata di NTT memiliki potensi yang sangat besar, tetapi keberhasilannya sangat bergantung pada kesiapan masyarakat lokal dalam menyediakan barang dan jasa yang berkualitas dan sesuai dengan kebutuhan wisatawan. Peran UMKM dan kerjasama yang baik antara berbagai pihak sangat krusial untuk memaksimalkan potensi tersebut.