Desain Sasirangan Terbaik 2025 Banjarmasin Didaftarkan ke HAKI, Lestarikan Warisan Budaya Lokal
Pemerintah Kota Banjarmasin mendaftarkan desain Sasirangan terbaik 2025 ke HAKI untuk melindungi kekayaan intelektual dan melestarikan warisan budaya lokal Kalimantan Selatan.

Banjarmasin, 3 Mei 2025 (ANTARA) - Pemerintah Kota Banjarmasin memastikan akan mendaftarkan desain terbaik Kain Sasirangan 2025 ke Hak Kekayaan Intelektual (HAKI). Langkah ini diambil untuk melindungi kekayaan intelektual dan melestarikan warisan budaya lokal Kalimantan Selatan.
Kepala Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kota Banjarmasin, Ichrom Muhtezar, menjelaskan bahwa lomba desain motif kain Sasirangan diikuti oleh 31 desainer lokal. Lomba ini bukan hanya sekedar perlombaan, tetapi juga upaya untuk mengangkat dan melindungi karya-karya yang layak dikenang dan dilindungi secara hukum. Hal ini penting untuk mencegah penyalahgunaan dan pembajakan motif Sasirangan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.
Para desainer berlomba menciptakan motif Sasirangan dengan menggunakan pewarna alam dan pewarna tekstil (kimia). Motif-motif terbaik hasil lomba akan didaftarkan ke HAKI untuk memastikan perlindungan hukum yang kuat. Langkah ini merupakan tindak lanjut dari keberhasilan pendaftaran 24 motif Sasirangan ke HAKI pada tahun sebelumnya.
Melindungi Sasirangan dari Penyalahgunaan
Ichrom Muhtezar, atau yang akrab disapa Tezar, menekankan pentingnya perlindungan hukum bagi motif Sasirangan. "Kami tidak ingin motif lokal yang unik ini dicaplok pihak luar tanpa izin," tegasnya. Pemenang lomba akan difasilitasi untuk proses pendaftaran HAKI-nya. Sasirangan bukan hanya kain bermotif indah, tetapi juga narasi visual masyarakat Banjar yang sarat makna filosofis dan telah digunakan sejak masa Kesultanan Banjar.
Sayangnya, Sasirangan terancam hanya menjadi pelengkap upacara adat di tengah persaingan industri mode instan. Oleh karena itu, lomba desain ini diharapkan dapat memberikan angin segar bagi perkembangan Sasirangan agar tetap relevan dengan selera generasi muda.
Lomba tahun ini mengusung tema bebas, memberikan ruang bagi para peserta untuk berkreasi dan berinovasi. "Tahun ini kami tak membatasi tema. Kami ingin melihat bagaimana Sasirangan bisa dikembangkan agar lebih relevan dengan selera generasi muda," jelas Tezar. Penjurian akan dilakukan pada tanggal 4 Mei 2025, kemungkinan di Rumah Kemasan, dan grand final pada tanggal 5 Mei 2025.
Sasirangan: Identitas Budaya Banjarmasin
Di balik lomba desain Sasirangan ini, terdapat harapan besar agar kain tradisional ini dapat kembali hadir dalam kehidupan sehari-hari masyarakat Banjarmasin. Tezar berharap Sasirangan tidak hanya dikenakan pada acara-acara resmi atau dipajang di etalase, tetapi juga menjadi bagian dari gaya hidup sehari-hari generasi muda.
"Kita ingin Sasirangan dipakai remaja, pemuda, bukan hanya orang tua atau pegawai kantor. Ini kain kita, ini identitas kita. Jangan sampai kita sendiri lupa, lalu asing yang mengakui," ujarnya. Harapannya, melalui langkah-langkah konkret seperti pendaftaran HAKI ini, warisan budaya Kalimantan Selatan ini dapat tetap lestari dan dikenal luas.
Dengan mendaftarkan desain terbaik Sasirangan ke HAKI, Pemerintah Kota Banjarmasin menunjukkan komitmennya dalam melestarikan warisan budaya dan mendorong kreativitas para perajin lokal. Langkah ini diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian lokal dan mengangkat citra Sasirangan di kancah nasional maupun internasional.
Berikut beberapa poin penting terkait upaya pelestarian Sasirangan:
- Pendaftaran desain Sasirangan ke HAKI untuk perlindungan hukum.
- Lomba desain Sasirangan untuk mendorong kreativitas dan inovasi.
- Penggunaan pewarna alam dan pewarna tekstil dalam pembuatan Sasirangan.
- Upaya untuk mempopulerkan Sasirangan di kalangan generasi muda.
- Pentingnya menjaga dan melestarikan warisan budaya lokal.