DKI Jakarta Pertimbangkan Kembali Modifikasi Cuaca Hadapi Ekstrem
Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan kembali operasi modifikasi cuaca (OMC) jika BMKG memprediksi cuaca ekstrem, sebagai respons atas banjir yang terjadi dan pembelajaran dari pengalaman sebelumnya.

Jakarta, 29 Januari 2024 - Banjir di beberapa titik Jakarta pada Selasa (28/1) membuat Pemprov DKI Jakarta mempertimbangkan kembali penggunaan teknologi modifikasi cuaca. Langkah ini diambil sebagai antisipasi potensi cuaca ekstrem yang dapat menyebabkan bencana serupa di kemudian hari. Penjabat Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi, menyatakan rencana pelaksanaan modifikasi cuaca dalam waktu dekat.
Keputusan ini diambil setelah koordinasi intensif antara Sekda DKI Marullah Matali dengan Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah (BPKD), Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), dan Asisten Pemerintahan. Mereka mengevaluasi situasi terkini dan merencanakan langkah-langkah strategis untuk mengantisipasi potensi bencana hidrometeorologi.
Teguh menjelaskan bahwa pertimbangan utama penggunaan teknologi modifikasi cuaca didasarkan pada beberapa faktor, termasuk kemampuan infrastruktur pendukung. Sebelumnya, Pemprov DKI telah melaksanakan tiga tahap operasi modifikasi cuaca (OMC) pada periode 7-9 Desember 2024, 13-16 Desember 2024, dan 25-31 Desember 2024. Pengalaman ini menjadi dasar pertimbangan untuk pelaksanaan OMC berikutnya.
Lebih lanjut, Teguh menjelaskan bahwa penundaan OMC pada Selasa (28/1) disebabkan prakiraan cuaca BMKG yang sebelumnya mengindikasikan hujan sedang hingga lebat, bukan ekstrem. Namun, peristiwa banjir tersebut menjadi pembelajaran berharga. Pemprov DKI menekankan pentingnya kesiapsiagaan seluruh jajaran, terlepas dari penggunaan teknologi modifikasi cuaca.
Gubernur juga mengingatkan agar seluruh pihak di Pemprov DKI tidak mengandalkan sepenuhnya pada modifikasi cuaca. Kesiapsiagaan dan antisipasi bencana tetap menjadi prioritas utama. Mereka harus siap siaga dalam menghadapi potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi kapan saja.
Cuaca ekstrem, seperti yang terjadi pada 6-8 Desember 2024 lalu, dapat menyebabkan hujan lebat yang disertai kilat-petir dan angin kencang. Dampaknya dapat berupa banjir dan berbagai permasalahan lainnya. Oleh karena itu, antisipasi dini dan kesiapsiagaan menjadi kunci dalam menghadapi potensi bencana tersebut.
Dengan mempertimbangkan pengalaman masa lalu dan prakiraan cuaca terkini, Pemprov DKI Jakarta akan memutuskan apakah akan kembali melakukan operasi modifikasi cuaca dalam waktu dekat. Keputusan tersebut didasarkan pada analisis data cuaca dari BMKG dan kesiapan infrastruktur pendukung. Prioritas utama tetap keselamatan dan kesejahteraan warga Jakarta.