Dominasi Manado: 68 Persen Ekonomi Sulut Terpusat di Satu Kota
Kepala BPS Sulut mengungkapkan Kota Manado menguasai 68 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulut tahun 2024, menunjukkan aktivitas ekonomi masih terpusat di kota tersebut.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sulawesi Utara (Sulut), Aidil Adha, baru-baru ini mengumumkan bahwa Kota Manado mendominasi perekonomian Sulut. Dari total Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Sulut sebesar Rp187,37 triliun pada tahun 2024, sebesar 68,08 persennya berasal dari aktivitas ekonomi di Kota Manado. Pengumuman ini disampaikan Aidil di Manado pada Sabtu lalu.
Temuan ini menunjukkan konsentrasi aktivitas bisnis yang signifikan di Kota Manado. Data tersebut berdasarkan perhitungan PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB). Meskipun Sulut memiliki berbagai wilayah dengan potensi ekonomi yang beragam, Manado tetap menjadi pusat utama pertumbuhan ekonomi provinsi tersebut.
Kondisi ini menjadi sorotan penting bagi pemerintah daerah untuk mendorong pemerataan pembangunan ekonomi di seluruh wilayah Sulut. Pertumbuhan ekonomi yang terpusat di satu kota dapat menciptakan disparitas dan tantangan dalam pembangunan berkelanjutan di daerah lain.
Aktivitas Ekonomi di Lima Kota Terbesar Sulut
Selain Kota Manado, empat kabupaten/kota lainnya turut berkontribusi signifikan terhadap PDRB Sulut. Keempat daerah tersebut adalah Kota Bitung, Kabupaten Minahasa, Kabupaten Minahasa Utara, dan Kota Tomohon. Gabungan PDRB kelima daerah ini mencapai Rp128,076 triliun.
Lebih rinci, Kota Manado menyumbang PDRB sebesar Rp53,01 triliun (28,18 persen), diikuti Kota Bitung dengan Rp24,75 triliun (13,16 persen). Kabupaten Minahasa berkontribusi sebesar Rp24,04 triliun (12,78 persen), disusul Kabupaten Minahasa Utara dengan Rp20,28 triliun (10,83 persen), dan Kota Tomohon dengan Rp5,88 triliun (3,13 persen).
Data ini menunjukkan adanya disparitas ekonomi yang cukup signifikan antara Kota Manado dengan kabupaten/kota lainnya di Sulut. Pemerataan pembangunan ekonomi menjadi isu krusial yang perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah daerah.
Pemerintah perlu merancang strategi untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di daerah-daerah lain agar lebih merata dan mengurangi ketergantungan ekonomi pada Kota Manado.
PDRB di Wilayah Bolaang Mongondow dan Kepulauan
Lima kabupaten di wilayah Bolaang Mongondow, meliputi Kota Kotamobagu, Kabupaten Bolaang Mongondow, Bolaang Mongondow Utara, Bolaang Mongondow Timur, dan Bolaang Mongondow Selatan, secara keseluruhan menyumbang Rp27,419 triliun atau 14,57 persen terhadap total PDRB Sulut.
Sementara itu, wilayah kepulauan yang terdiri dari Kabupaten Kepulauan Talaud, Kabupaten Kepulauan Sangihe, dan Kabupaten Kepulauan Siau Tagulandang Biaro (Sitaro) memiliki total PDRB sebesar Rp12,658 triliun, atau hanya 6,73 persen dari total PDRB Sulut. Hal ini menunjukkan potensi ekonomi yang masih perlu dikembangkan di wilayah kepulauan.
Perbedaan kontribusi PDRB antar wilayah ini menunjukkan pentingnya strategi pembangunan yang terarah dan memperhatikan potensi serta karakteristik masing-masing daerah di Sulut.
Pertumbuhan PDRB Sulut Atas Dasar Harga Konstan
PDRB Sulut Atas Dasar Harga Konstan tahun 2024 tercatat sebesar Rp107,57 triliun, dengan laju pertumbuhan sebesar 5,39 persen. Kabupaten Minahasa Selatan mencatatkan pertumbuhan tertinggi sebesar 5,58 persen, diikuti Kota Manado (5,53 persen) dan Kabupaten Minahasa (5,49 persen).
Data ini memberikan gambaran mengenai dinamika pertumbuhan ekonomi di Sulut. Meskipun Kota Manado masih mendominasi, beberapa kabupaten lain juga menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang positif. Hal ini perlu menjadi acuan dalam perencanaan pembangunan ekonomi yang lebih inklusif dan merata.
Ke depan, perlu adanya strategi yang lebih komprehensif untuk mendorong pertumbuhan ekonomi di seluruh wilayah Sulut, mengurangi kesenjangan ekonomi, dan menciptakan pembangunan yang berkelanjutan dan merata bagi seluruh masyarakat.