DPR Dukung B40: Hemat Rp147,5 Triliun & Kurangi Impor Solar
Anggota DPR Alfons Manibui dukung penuh program B40 yang diprediksi hematkan anggaran hingga Rp147,5 triliun di 2025, kurangi impor, dan ramah lingkungan.

Anggota Komisi XII DPR RI, Alfons Manibui, menyatakan dukungan penuh terhadap kebijakan pemerintah dalam menerapkan program biodiesel 40 persen (B40). Program ini dinilai berkontribusi signifikan terhadap efisiensi anggaran negara, pengurangan impor solar, dan pelestarian lingkungan. Hal ini disampaikannya di Jakarta pada Rabu, 19 Februari 2024.
Menurut Alfons, sejak program biodiesel dimulai pada tahun 2020, pemerintah telah berhasil menghemat anggaran hingga Rp38 triliun. Angka ini diproyeksikan akan meningkat pesat dengan implementasi penuh B40 pada tahun 2025. "Sejak program biodiesel dijalankan pada 2020, kami telah mencatat penghematan sebesar Rp38 triliun. Nilai ini terus meningkat setiap tahunnya, dan dengan penerapan B40 pada 2025, penghematan devisa diproyeksikan akan jauh lebih besar," ujar Alfons.
Pemerintah menargetkan alokasi B40 sebesar 15,6 juta kiloliter (kl) pada tahun 2025. Rinciannya, 7,55 juta kl untuk sektor Public Service Obligation (PSO) dan 8,07 juta kl untuk sektor non-PSO. Dengan target ini, Alfons memperkirakan penghematan devisa negara dapat mencapai angka fantastis, yaitu Rp147,5 triliun pada tahun 2025.
Penghematan Devisa dan Pengurangan Impor Solar
Salah satu dampak positif signifikan dari program B40 adalah pengurangan impor solar. Data menunjukkan penurunan impor solar yang cukup drastis. Pada tahun 2014, Indonesia masih mengimpor 11,475 juta kl solar. Namun, angka tersebut turun menjadi 5,145 juta kl pada tahun 2023. Dengan implementasi B40, diproyeksikan impor solar akan semakin berkurang secara signifikan. "Pada 2014, kita masih mengimpor (solar) 11,475 juta kl, sementara pada 2023 angka ini sudah berkurang menjadi 5,145 juta kl. Dengan implementasi B40, impor solar diproyeksikan akan semakin berkurang secara signifikan," kata Alfons.
Program B40 tidak hanya memberikan dampak positif pada perekonomian, tetapi juga berkontribusi pada upaya Indonesia dalam mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kualitas udara. Biodiesel dinilai sebagai energi yang lebih bersih dibandingkan solar konvensional karena kandungan nabatinya yang lebih tinggi menghasilkan emisi karbon yang lebih rendah.
"Biodiesel adalah energi yang lebih bersih dibandingkan solar konvensional. Dengan kandungan nabati yang lebih tinggi, emisi karbon yang dihasilkan juga lebih rendah. Ini menjadi langkah konkret bagi Indonesia dalam mendukung transisi energi yang ramah lingkungan," jelas Alfons.
Swasembada Energi dan Komitmen Pemerintah
Program B40 sejalan dengan prioritas utama Presiden dalam mewujudkan swasembada energi. Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), di bawah kepemimpinan Menteri Bahlil Lahadalia yang juga menjabat sebagai Ketua Satgas Percepatan Hilirisasi dan Ketahanan Energi Nasional, berperan aktif dalam menjalankan program ini.
Dengan keberlanjutan program biodiesel, Alfons optimistis Indonesia akan semakin dekat dengan cita-cita swasembada energi. Program ini tidak hanya efisien secara anggaran, tetapi juga ramah lingkungan dan berdampak positif bagi perekonomian nasional. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah dalam membangun energi yang berkelanjutan.
Implementasi B40 diharapkan dapat memberikan dampak positif yang berkelanjutan bagi Indonesia, baik dari segi ekonomi maupun lingkungan. Penghematan anggaran yang signifikan, pengurangan ketergantungan pada impor, serta kontribusi terhadap pengurangan emisi karbon merupakan bukti nyata keberhasilan program ini.