DPRK Jayapura Dorong Perlindungan Hutan Sagu di Papua
DPRK Jayapura mendesak implementasi perlindungan hutan sagu di Papua, karena pentingnya bagi ekologi, budaya, dan ekonomi masyarakat adat setempat.
Dewan Perwakilan Rakyat Kabupaten (DPRK) Jayapura, Papua, terus mendorong perlindungan hutan sagu. Langkah ini diambil karena hutan sagu merupakan aset penting bagi ekologi dan budaya masyarakat Papua. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh Ketua DPRK Jayapura, Ruddy Bukanaung, di Sentani, Jumat, 24 Januari 2024.
Menurut Ruddy, pelestarian hutan sagu harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan pembangunan Jayapura. Alasannya, hutan sagu bukan hanya sumber pangan utama masyarakat adat, tetapi juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan lingkungan. Kerusakan hutan sagu akan berdampak langsung pada kehidupan dan budaya masyarakat.
"Hutan sagu tidak hanya berperan sebagai sumber pangan bagi masyarakat adat, tetapi juga memiliki fungsi ekologis yang vital dalam menjaga keseimbangan lingkungan," tegas Ruddy. Ia menekankan bahwa sagu merupakan identitas budaya masyarakat Papua dan ancaman terhadap hutan sagu sama artinya dengan mengancam kehidupan mereka.
DPRK Jayapura akan mendorong pemerintah daerah untuk segera mengimplementasikan kebijakan perlindungan hutan sagu. Langkah konkret yang akan dilakukan adalah penetapan kawasan tertentu sebagai zona perlindungan hutan sagu. Hal ini untuk memastikan regulasi yang sudah ada benar-benar diterapkan, tidak hanya tertulis di atas kertas.
Salah satu fokus pengawasan adalah aktivitas ilegal seperti pembalakan liar. Ruddy menjelaskan bahwa pelestarian hutan sagu merupakan tanggung jawab bersama, bukan hanya pemerintah saja, tetapi juga masyarakat adat, organisasi masyarakat sipil, dan dunia usaha.
Dalam masa reses pertama, DPRK Jayapura akan melakukan pengawasan langsung di lapangan. Mereka berencana untuk berkolaborasi dengan akademisi dan peneliti untuk menggali potensi ekonomi dari hutan sagu. Tujuannya adalah untuk memastikan pemanfaatan hutan sagu yang berkelanjutan dan memberikan dampak ekonomi positif bagi masyarakat lokal.
"Jika dikelola dengan baik, sagu tidak hanya menjadi sumber pangan, tetapi juga dapat diolah menjadi produk bernilai tambah yang mampu meningkatkan pendapatan masyarakat lokal kita," tambah Ruddy. Dengan demikian, pelestarian hutan sagu diharapkan dapat menjaga keseimbangan lingkungan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat Papua.