Dubes RI Sebut Tugasnya 'Mak Comblang': Kerja Sama Perdagangan Kaltim Brunei Resmi Disepakati, Potensi Investasi Terbuka Lebar!
Pengusaha Kalimantan Timur dan Brunei Darussalam menyepakati kerja sama perdagangan strategis, membuka peluang investasi besar di berbagai sektor, termasuk IKN dan hilirisasi sawit.

Pengusaha dari Kalimantan Timur (Kaltim) dan Brunei Darussalam telah mencapai kesepakatan penting dalam bidang perdagangan. Kesepakatan ini diwujudkan melalui penandatanganan nota kesepahaman (MoU) antara Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Kota Samarinda dengan Indonesian Business Chamber (IBC) in Brunei Darussalam.
Peristiwa bersejarah ini disaksikan langsung oleh Duta Besar Luar Biasa dan Berkuasa Penuh (LBBP) Republik Indonesia untuk Bandar Seri Begawan, Prof. Dr. Achmad Ubaedillah, serta Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji. Acara penandatanganan tersebut berlangsung khidmat di Hotel Mercure Samarinda pada hari Kamis lalu.
Penandatanganan MoU ini diharapkan menjadi tonggak awal bagi terjalinnya transaksi bisnis yang konkret dan berkelanjutan antara kedua belah pihak. Duta Besar Achmad Ubaedillah secara berkelakar menyebut perannya sebagai 'Mak Comblang' yang mempertemukan para pengusaha, menegaskan harapannya agar kerja sama ini segera membuahkan hasil nyata.
Tindak Lanjut dan Konektivitas Regional
Duta Besar Achmad Ubaedillah menyampaikan optimisme tinggi terhadap tindak lanjut dari nota kesepahaman yang telah ditandatangani. Ia menekankan pentingnya agar kesepakatan ini tidak hanya berhenti pada tahap seremonial, melainkan segera diikuti dengan transaksi bisnis yang riil.
Kehadiran puluhan pengusaha Brunei Darussalam di Kaltim menjadi bukti keseriusan kedua belah pihak dalam menjalin kemitraan. Duta Besar juga menyoroti pentingnya peningkatan konektivitas antara Kaltim dan Brunei Darussalam.
Saat ini, telah tersedia penerbangan dua kali seminggu yang menghubungkan kedua wilayah. Ke depan, diharapkan konektivitas darat dan laut juga dapat terbangun secara lebih optimal.
Pembangunan konektivitas yang kuat akan mempermudah aliran barang dan jasa, sehingga produk-produk yang dibutuhkan warga Brunei dapat langsung diterima dengan harga yang kompetitif. Hal ini juga akan menghindari jalur distribusi yang berbelit melalui negara lain seperti Malaysia atau Singapura.
Potensi Investasi Kalimantan Timur
Wakil Gubernur Kaltim, Seno Aji, memanfaatkan kesempatan forum bisnis ini untuk memaparkan berbagai potensi investasi yang melimpah di Kalimantan Timur. Ia secara khusus menyoroti peluang besar di sektor perminyakan dan pertambangan batu bara yang masih sangat terbuka bagi investor.
Selain itu, Kaltim juga memiliki cadangan pasir kuarsa yang ditaksir mencapai 140 miliar ton, menawarkan prospek investasi yang menjanjikan. Wagub Seno Aji juga menekankan pentingnya hilirisasi industri, terutama dalam pengolahan kelapa sawit.
Dengan 3 juta hektare lahan yang disiapkan untuk perkebunan sawit dan 1,5 juta hektare di antaranya sudah tertanam, Kaltim merupakan produsen CPO yang sangat besar. Peluang hilirisasi produk turunan sawit menjadi daya tarik tersendiri bagi pengusaha Brunei.
Kaltim juga akan menjadi lokasi Ibu Kota Nusantara (IKN), yang akan membuka peluang investasi besar di bidang suprastruktur, infrastruktur, dan kuliner. Wagub Seno Aji memastikan bahwa Kaltim adalah provinsi yang sangat kondusif dan siap menerima investasi, dengan stabilitas yang terjamin tanpa konflik SARA.
Harapan Pertumbuhan Ekonomi dan UMKM
Wakil Gubernur Seno Aji menyampaikan apresiasi kepada Duta Besar Achmad Ubaedillah atas upayanya membawa sekitar 30 pengusaha Brunei ke Kaltim. Ia berharap investasi nyata dari Brunei dapat terwujud pada tahun depan.
Saat ini, pertumbuhan ekonomi Kaltim tercatat sebesar 6,17 persen. Dengan adanya kerja sama bisnis, termasuk dengan Brunei Darussalam, Kaltim menargetkan pertumbuhan ekonomi dapat menembus angka 7,5 persen bahkan 8 persen pada tahun depan atau 2027.
Pencapaian target ini memerlukan lompatan besar melalui peningkatan kerja sama bisnis. Wagub juga berharap para pengusaha Brunei dapat turut membelanjakan uang mereka untuk kuliner dan produk-produk UMKM lokal Kalimantan Timur, sehingga memberikan dampak positif bagi ekonomi kerakyatan.