Misi Dagang Jatim-Kaltim Sukses Capai Rp1,05 Triliun, Perkuat Ekonomi Antar Daerah
Nilai transaksi misi dagang Jawa Timur-Kalimantan Timur mencapai Rp1,05 triliun, menunjukkan potensi pasar dalam negeri dan hubungan ekonomi antar daerah yang kuat.

Pemerintah Provinsi Jawa Timur berhasil mencatatkan nilai transaksi fantastis sebesar Rp1,05 triliun dalam misi dagang dan investasi di Balikpapan, Kalimantan Timur, pada Kamis (8/5). Misi dagang ini melibatkan berbagai komoditas, mulai dari batu bara hingga produk olahan makanan, dan berhasil mempertemukan pelaku usaha dari kedua provinsi. Kesuksesan ini menunjukkan potensi besar pasar dalam negeri dan memperkuat kolaborasi ekonomi antar daerah.
Gubernur Jawa Timur, Khofifah Indar Parawansa, menyatakan bahwa capaian ini merupakan hasil sinergi dan kolaborasi yang kuat antar provinsi. "Hingga pukul 17.00 WITA, transaksi final telah mencapai Rp1.053.146.943.500. Ini merupakan hasil dari sinergi, kolaborasi, dan kepercayaan antarprovinsi dalam mendukung produk dalam negeri," ujar Khofifah dalam keterangannya di Surabaya, Jumat (9/5).
Rincian transaksi menunjukkan penjualan dari Jawa Timur mencapai Rp598,95 miliar, pembelian dari Jawa Timur sebesar Rp230,09 miliar, dan investasi mencapai Rp224,09 miliar. Keberhasilan ini menandai langkah signifikan dalam memperkuat hubungan ekonomi antara kedua provinsi yang memiliki potensi ekonomi besar.
Komoditas Unggulan dan Investasi
Berbagai komoditas diperdagangkan dalam misi dagang ini, meliputi batu bara, pakan ikan, produk makanan dan minuman, fesyen, telur konsumsi, sapi, karkas ayam, hasil olahan perikanan, rokok, bahan baku restoran, hingga mesin las dan suku cadangnya. Dari sisi investasi, komoditas unggulan meliputi crude palm oil (CPO) dan wood pallet.
Pelaku usaha juga turut memperkenalkan beragam produk olahan, seperti produk konveksi, olahan ikan, rempah-rempah, abon tuna, dan produk olahan daging sapi. Keragaman produk ini menunjukkan potensi besar Jawa Timur dalam memenuhi kebutuhan pasar Kalimantan Timur.
Khofifah menambahkan bahwa hubungan perdagangan antara Jawa Timur dan Kalimantan Timur sangat strategis. Nilai perdagangan kedua provinsi pada 2023 mencapai Rp23,25 triliun, dengan pembelian dari Kalimantan Timur sebesar Rp18,89 triliun dan penjualan ke Kalimantan Timur sebesar Rp4,36 triliun.
Strategi Jawa Timur sebagai Gerbang Baru Nusantara
Khofifah menegaskan visi Jawa Timur sebagai "Gerbang Baru Nusantara". Dengan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota Nusantara, Jawa Timur siap berperan sebagai pintu gerbang utama. Misi dagang ini merupakan langkah nyata dalam mewujudkan visi tersebut.
Misi dagang di Kalimantan Timur ini merupakan yang ketiga kalinya. Sebelumnya, pada 2019 di Balikpapan tercatat transaksi Rp605,3 miliar, dan pada 2022 di Samarinda tercatat Rp107,1 miliar. Capaian transaksi pada misi dagang kali ini menjadi yang tertinggi dibandingkan dua misi dagang sebelumnya.
Pada tahun 2025, Kalimantan Timur menjadi provinsi ketiga penyelenggaraan misi dagang setelah Maluku Utara (Rp568 miliar) dan Maluku (Rp460,7 miliar). Hal ini menunjukkan komitmen Jawa Timur dalam memperluas jaringan perdagangan di seluruh Indonesia.
Dampak Positif Misi Dagang dan Kerja Sama Antar Daerah
Khofifah menekankan bahwa misi dagang tidak hanya sekadar mempertemukan pelaku usaha, tetapi juga menjadi media pertukaran budaya dan sosial. Pemerintah Provinsi Jawa Timur memfasilitasi pertemuan antara trader dan buyer dari Jawa Timur dan Kalimantan Timur, serta menyebarluaskan potensi industri, perdagangan, perikanan, agribisnis, dan investasi secara terintegrasi.
Sejak 2019 hingga 2025, Pemprov Jatim telah menggelar 39 kali misi dagang domestik dengan total komitmen transaksi mencapai Rp13,12 triliun, melibatkan 2.142 pelaku usaha. Selain itu, Jawa Timur juga aktif melakukan misi dagang internasional.
Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, menyampaikan apresiasi atas pelaksanaan misi dagang tersebut dan menyebut kerja sama perdagangan antara Jawa Timur dan Kalimantan Timur dapat memperkuat perekonomian daerah. Ia juga menekankan potensi Kalimantan Timur sebagai provinsi raksasa di masa depan.
Salah satu pelaku usaha, Bayu Adi Setiawan dari PT Matahari Sakti, mengungkapkan keberhasilannya menjalin kerja sama dengan UD Novan Budidaya asal Kalimantan Timur senilai Rp124 miliar per tahun. Ia menyatakan misi dagang ini sangat membantu dalam mendapatkan mitra usaha.
Misi dagang ditutup dengan penandatanganan Perjanjian Kerja Sama (PKS) antara enam perangkat daerah, 10 BUMD, dan empat asosiasi, serta komitmen transaksi dagang oleh para pelaku usaha. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Gubernur Khofifah dan Wakil Gubernur Seno Aji.
Secara keseluruhan, misi dagang ini memberikan dampak positif yang signifikan terhadap perekonomian Jawa Timur dan Kalimantan Timur, memperkuat hubungan antar daerah, dan membuka peluang kerja sama yang lebih luas di masa mendatang. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata sinergi dan kolaborasi yang mampu mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.