Jatim-DKI Perkuat Sinergi Pembangunan: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Pangan
Pemerintah Provinsi Jawa Timur dan DKI Jakarta memperkuat kerja sama pembangunan daerah di berbagai sektor, termasuk pangan, peternakan, dan pariwisata, untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan ketahanan pangan nasional.
![Jatim-DKI Perkuat Sinergi Pembangunan: Dorong Pertumbuhan Ekonomi dan Ketahanan Pangan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/01/31/230128.539-jatim-dki-perkuat-sinergi-pembangunan-dorong-pertumbuhan-ekonomi-dan-ketahanan-pangan-1.jpg)
Kerja sama Pemprov Jawa Timur (Jatim) dan DKI Jakarta semakin erat. Kedua pemerintah daerah tersebut baru saja menandatangani adendum kesepakatan bersama di Gedung Negara Grahadi, Surabaya, pada Jumat, 31 Januari 2025. Penandatanganan ini dilakukan oleh Pj Gubernur Jatim, Adhy Karyono, dan Pj Gubernur DKI Jakarta, Teguh Setyabudi.
Adendum kesepakatan bersama nomor: 100.3.7.1/17/KSB/011.3/2025 bertujuan memperkuat sinergi yang sudah terjalin baik sejak 3 Juni 2021. Kerja sama ini akan berlangsung hingga 3 Juni 2026, dengan kemungkinan pengembangan di masa mendatang sesuai kebutuhan kedua daerah. Hal ini penting karena kerja sama antar daerah merupakan kunci pengendalian inflasi, memberikan dampak positif bagi Jawa Timur dan DKI Jakarta.
Mengapa sinergi ini penting? Jawa Timur memiliki beberapa keunggulan yang strategis. Pertumbuhan ekonomi Jatim pada triwulan III 2024 mencapai 4,91 persen, dan inflasi terkendali di angka 1,51 persen (y-on-y) pada Desember 2024. Investasi juga tumbuh signifikan. Jatim juga konsisten menjadi produsen padi terbesar di Indonesia selama empat tahun berturut-turut (2020-2023), berkontribusi 17,52 persen terhadap produksi padi nasional dengan total produksi 9,23 juta ton gabah kering giling (GKG) atau setara 5,32 juta ton beras di tahun 2024.
Bagaimana sinergi ini akan dijalankan? Kerja sama meliputi berbagai bidang, termasuk pengembangan pangan (pertanian dan peternakan), perdagangan, penanaman modal, pariwisata dan ekonomi kreatif, sumber daya manusia, kehutanan, koperasi dan UMKM, serta bidang pemerintahan lainnya. Salah satu program unggulan Jatim adalah program korporasi petani, yang bertujuan meningkatkan daya saing petani dan kesejahteraan mereka, serta memperkuat ketahanan pangan dan pengendalian inflasi pangan.
Jawa Timur juga menjadi lumbung ternak nasional. Provinsi ini berkontribusi besar terhadap populasi sapi perah (62 persen) dan sapi potong (28 persen) nasional. Pemerintah Jatim terus berupaya mengendalikan wabah penyakit hewan ternak, seperti PMK dan LSD, melalui vaksinasi masif. Hingga kini, vaksinasi PMK telah mencapai 95 persen dari target. Jatim juga telah menerapkan road map exit strategy PMK untuk pengendalian penyakit tersebut. Pemerintah juga fokus pada pengadaan obat, vaksin, semen beku, dan N2 cair untuk inseminasi buatan (IB).
Kesimpulannya, kolaborasi Jatim dan DKI Jakarta ini sangat strategis. Dengan menggabungkan kekuatan dan keunggulan masing-masing daerah, sinergi ini berpotensi besar mendorong pertumbuhan ekonomi, meningkatkan ketahanan pangan nasional, dan menciptakan dampak positif bagi kedua daerah. Jatim, sebagai lumbung pangan, akan mendapatkan akses pasar yang lebih luas, sementara DKI Jakarta dapat memperoleh pasokan pangan yang stabil dan berkualitas.