Dukungan Chile Dorong Akselerasi Keanggotaan Indonesia di OECD
Indonesia mendapat dukungan penting dari Chile untuk proses aksesi ke OECD, sekaligus membahas peningkatan kerja sama ekonomi bilateral.

Indonesia berhasil mengamankan dukungan dari Chile dalam proses aksesi ke Organisasi untuk Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD). Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia, Airlangga Hartarto, menerima kunjungan Duta Besar Chile, Mario Ignacio Artaza, di Jakarta pada Jumat (14 Maret) untuk membahas hal tersebut. Dukungan ini menjadi angin segar bagi upaya Indonesia untuk bergabung dalam organisasi ekonomi global bergengsi tersebut.
Dalam pertemuan tersebut, Airlangga menyampaikan terima kasih atas dukungan Chile dan masukan berharga yang diberikan. Ia juga menyatakan dukungan Indonesia terhadap aksesi Chile ke Kemitraan Ekonomi Komprehensif Regional (RCEP), yang mencakup negara-negara di kawasan Asia-Pasifik. Hal ini menunjukkan komitmen Indonesia untuk memperkuat kerja sama ekonomi regional.
Kunjungan Duta Besar Artaza tidak hanya sebatas menyatakan dukungan. Ia juga menawarkan solusi untuk tantangan yang dihadapi Indonesia dalam proses aksesi ke OECD, serta berbagi pengalaman Chile sebagai salah satu negara dengan proses masuk yang efektif dan lancar ke organisasi tersebut. Saran berharga pun diberikan, yaitu agar Indonesia berupaya mendapatkan dukungan dari negara-negara Amerika Latin lainnya untuk mempercepat proses aksesi.
Dukungan untuk Keanggotaan di OECD dan CPTPP
Duta Besar Artaza juga menyampaikan dukungan penuh pemerintah Chile terhadap keanggotaan Indonesia dalam Perjanjian Komprehensif dan Progresif untuk Kemitraan Trans-Pasifik (CPTPP). Ia optimis bahwa Chile merupakan mitra strategis bagi Indonesia dalam perjalanan bergabung ke OECD dan CPTPP, yang dianggap sebagai blok ekonomi global yang penting. Kerja sama bilateral yang kuat akan sangat membantu Indonesia dalam menghadapi tantangan global.
Lebih lanjut, kedua negara menegaskan kembali komitmen untuk menyelesaikan perjanjian kemitraan ekonomi komprehensif (IC-CEPA), dengan fokus pada penyelesaian bab investasi. Duta Besar Artaza menekankan bahwa IC-CEPA merupakan perjanjian paling komprehensif yang dimiliki Chile, dan berharap dapat mendorong lebih banyak peluang investasi serta menciptakan iklim usaha yang kondusif bagi perusahaan kedua negara.
Sebelumnya, pada 11 Maret, Duta Besar Artaza juga bertemu dengan Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, untuk membahas isu ekonomi dan perdagangan serupa. Koordinasi antar kementerian ini menunjukkan keseriusan Indonesia dalam mempersiapkan diri untuk bergabung dengan OECD.
Nilai Perdagangan Indonesia-Chile
Data pemerintah menunjukkan bahwa neraca perdagangan antara Indonesia dan Chile mencapai US$485,9 juta pada tahun 2023, dengan surplus US$139,2 juta untuk Indonesia. Ekspor Indonesia ke Chile bernilai US$312,6 juta, sementara impor dari Chile mencapai US$173,4 juta. Angka ini menunjukkan potensi besar peningkatan kerja sama ekonomi antara kedua negara, khususnya dalam rangka memperkuat posisi Indonesia di kancah internasional.
Secara keseluruhan, dukungan dari Chile memberikan dorongan signifikan bagi upaya Indonesia untuk bergabung dengan OECD. Kerja sama ekonomi bilateral yang kuat, ditandai dengan finalisasi IC-CEPA dan dukungan aktif Chile, akan semakin mempermudah langkah Indonesia dalam mencapai tujuan tersebut. Hal ini juga menunjukkan pentingnya diplomasi ekonomi dalam memperkuat posisi Indonesia di dunia.