Menlu Sugiono Tekankan Pentingnya Finalisasi Perjanjian IC-CEPA dengan Chili
Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi, menekankan pentingnya penyelesaian negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chili (IC-CEPA) untuk meningkatkan kerja sama ekonomi bilateral.

Menteri Luar Negeri Indonesia, Retno Marsudi, pada Selasa lalu, menekankan pentingnya penyelesaian negosiasi Perjanjian Kemitraan Ekonomi Komprehensif Indonesia-Chili (IC-CEPA) dalam pertemuan dengan Duta Besar Chili untuk Indonesia, Mario Ignacio Artaza. Pertemuan tersebut menghasilkan kesepakatan untuk memperkuat kerja sama ekonomi dan perdagangan kedua negara, serta kerja sama di bidang lainnya.
Kedua belah pihak memandang penyelesaian IC-CEPA sangat penting bagi peningkatan kerja sama ekonomi, khususnya dalam menarik investasi dan meningkatkan kerja sama antar pelaku bisnis. Hal ini disampaikan dalam pernyataan resmi Kementerian Luar Negeri. Tidak hanya itu, Menlu juga menyoroti perlunya pengembangan kerja sama hilirisasi mineral kritis di Indonesia untuk meningkatkan nilai tambah komoditas domestik.
Selain fokus pada ekonomi dan perdagangan, Menlu Retno Marsudi dan Duta Besar Artaza sepakat untuk memperkuat kerja sama bilateral di berbagai bidang lain. Kerja sama tersebut mencakup kerja sama antar kota kembar, pelatihan angkatan laut, dan peningkatan interaksi antar masyarakat kedua negara. Hal ini diharapkan dapat mempererat hubungan diplomatik dan meningkatkan saling pengertian antara Indonesia dan Chili.
Pentingnya IC-CEPA bagi Perekonomian Indonesia
Perjanjian IC-CEPA diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi perekonomian Indonesia. Penyelesaian negosiasi akan membuka peluang pasar yang lebih luas bagi produk-produk Indonesia di Chili. Sebaliknya, Indonesia juga akan mendapatkan akses yang lebih mudah terhadap produk-produk dari Chili. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah untuk mendorong pertumbuhan ekonomi nasional melalui peningkatan ekspor dan investasi.
Duta Besar Artaza menyambut baik gagasan untuk memperkuat kerja sama bilateral dan menyampaikan harapannya untuk kolaborasi strategis lebih lanjut di masa depan. Beliau juga menekankan posisi Indonesia sebagai mitra penting Chili di kawasan Asia. Dukungan Chili terhadap keanggotaan Indonesia di OECD dan CPTPP juga diutarakan dalam pertemuan tersebut.
Data pemerintah menunjukkan bahwa neraca perdagangan Indonesia-Chili pada tahun 2023 mencapai US$485,9 juta, dengan surplus untuk Indonesia sebesar US$139,2 juta. Nilai ekspor Indonesia ke Chili tercatat sebesar US$312,6 juta, sementara impor dari Chili mencapai US$173,4 juta.
Komoditas Ekspor Indonesia ke Chili
Beberapa komoditas utama yang diekspor Indonesia ke Chili meliputi mineral, tembaga, produk kimia, suku cadang otomotif, suku cadang elektronik, makanan, dan minyak sawit. Keragaman komoditas ekspor ini menunjukkan potensi besar bagi peningkatan nilai perdagangan bilateral di masa mendatang. Dengan tercapainya IC-CEPA, diharapkan ekspor Indonesia ke Chili akan semakin meningkat.
Peningkatan kerja sama ekonomi antara Indonesia dan Chili melalui IC-CEPA diharapkan dapat memberikan manfaat yang signifikan bagi kedua negara. Hal ini tidak hanya akan meningkatkan volume perdagangan, tetapi juga akan memperkuat hubungan bilateral secara keseluruhan. Kolaborasi di berbagai sektor, mulai dari hilirisasi mineral hingga kerja sama antar kota, akan semakin mempererat hubungan kedua negara.
Secara keseluruhan, pertemuan antara Menlu Retno Marsudi dan Duta Besar Artaza menunjukkan komitmen kuat kedua negara untuk meningkatkan kerja sama bilateral. Penyelesaian negosiasi IC-CEPA menjadi langkah penting dalam mencapai tujuan tersebut. Ke depan, kerja sama yang lebih intensif di berbagai bidang akan semakin memperkuat hubungan Indonesia-Chili.