Efisiensi Anggaran Pemerintah: Aktivitas Ibadah di Masjid Istiqlal Tetap Lancar
Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, memastikan efisiensi anggaran pemerintah tidak akan mengganggu aktivitas ibadah di masjid negara tersebut, bahkan sebaliknya, Masjid Istiqlal justru berkontribusi pada pemberdayakan ekonomi masyarakat.

Jakarta, 28 Februari 2024 - Imam Besar Masjid Istiqlal, Nasaruddin Umar, memberikan kepastian bahwa kebijakan efisiensi anggaran pemerintah tidak akan berdampak negatif terhadap aktivitas dan pelayanan ibadah di Masjid Istiqlal. Pernyataan ini disampaikan langsung oleh beliau di Masjid Istiqlal, Jakarta, Jumat lalu, menjawab pertanyaan wartawan terkait kekhawatiran akan pemotongan anggaran.
Nasaruddin Umar menegaskan bahwa Masjid Istiqlal, sebagai masjid negara, tidak hanya mampu bertahan di tengah efisiensi anggaran, tetapi juga berperan aktif dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Beliau menekankan kontribusi positif Masjid Istiqlal terhadap perekonomian masyarakat Indonesia.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa berbagai program sosial yang dijalankan Masjid Istiqlal justru memberikan nilai tambah bagi masyarakat. Hal ini menunjukkan bahwa efisiensi anggaran pemerintah tidak menghalangi peran Masjid Istiqlal dalam melayani umat.
Masjid Istiqlal: Pilar Pemberdayaan Ekonomi Umat
Sebagai contoh nyata, Nasaruddin Umar menunjuk pada berbagai kegiatan sosial yang telah dilaksanakan Masjid Istiqlal, seperti program vaksinasi COVID-19 selama pandemi. Selain itu, penggalangan dana untuk masyarakat tanpa memandang latar belakang agama juga menjadi bukti nyata komitmen Masjid Istiqlal dalam membantu sesama.
"Itu suatu hal yang menjadi kejutan. Jadi, menggunakan bahasa agama untuk menggalang partisipasi masyarakat itu luar biasa," ujar Nasaruddin Umar.
Berbagai kegiatan sosial ekonomi lainnya juga telah dijalankan Masjid Istiqlal, menunjukkan kontribusi nyata dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Hal ini sekaligus membuktikan bahwa efisiensi anggaran pemerintah tidak menghambat peran Masjid Istiqlal dalam memberdayakan umat.
Lebih jauh, beliau mengajak seluruh masyarakat untuk menjadikan masjid dan rumah ibadah sebagai lembaga kepercayaan yang aktif dalam memberdayakan masyarakat. Hal ini dinilai penting untuk menciptakan dampak positif yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia.
Potensi Rumah Ibadah dalam Penanggulangan Kemiskinan
Nasaruddin Umar optimistis bahwa dengan pemberdayaan rumah ibadah, Indonesia dapat mengurangi angka kemiskinan ekstrem. Berbagai mekanisme keagamaan seperti zakat, infak, sedekah, dan wakaf, dapat dioptimalkan untuk mencapai tujuan tersebut.
Beliau melihat potensi besar yang dimiliki rumah ibadah dalam memberdayakan umat, jika dikelola dengan baik dan terarah. Dengan demikian, peran masyarakat dalam penanggulangan kemiskinan dapat semakin signifikan.
"Jadi, kemiskinan tidak hanya lagi diurus oleh negara, tapi juga oleh masyarakat juga. Jadi di atas ada negara, di bawah ada masyarakat, civil society yang memberantas kemiskinan ini. Nah mudah-mudahan masjid ini bisa berbicara lebih banyak lagi di masa akan datang," tutur Nasaruddin Umar.
Pengembangan peran rumah ibadah dalam pemberdayaan umat, menurut Nasaruddin Umar, memiliki potensi manfaat yang sangat besar jika diterapkan di berbagai wilayah di Indonesia. Hal ini akan menciptakan sinergi positif antara pemerintah dan masyarakat dalam upaya meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dengan demikian, efisiensi anggaran pemerintah tidak akan menghalangi peran Masjid Istiqlal dalam menjalankan aktivitas ibadah dan pelayanan kepada masyarakat. Justru sebaliknya, Masjid Istiqlal akan terus berkontribusi aktif dalam memberdayakan masyarakat dan meningkatkan kesejahteraan ekonomi umat.