Efisiensi Anggaran Tak Halangi Pariwisata Cirebon, Justru Buka Peluang Baru
Disbudpar Kota Cirebon optimistis efisiensi anggaran justru akan mendorong inovasi dan mendatangkan 2,6 juta wisatawan pada 2025 lewat strategi kreatif dan pengembangan MICE.

Kota Cirebon, Jawa Barat, tengah bersiap menghadapi kebijakan efisiensi anggaran berdasarkan Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025. Namun, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon justru melihat peluang baru bagi sektor pariwisata dan perhotelan. Kepala Disbudpar, Agus Sukmanjaya, menyatakan bahwa penyesuaian anggaran tidak akan menghalangi pertumbuhan sektor wisata, melainkan menjadi momentum untuk berinovasi.
Bagaimana caranya? Dengan strategi inovatif dan berkelanjutan, Disbudpar Kota Cirebon akan memperkuat daya tarik wisata lokal. Langkah ini meliputi optimalisasi ruang publik dan promosi wisata yang lebih kreatif untuk menarik wisatawan domestik maupun mancanegara. Inilah jawaban atas pertanyaan bagaimana Kota Cirebon akan menghadapi tantangan efisiensi anggaran.
Pertanyaan mengapa kebijakan efisiensi ini justru dilihat sebagai peluang? Agus Sukmanjaya menjelaskan bahwa efisiensi anggaran bertujuan untuk memperkuat ekonomi secara keseluruhan. Oleh karena itu, adaptasi dengan strategi baru menjadi kunci. Dengan fokus pada inovasi dan diversifikasi sumber pendapatan, sektor pariwisata diharapkan tetap tumbuh pesat.
Strategi Inovatif Pariwisata Cirebon di Tengah Efisiensi Anggaran
Disbudpar Kota Cirebon memiliki beberapa strategi untuk menghadapi tantangan efisiensi anggaran. Salah satunya adalah dengan memperbanyak destinasi wisata baru dan menggelar lebih banyak ajang berskala provinsi hingga nasional. Hal ini diharapkan dapat menarik lebih banyak wisatawan dan meningkatkan pendapatan daerah.
Selain itu, peningkatan agenda meeting, incentive, convention, and exhibition (MICE) menjadi fokus utama. Disbudpar akan menyasar sektor swasta untuk mendorong peningkatan okupansi hotel. Agus Sukmanjaya optimistis, "Kami yakin sektor pariwisata Kota Cirebon akan terus tumbuh dengan berbagai strategi baru yang tengah kami rancang. Dengan meningkatnya jumlah wisatawan dan aktivitas MICE, okupansi hotel juga akan kembali naik."
Kemitraan dengan pelaku usaha dan komunitas lokal juga akan dioptimalkan untuk menciptakan pengalaman wisata yang lebih menarik dan beragam. Dengan kolaborasi ini, diharapkan dapat meningkatkan daya saing pariwisata Cirebon.
Target Kunjungan Wisatawan dan Optimisme Disbudpar
Disbudpar Kota Cirebon menargetkan kunjungan wisatawan mencapai 2,6 juta orang pada tahun 2025. Target ini cukup ambisius, mengingat adanya kebijakan efisiensi anggaran. Namun, dengan strategi inovatif dan kolaborasi yang kuat, target tersebut diyakini dapat tercapai.
Agus Sukmanjaya menekankan pentingnya adaptasi dan inovasi dalam menghadapi perubahan kebijakan. Ia optimistis bahwa sektor pariwisata Kota Cirebon akan tetap berkembang dan menjadi destinasi unggulan, bahkan di tengah efisiensi anggaran. Dengan mengoptimalkan potensi lokal dan berkolaborasi dengan berbagai pihak, sektor pariwisata Cirebon diharapkan dapat memberikan kontribusi positif bagi perekonomian daerah.
Dengan berbagai strategi yang telah disusun, Disbudpar Kota Cirebon berharap dapat mencapai target kunjungan wisatawan dan meningkatkan okupansi hotel. Efisiensi anggaran bukan menjadi penghalang, melainkan sebagai pendorong inovasi dan kreativitas dalam pengembangan sektor pariwisata.
Langkah-langkah yang dilakukan Disbudpar Kota Cirebon menunjukkan komitmen yang kuat untuk mengembangkan sektor pariwisata daerah. Dengan strategi yang tepat dan kolaborasi yang baik, sektor pariwisata Cirebon diharapkan dapat terus tumbuh dan berkembang di masa mendatang.