Erosi Pantai Penajam Paser Utara: Ancaman dan Upaya Penanganan
Erosi pantai di Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, khususnya di Kelurahan Tanjung Tengah, semakin parah dan mengancam daratan, mendorong pemerintah setempat untuk melakukan upaya penanganan bertahap.
![Erosi Pantai Penajam Paser Utara: Ancaman dan Upaya Penanganan](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/08/120028.708-erosi-pantai-penajam-paser-utara-ancaman-dan-upaya-penanganan-1.jpg)
Erosi pantai di Kabupaten Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur, menjadi ancaman serius. Salah satu wilayah yang paling terdampak adalah Kelurahan Tanjung Tengah, Kecamatan Penajam. Abrasi yang terjadi sejak 2016 telah mengikis daratan hingga sekitar 80 meter dari bibir pantai, menurut Ketua RT 07 Kelurahan Tanjung Tengah, Ariyana Nur.
Ancaman Abrasi di Pesisir Penajam Paser Utara
Dari total garis pantai Kabupaten Penajam Paser Utara sepanjang 272 kilometer, ancaman erosi tidak hanya terjadi di Tanjung Tengah. Kelurahan Kampung Baru, Sungai Parit, Nipah-Nipah, serta Desa Sesulu, Api-Api, dan Babulu Laut juga mengalami abrasi yang signifikan. Gelombang besar yang menerjang pesisir setiap tahunnya menjadi penyebab utama kerusakan ini. Ariyana Nur menggambarkan situasi di RT 07 sebagai "cukup parah", dengan air laut pasang yang semakin tinggi dan gelombang besar yang mengikis pohon-pohon di tepi pantai.
Dampaknya pun meluas. Bahkan RT 03 dan RT 05, yang terletak di area yang lebih tinggi, sering mengalami banjir rob dan tergenang akibat air laut pasang. Upaya penahan abrasi sebelumnya, seperti penanaman pohon kelapa, terbukti tidak efektif dalam jangka panjang.
Upaya Penanganan Abrasi oleh Pemerintah
Pemerintah Kabupaten Penajam Paser Utara menyadari urgensi masalah ini dan telah mengalokasikan dana Rp4,1 miliar dari Anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) tahun ini untuk menangani abrasi di Kelurahan Tanjung Tengah. Sekretaris Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Penajam Paser Utara, Ali Musthofa, menjelaskan bahwa penanganan dilakukan secara bertahap.
Salah satu langkah konkret adalah pembangunan pemecah ombak sepanjang satu kilometer di wilayah RT 07, dari Pantai Corong hingga Muara Tunan. Proyek ini akan dilanjutkan hingga perbatasan Kelurahan Saloloang sepanjang tiga kilometer, menggunakan material buis beton. Lurah Tanjung Tengah, Asis Wibowo, menambahkan bahwa setelah pembangunan pemecah ombak selesai, pemerintah kelurahan berencana menanam 5.000 bibit bakau (mangrove) untuk mitigasi dan pemulihan lingkungan.
Langkah-Langkah Mitigasi Jangka Panjang
Meskipun upaya pemerintah patut diapresiasi, penanganan erosi pantai memerlukan strategi jangka panjang dan terintegrasi. Selain pembangunan infrastruktur seperti pemecah ombak, perlu dipertimbangkan pula pengelolaan lingkungan pesisir yang berkelanjutan. Pentingnya penanaman mangrove sebagai penahan abrasi alami perlu terus digalakkan dan dijaga kelestariannya. Pendekatan yang komprehensif, melibatkan masyarakat setempat dan lembaga terkait, sangat krusial untuk memastikan keberhasilan upaya mitigasi ini.
Monitoring dan evaluasi berkala terhadap kondisi pantai juga sangat penting untuk mengantisipasi dan merespon perubahan yang terjadi. Kerjasama antar instansi pemerintah, lembaga swadaya masyarakat, dan masyarakat setempat sangat dibutuhkan untuk memastikan keberlanjutan program ini dan mencegah terjadinya kerusakan yang lebih parah di masa mendatang. Dengan demikian, ancaman erosi pantai dapat diminimalisir dan kelestarian lingkungan pesisir Penajam Paser Utara dapat terjaga.