Pemkot Mataram Bangun Tanggul Darurat Rp600 Juta untuk Cegah Abrasi Pantai
Pemerintah Kota Mataram membangun tanggul sementara sepanjang 450 meter di tiga lokasi pesisir untuk mengatasi abrasi pantai dengan anggaran Rp600 juta guna melindungi permukiman nelayan dari bahaya abrasi dan banjir rob.
![Pemkot Mataram Bangun Tanggul Darurat Rp600 Juta untuk Cegah Abrasi Pantai](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/06/230307.456-pemkot-mataram-bangun-tanggul-darurat-rp600-juta-untuk-cegah-abrasi-pantai-1.jpeg)
Mataram, NTB - Menghadapi ancaman abrasi pantai yang semakin mengkhawatirkan, Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB) bergerak cepat. Pemkot mengalokasikan dana sebesar Rp600 juta untuk membangun tanggul sementara guna mengatasi abrasi akibat gelombang pasang selama cuaca ekstrem. Proyek ini menjadi fokus utama mengingat dampak abrasi yang signifikan terhadap permukiman warga pesisir.
Upaya Penanganan Abrasi di Tiga Lokasi Pesisir
Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan bahwa anggaran tersebut diperuntukkan bagi pembangunan tanggul sementara sepanjang kurang lebih 450 meter di tiga titik rawan abrasi. Lokasi-lokasi tersebut meliputi pesisir Pantai Pondok Perasi, Pantai Bom Ampenan, dan Pantai Mapak. Ketiga lokasi ini dipilih karena merupakan titik rawan abrasi dan menjadi tempat tinggal para nelayan.
Pembangunan tanggul di setiap lokasi akan menelan biaya sekitar Rp200 juta. Dengan anggaran tersebut, diharapkan pembangunan tanggul sepanjang 140-150 meter dapat terlaksana di setiap titik. Material utama yang digunakan adalah batu bolder yang disusun secara berjajar, menjorok ke arah pantai sekitar 3-4 meter. Metode ini dipilih agar tidak menghalangi aktivitas nelayan dalam menurunkan perahu.
Strategi Pemasangan Batu Bolder
Lale Widiahning menambahkan bahwa selain menggunakan batu bolder, Pemkot Mataram juga mendapat bantuan geobag dari Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I Provinsi NTB. Batu bolder berfungsi sebagai pelindung geobag yang sebelumnya telah dipasang oleh warga untuk mencegah banjir rob. Pemasangan batu bolder dilakukan dengan cara diletakkan berjajar, bukan disusun tinggi seperti tanggul konvensional.
Sistem pemasangan ini dipilih agar tetap memungkinkan nelayan untuk menurunkan perahu dengan mudah. Batu bolder yang digunakan merupakan batu alam dengan berat hingga satu kubik per batu. Satu dam batu bolder hanya berisi 2-3 batu. Metode ini terbukti efektif dan hampir sama dengan riprap dalam mencegah abrasi.
Solusi Jangka Pendek dan Perencanaan Jangka Panjang
Pemilihan tiga lokasi tersebut didasarkan pada urgensi penanganan abrasi dan ancaman banjir rob yang berpotensi membahayakan keselamatan warga. Langkah ini merupakan solusi jangka pendek. Untuk solusi jangka panjang, Pemkot Mataram telah berkoordinasi dengan BWS untuk menyiapkan konsep pengamanan abrasi tiga lapis. Konsep tersebut meliputi pembangunan tanggul, riprap, dan pemecah gelombang. Pemkot berharap rencana jangka panjang ini dapat segera direalisasikan untuk memberikan perlindungan yang lebih permanen bagi wilayah pesisir.
"Pemasangan batu bolder untuk antisipasi abrasi selama ini cukup efektif dan hampir sama dengan riprap," kata Lale Widiahning. "Semoga ikhtiar yang kami lakukan bisa segera direalisasikan," tambahnya, menekankan pentingnya kolaborasi untuk mengatasi masalah abrasi pantai di Kota Mataram.
Kesimpulan
Pembangunan tanggul sementara di Mataram merupakan langkah penting dalam melindungi warga pesisir dari ancaman abrasi dan banjir rob. Meskipun merupakan solusi jangka pendek, upaya ini menunjukkan komitmen Pemkot Mataram dalam menjaga keselamatan warganya. Kerja sama dengan BWS untuk rencana jangka panjang diharapkan dapat memberikan solusi yang lebih berkelanjutan dan menyeluruh.