BWS Nusa Tenggara I Bantu Tangani Abrasi Pantai Mataram
Balai Wilayah Sungai Nusa Tenggara I membantu Pemerintah Kota Mataram mengatasi abrasi pantai sepanjang 4 kilometer di wilayah Bintaro hingga Mapak dengan solusi sementara berupa geobag dan rencana jangka panjang berupa pembangunan riprap dan pemecah gelo
![BWS Nusa Tenggara I Bantu Tangani Abrasi Pantai Mataram](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/000223.008-bws-nusa-tenggara-i-bantu-tangani-abrasi-pantai-mataram-1.jpeg)
Abrasi pantai di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), mendapat perhatian serius. Balai Wilayah Sungai (BWS) Nusa Tenggara I turun tangan membantu Pemerintah Kota Mataram menangani masalah ini, khususnya di sepanjang 4 kilometer pesisir dari wilayah Bintaro hingga Mapak. Upaya ini diprioritaskan karena wilayah tersebut merupakan permukiman warga yang rawan bencana abrasi dan banjir rob.
Kepala Bidang Keterpaduan Pembangunan Infrastruktur Sumber Daya Air BWS Nusa Tenggara I, Lukman, menjelaskan bahwa penanganan abrasi pantai ini dilakukan dalam dua tahap. Tahap pertama adalah solusi sementara untuk menanggulangi abrasi yang sudah terjadi. Pemasangan geobag sebagai tanggul darurat menjadi langkah prioritas. Geobag dipilih karena relatif cepat dipasang dan dapat memberikan perlindungan sementara bagi permukiman warga.
Meskipun ketahanan geobag terhadap abrasi bergantung pada ketinggian dan kondisi gelombang, Lukman menekankan bahwa ini merupakan solusi tanggap darurat yang efektif. Saat ini, alat berat masih dikerahkan untuk membantu pemasangan batu bolder sebagai pelindung tambahan geobag, memperkuat struktur tanggul sementara ini.
Untuk jangka panjang, BWS Nusa Tenggara I telah mengajukan proposal anggaran sebesar Rp200 miliar lebih ke Kementerian PUPR. Anggaran ini ditujukan untuk pembangunan struktur pemecah gelombang permanen berupa riprap yang lebih efektif dan tahan lama dalam mencegah abrasi. Riprap ini direncanakan akan dipasang di sepanjang wilayah pesisir yang terdampak abrasi.
Meskipun usulan anggaran sudah diajukan, Lukman belum dapat memastikan kapan realisasi proyek ini akan dimulai. "Jujur kami belum bisa jawab kapan realisasinya, yang penting kita sudah usulkan sesuai kebutuhan di lapangan," ujarnya. Ketidakpastian ini diakui dan menjadi tantangan tersendiri dalam upaya penanganan abrasi pantai Mataram secara menyeluruh.
Kerja sama antara BWS Nusa Tenggara I dan Pemerintah Kota Mataram dalam menangani abrasi pantai ini diharapkan dapat memberikan solusi yang berkelanjutan. Solusi jangka pendek berupa pemasangan geobag diharapkan mampu mengurangi dampak abrasi secara signifikan, sementara solusi jangka panjang berupa pembangunan riprap diharapkan dapat memberikan perlindungan permanen bagi wilayah pesisir Mataram.
Penanganan abrasi pantai ini menjadi penting mengingat dampak abrasi yang semakin meningkat dan mengancam permukiman warga. Dengan kolaborasi yang baik antara berbagai pihak, diharapkan permasalahan abrasi pantai di Mataram dapat teratasi secara optimal dan berkelanjutan.