Pemkot Mataram Selesaikan Tanggul Darurat Cegah Abrasi Pantai
Pemerintah Kota Mataram telah menyelesaikan pembangunan tanggul sementara di dua titik pantai untuk mencegah abrasi dan banjir rob yang mengancam ratusan kepala keluarga nelayan, dengan satu titik lagi sedang dipersiapkan.

Mataram, NTB - Pemerintah Kota (Pemkot) Mataram berhasil menyelesaikan pembangunan tanggul darurat di dua lokasi pesisir pantai untuk menanggulangi abrasi pantai. Langkah cepat ini dilakukan sebagai respon terhadap cuaca ekstrem dan gelombang pasang yang kerap melanda wilayah tersebut. Kawasan Pantai Pondok Perasi dan Mapak kini telah terlindungi oleh tanggul sementara sepanjang 140-150 meter di masing-masing lokasi.
Prioritas Perlindungan Nelayan
Pemilihan Pantai Pondok Perasi dan Mapak sebagai prioritas pembangunan tanggul didasarkan pada pertimbangan pentingnya melindungi permukiman penduduk, terutama para nelayan yang tinggal di sana. Kawasan ini sangat rentan terhadap dampak abrasi dan gelombang pasang yang mengakibatkan banjir rob. Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kota Mataram, Lale Widiahning, menjelaskan bahwa langkah cepat ini penting untuk melindungi mata pencaharian dan keselamatan warga.
Konstruksi Tanggul dan Material
Tanggul sementara ini dibangun dengan sistem dua lapis. Lapisan pertama menggunakan geobag berisi pasir, masing-masing geobag mencapai berat 150 kilogram. Lapisan kedua menggunakan batu boulder yang diletakkan berjajar, menjorok ke laut sekitar 3-4 meter. Metode ini dipilih agar tidak menghalangi aktivitas nelayan dalam menurunkan perahu mereka. "Kalau batu boulder disusun tinggi, nelayan tidak bisa, kesulitan menurunkan perahu," jelas Lale Widiahning.
Batu boulder yang digunakan merupakan batu alam dengan berat hingga satu kubik per batu. Sistem ini terbukti efektif dalam menahan gelombang dan mencegah abrasi, hampir sama efektifnya dengan metode riprap. Proses pembangunan tanggul darurat ini relatif cepat karena mendapat dukungan penuh dari berbagai pihak, termasuk Balai Wilayah Sungai (BSW) yang menyediakan alat berat dan Pertamina yang membantu menyediakan BBM.
Penanganan di Pantai Bom Ampenan
Satu titik lagi yang akan dibangun tanggul darurat adalah Pantai Bom Ampenan. Proyek ini telah dianggarkan sebesar Rp200 juta dan saat ini sedang dalam tahap persiapan administrasi dan pengurusan dokumen. Lale Widiahning memastikan tidak ada kendala teknis, hanya saja proses administrasi membutuhkan waktu agar anggaran dapat digunakan secara optimal dan sesuai prosedur.
Anggaran dan Dukungan
Pembangunan tanggul sementara di tiga lokasi ini menelan biaya sekitar Rp600 juta, dengan anggaran Rp200 juta per lokasi. Dukungan dari berbagai pihak sangat membantu percepatan pembangunan dan optimalisasi anggaran. Bantuan alat berat dari BSW dan pasokan BBM dari Pertamina terbukti sangat signifikan dalam efisiensi proyek.
Dampak Banjir Rob
Sebelum pembangunan tanggul, ratusan kepala keluarga di kawasan pesisir pantai terdampak langsung oleh banjir rob saat gelombang pasang. Pembangunan tanggul darurat ini diharapkan mampu meminimalisir dampak tersebut dan memberikan rasa aman bagi warga sekitar.
Kesimpulan
Pembangunan tanggul sementara di Pantai Pondok Perasi dan Mapak telah selesai dan memberikan perlindungan awal bagi warga dari ancaman abrasi dan banjir rob. Proyek di Pantai Bom Ampenan juga akan segera dimulai. Langkah Pemkot Mataram ini menunjukkan komitmen yang kuat dalam melindungi warga pesisir dan infrastruktur penting di wilayahnya.