Fakta Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki: Lontarkan Abu 800 Meter, Status Awas Tetap Berlaku
Gunung Lewotobi Laki-laki di Flotim kembali erupsi, lontarkan abu setinggi 800 meter. Simak status terkini dan imbauan penting bagi warga sekitar pasca erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki.

Erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki kembali terjadi di wilayah Flores Timur, Nusa Tenggara Timur. Peristiwa ini terekam oleh Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pada Sabtu malam.
Kolom abu vulkanik teramati membumbung tinggi mencapai kurang lebih 800 meter di atas puncak. Ketinggian ini setara dengan 2.384 meter di atas permukaan laut.
Petugas Pos Pemantau Gunung Lewotobi Laki-laki, Emanuel Rofinus Bere, melaporkan bahwa erupsi berlangsung pada pukul 19.36 WITA. Kolom abu terlihat berwarna kelabu dengan intensitas sedang, condong ke arah barat daya.
Status dan Rekomendasi Terkini
Saat ini status Gunung Lewotobi Laki-laki masih berada pada Level IV atau Awas. Kondisi ini menuntut kewaspadaan tinggi dari seluruh pihak terkait.
Pihak berwenang mengeluarkan rekomendasi penting bagi masyarakat sekitar. Warga diimbau untuk tidak melakukan aktivitas apapun dalam radius enam kilometer dari pusat erupsi.
Selain itu, area sektoral barat daya hingga timur laut sejauh tujuh kilometer juga dinyatakan sebagai zona terlarang. Masyarakat diminta tetap tenang dan mengikuti arahan pemerintah daerah.
Penting untuk tidak mempercayai isu-isu yang tidak jelas sumbernya demi menjaga ketertiban. Informasi resmi akan selalu disampaikan melalui saluran yang valid.
Potensi Bahaya dan Pencegahan
Masyarakat di sekitar Gunung Lewotobi Laki-laki diminta mewaspadai potensi banjir lahar hujan. Ancaman ini muncul terutama jika terjadi hujan dengan intensitas tinggi di sekitar puncak gunung.
Beberapa desa yang berpotensi terdampak meliputi Desa Dulipali, Padang Pasir, Nobo, dan Nurabelen. Desa Klatanlo, Hokeng Jaya, Boru, serta Nawakote juga termasuk dalam daftar wilayah yang perlu siaga.
Warga yang terdampak hujan abu dari erupsi Gunung Lewotobi Laki-laki dianjurkan memakai masker. Penggunaan penutup hidung dan mulut ini bertujuan menghindari bahaya abu vulkanik pada sistem pernapasan.