Fakta Menarik: Kredit Bank Tumbuh 7,77 Persen, OJK Ungkap Stabilitas Sektor Keuangan
OJK mengumumkan pertumbuhan kredit bank sebesar 7,77% pada Juni 2025, menandakan stabilitas sektor keuangan di tengah tantangan global.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) melaporkan kinerja intermediasi perbankan di Indonesia tetap stabil hingga Juni 2025. Data terbaru menunjukkan pertumbuhan signifikan pada sektor kredit bank. Kredit perbankan tercatat mencapai Rp8.059,79 triliun.
Angka ini merepresentasikan kenaikan sebesar 7,77 persen secara tahunan (yoy). Pertumbuhan ini menjadi indikator positif bagi stabilitas sistem keuangan nasional. Profil risiko perbankan juga terpantau terjaga dengan baik.
Ketua Dewan Komisioner OJK, Mahendra Siregar, menjelaskan bahwa pertumbuhan kredit ini didorong oleh beberapa faktor. Kredit investasi dan konsumsi menjadi pendorong utama. Kredit korporasi juga memberikan kontribusi yang signifikan.
Pertumbuhan Kredit Bank yang Solid
Pertumbuhan kredit bank pada Juni 2025 menunjukkan tren positif yang berkelanjutan. Mahendra Siregar merinci bahwa kredit investasi tumbuh sangat tinggi. Angkanya mencapai 12,53 persen yoy. Kredit konsumsi juga menunjukkan pertumbuhan yang sehat sebesar 8,49 persen yoy. Sementara itu, kredit modal kerja mencatat kenaikan 4,45 persen yoy.
Dari kategori debitur, kredit korporasi memberikan sumbangan besar pada pertumbuhan keseluruhan. Kredit ini meningkat sebesar 10,78 persen yoy. Namun, kredit UMKM menunjukkan pertumbuhan yang lebih moderat. Kredit UMKM tercatat tumbuh sebesar 2,18 persen yoy. Data ini mengindikasikan fokus pertumbuhan yang berbeda pada segmen usaha.
Kualitas Aset dan Likuiditas Perbankan Terjaga
Kualitas kredit perbankan tetap menjadi perhatian utama OJK, namun hasilnya memuaskan. Rasio kredit bermasalah (NPL) gross tercatat rendah. Angka NPL gross berada di level 2,22 persen. Sementara itu, NPL net juga sangat terjaga pada 0,84 persen. Ini menunjukkan kemampuan bank dalam mengelola risiko kredit.
Rasio Loan at Risk (LaR) juga relatif stabil. LaR tercatat sebesar 9,73 persen. Di sisi lain, dana pihak ketiga (DPK) perbankan menunjukkan pertumbuhan yang kuat. DPK perbankan mencapai Rp9.329 triliun, tumbuh 6,96 persen yoy. Pertumbuhan ini didorong oleh giro, tabungan, dan deposito.
Ketahanan permodalan perbankan juga sangat kuat. Rasio Kewajiban Penyediaan Modal Minimum (CAR) pada Juni 2025 berada di level tinggi. CAR tercatat sebesar 25,79 persen. Likuiditas perbankan juga memadai. Rasio Alat Likuid/Non-Core Deposit (AL/NCD) dan Alat Likuid/DPK (AL/DPK) jauh di atas ambang batas.
Stabilitas Sektor Keuangan di Tengah Tantangan Global
Secara keseluruhan, stabilitas sektor jasa keuangan (SJK) nasional tetap terjaga. Hal ini terjadi di tengah tingginya ketidakpastian geopolitik dan tensi perdagangan global. Kondisi ini didukung oleh permodalan yang kuat dan likuiditas yang memadai. Profil risiko yang terkelola dengan baik juga menjadi faktor penentu.
Di pasar modal, kinerja pasar saham domestik menunjukkan penguatan. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 6,41 persen qtq pada 30 Juni 2025. IHSG mencapai level 6.927,68. Kapitalisasi pasar tercatat sebesar Rp12.178 triliun. Meskipun secara year-to-date melemah, kinerja triwulan menunjukkan pemulihan.
Sektor perasuransian, penjaminan, dan dana pensiun (PPDP) juga mencatat pertumbuhan aset. Aset industri asuransi per Juni 2025 mencapai Rp1.163,11 triliun. Angka ini tumbuh 3,27 persen yoy. Di sektor Lembaga Pembiayaan, Perusahaan Modal Ventura, Lembaga Keuangan Mikro dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya (PVML), piutang pembiayaan tumbuh 1,96 persen yoy menjadi Rp501,83 triliun. Sektor ITSK juga mencatat 1.153 aset kripto yang dapat diperdagangkan.