Fakta Menarik: Program Oplah OKI Tingkatkan Indeks Pertanaman dari IP 100 ke IP 300, Petani Makin Sejahtera!
Pemerintah Kabupaten OKI sukses tingkatkan indeks pertanaman melalui Program Oplah OKI, mengubah lahan dari panen sekali setahun menjadi tiga kali. Bagaimana dampaknya?

Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Sumatera Selatan, berhasil mencatat peningkatan signifikan dalam indeks pertanaman (IP) lahan sawah. Keberhasilan ini dicapai melalui implementasi Program Optimalisasi Lahan Sawah (Oplah) dan Brigade Pangan. Inisiatif strategis ini bertujuan untuk mengoptimalkan potensi pertanian di wilayah tersebut.
Sebelumnya, sebagian besar lahan sawah di OKI hanya mampu menanam padi sekali setahun atau IP 100. Kini, berkat Program Oplah, banyak wilayah telah mencapai IP 200 hingga 300, memungkinkan panen dua hingga tiga kali setahun. Peningkatan ini berdampak langsung pada peningkatan pendapatan serta perbaikan taraf hidup para petani.
Data Dinas Ketahanan Pangan, Tanaman Pangan dan Holtikultura OKI menunjukkan luas tanam padi mencapai 75.179 hektare pada Januari-Juli 2024. Angka ini naik signifikan dari 65.095 hektare pada periode yang sama tahun sebelumnya, didukung pemanfaatan teknologi pertanian modern dan bantuan alat mesin pertanian.
Peningkatan Signifikan Indeks Pertanaman (IP)
Bupati OKI, Muchendi Mahzareki, mengungkapkan bahwa Program Oplah telah membawa perubahan fundamental pada sektor pertanian daerah. Indeks pertanaman yang sebelumnya hanya 100, kini berhasil ditingkatkan secara drastis di sebagian besar wilayah. Petani kini dapat menanam padi hingga tiga kali dalam setahun, sebuah pencapaian yang luar biasa.
Peningkatan ini bukan sekadar angka, melainkan cerminan dari peningkatan produktivitas yang nyata. Luas tanam padi di Kabupaten OKI pada periode Januari hingga Juli 2024 mencapai 75.179 hektare. Angka ini menunjukkan peningkatan yang substansial dibandingkan dengan 65.095 hektare pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Keberhasilan ini secara langsung berkorelasi dengan peningkatan pendapatan petani dan perbaikan taraf hidup masyarakat secara keseluruhan. Dengan panen yang lebih sering dan produksi yang lebih tinggi, kesejahteraan ekonomi petani di OKI semakin terjamin. Program Oplah terbukti efektif dalam mencapai tujuan ini.
Dukungan Teknologi Pertanian dan Target Ekspansi
Keberhasilan Program Oplah juga didukung oleh komitmen pemerintah dalam menyediakan teknologi pertanian modern. Pada tahun 2025, Kabupaten OKI akan menerima sebanyak 568 unit alat dan mesin pertanian (alsintan) dari Kementerian Pertanian. Bantuan ini mencakup berbagai jenis peralatan esensial.
- 150 traktor roda 4
- 469 traktor roda 2
- 125 Rice Transplanter
- 255 Rotapator
- 395 Pompa Air 4 Inchi
- 88 Pompa Air 6 Inchi
- 135 Hansprayer
Bupati Muchendi menekankan pentingnya merawat alsintan tersebut agar tidak hanya menjadi pajangan. Ia mendorong petani untuk mengubah pola pikir dan mengelola bantuan ini dengan baik. Target perluasan cakupan Program Oplah dan cetak sawah di OKI pada tahun 2025 mencapai 46.762 hektare, menunjukkan ambisi besar pemerintah. Pemerintah juga berjanji untuk terus membantu petani, meningkatkan kapasitas, serta memperbaiki infrastruktur pendukung pertanian.
Inisiatif Petani dan Dukungan Pemerintah
Selain dukungan program pemerintah, inisiatif mandiri dari masyarakat juga turut berperan penting dalam menjaga ketahanan pangan. Bupati OKI mengapresiasi langkah warga yang berani mengalihkan fungsi lahan karet menjadi lahan persawahan. Tindakan ini menunjukkan kesadaran tinggi petani terhadap potensi pertanian.
Contoh nyata terlihat di Kecamatan Lempuing dan Lempuing Jaya, serta beberapa kecamatan lain. Di sana, sebagian masyarakat rela menumbangkan pohon karet yang masih produktif untuk dijadikan lahan sawah. Keputusan ini diambil demi mendukung peningkatan produksi padi dan ketahanan pangan lokal.
Muchendi menyatakan bahwa tindakan masyarakat tersebut perlu mendapat dukungan penuh dari pemerintah. Lahan-lahan yang dialihfungsikan kembali menjadi sawah tersebut pada dasarnya merupakan lahan sawah potensial. Dukungan ini akan memastikan keberlanjutan dan keberhasilan upaya kolektif dalam mencapai swasembada pangan.