Fakta Mengejutkan: 100 Hektare Lahan di Bukit Teletubies Terbakar, Dishut Sumbar Selidiki Penyebab Kebakaran Lahan Pasaman
Dinas Kehutanan Sumbar tengah menyelidiki penyebab kebakaran lahan seluas 100 hektare di Bukit Teletubies, Pasaman, yang dipenuhi ilalang kering dan sulit dijangkau.

Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Sumatera Barat (Sumbar) saat ini tengah melakukan penyelidikan intensif terkait insiden kebakaran lahan seluas 100 hektare. Peristiwa ini terjadi di kawasan Bukit Teletubies, Nagari Lubuk Layang, Kabupaten Pasaman, pada Jumat (1/8) sekitar pukul 12.00 WIB.
Kepala Dishut Sumbar, Ferdinal Asmin, menyatakan bahwa penyebab pasti dari kebakaran lahan ini masih dalam tahap pendalaman. Kondisi medan yang sulit dijangkau menjadi salah satu tantangan utama bagi petugas di lapangan.
Insiden kebakaran ini dilaporkan kepada petugas setempat sekitar pukul 15.00 WIB. Lokasi yang berada di perbukitan dan didominasi tumbuhan ilalang kering mempercepat penyebaran api, sehingga menyulitkan upaya pemadaman.
Kronologi dan Tantangan Pemadaman Kebakaran
Kebakaran lahan di Bukit Teletubies, Pasaman, terjadi pada Jumat, 1 Agustus, sekitar tengah hari. Api mulai berkobar sekitar pukul 12.00 WIB, dan laporan mengenai kejadian ini baru diterima oleh petugas tiga jam kemudian.
Medan yang terjal dan sulit dijangkau menjadi penghalang utama bagi tim pemadam. Akses ke lokasi kebakaran sangat terbatas, menghambat mobilitas peralatan dan personel.
Selain itu, area yang terbakar didominasi oleh tumbuhan ilalang atau alang-alang (Imperata cylindrica) yang sangat kering. Kondisi ini membuat kobaran api merambat dengan sangat cepat, memperluas area terdampak dalam waktu singkat.
Petugas Dishut Sumbar bersama instansi terkait lainnya masih terus bersiaga di kawasan Bukit Teletubies. Kesiagaan ini bertujuan untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kebakaran susulan, mengingat kondisi lahan yang rentan.
Kondisi Lahan dan Dugaan Penyebab Kebakaran
Kawasan Bukit Teletubies di Nagari Lubuk Layang, Kecamatan Rao Selatan, Kabupaten Pasaman, dikenal sebagai daerah yang rentan terhadap kebakaran. Wilayah ini hampir setiap tahun mengalami insiden serupa, terutama saat musim kemarau panjang melanda.
Lahan seluas 100 hektare yang terbakar ini merupakan areal penggunaan lain (APL) yang dipenuhi ilalang kering. Observasi petugas di lapangan tidak menemukan adanya aktivitas masyarakat, seperti pembukaan lahan untuk pertanian, yang bisa menjadi pemicu.
Ferdinal Asmin menambahkan bahwa selama beberapa bulan terakhir, wilayah sekitar lokasi kebakaran tidak diguyur hujan. Kondisi kekeringan ekstrem ini menjadikan ilalang sangat mudah terbakar dan mempercepat penyebaran api.
Kepala Seksi Perlindungan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung (KSDAE) Pasaman Raya, Yuhan, juga mengonfirmasi bahwa lokasi kebakaran berada di luar kawasan hutan. Area ini memang dikenal sebagai lahan penggunaan lain yang didominasi oleh tumbuhan ilalang kering.
Upaya Mitigasi dan Antisipasi Kebakaran
Melihat pola kejadian kebakaran yang berulang di Bukit Teletubies, Dishut Sumbar menekankan pentingnya langkah mitigasi. Pencegahan menjadi kunci untuk menghindari kerugian lebih lanjut di masa mendatang.
Data dari Dishut Sumbar menunjukkan bahwa terdapat sekitar 1.000 hektare lahan area penggunaan lain di lokasi tersebut. Luasnya area yang rentan ini menuntut strategi pencegahan yang komprehensif dan berkelanjutan.
Langkah mitigasi yang efektif perlu melibatkan berbagai pihak, termasuk pemerintah daerah, masyarakat, dan instansi terkait. Edukasi mengenai bahaya kebakaran lahan dan praktik pengelolaan lahan yang aman sangat diperlukan.
Petugas di lapangan terus melakukan pemantauan dan patroli untuk mendeteksi dini potensi kebakaran. Kesiapsiagaan ini diharapkan dapat meminimalkan dampak dan mencegah terulangnya insiden kebakaran lahan di Pasaman.