Fakta Mengejutkan: Abu Vulkanik Lewotobi Capai 18 Ribu Meter, Penerbangan Bandara Komodo Dibatalkan!
Sejumlah rute Penerbangan Bandara Komodo Labuan Bajo dibatalkan akibat sebaran abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-Laki yang mencapai ketinggian fantastis. Simak dampaknya!

Aktivitas penerbangan di Bandara Komodo Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur (NTT), mengalami gangguan signifikan pada Jumat, 2 Agustus 2024. Sejumlah rute penerbangan terpaksa dibatalkan dan ditunda. Hal ini terjadi menyusul erupsi dahsyat Gunung Lewotobi Laki-Laki di Kabupaten Flores Timur.
Erupsi gunung api tersebut menghasilkan kolom abu vulkanik yang mencapai ketinggian luar biasa, yakni sekitar 18.000 meter di atas permukaan laut. Sebaran abu vulkanik ini bergerak ke arah barat dan barat laut. Kondisi ini secara langsung memengaruhi operasional bandara.
Kepala Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) Komodo Labuan Bajo, Ceppy Triono, mengonfirmasi pembatalan empat rute penerbangan. Selain itu, enam rute lainnya mengalami penundaan jadwal. Salah satu rute yang dibatalkan adalah penerbangan internasional dari Kuala Lumpur, Malaysia.
Dampak Langsung pada Operasional Penerbangan
Ceppy Triono menjelaskan bahwa empat rute penerbangan telah dibatalkan, termasuk satu rute internasional dari Kuala Lumpur ke Labuan Bajo. Tiga penerbangan domestik lainnya juga mengalami nasib serupa. Selain itu, enam rute penerbangan lain terpaksa mengalami penundaan jadwal keberangkatan.
Meskipun demikian, Bandara Komodo Labuan Bajo tetap beroperasi dan siaga penuh. Pihak bandara terus memantau pergerakan abu vulkanik yang diakibatkan letusan Gunung Lewotobi. "Bandara Komodo sejak semalam dalam keadaan standby dan memantau terus pergerakan abu vulkanik," ujar Ceppy Triono.
Hasil paper test di Bandara Komodo menunjukkan negatif terhadap paparan abu vulkanik. Ini berarti bandara masih dapat melayani beberapa rute penerbangan. Maskapai Batik Air, meskipun mengalami delay, dilaporkan masih tetap beroperasi.
Pergerakan Abu Vulkanik dan Imbauan Kewaspadaan
Kepala Stasiun Meteorologi Komodo, Maria Seran, mengungkapkan bahwa sebaran abu vulkanik telah memasuki ruang udara Labuan Bajo sejak pukul 11:00 WITA. Abu vulkanik Gunung Lewotobi Laki-laki ini bergerak ke arah barat hingga barat laut. Kondisi ini menyebabkan abu bertahan lebih lama di atmosfer.
Analisis meteorologis menunjukkan kecepatan angin di beberapa lapisan atas berkisar antara 5-20 knot. Ditambah dengan kelembaban udara yang rendah, partikel abu cenderung menyebar perlahan. Fenomena ini berbeda dengan erupsi pada bulan Juli lalu, di mana abu tidak bertahan selama ini.
Mengingat kondisi tersebut, Maria Seran mengimbau warga Kabupaten Manggarai Barat untuk tetap waspada. Masyarakat disarankan untuk menggunakan masker sebagai langkah antisipasi. "Kami mengimbau warga untuk tetap tenang, tidak perlu panik, tetapi waspada dengan menggunakan masker demi kesehatan," katanya.
Kronologi Erupsi Gunung Lewotobi Laki-Laki
Gunung Lewotobi Laki-laki tercatat mengalami dua kali erupsi signifikan dalam kurun waktu 1 hingga 2 Agustus 2024. Erupsi pertama terjadi pada 1 Agustus 2024 pukul 20:48 WITA. Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mencatat tinggi kolom abu mencapai 10.000 meter di atas permukaan laut.
Kolom abu pada erupsi pertama teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal. Arah condongnya ke barat dan barat laut, terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 47.3 mm. Durasi erupsi ini berlangsung sekitar tiga menit 40 detik.
Erupsi kedua yang lebih besar terjadi pada 2 Agustus 2024 pukul 01:05 WITA. Pada erupsi ini, tinggi kolom abu teramati mencapai 18.000 meter di atas permukaan laut. Ketinggian abu yang fantastis inilah yang menjadi penyebab utama gangguan pada Penerbangan Bandara Komodo. Kondisi ini menunjukkan potensi dampak serius dari aktivitas vulkanik terhadap sektor transportasi udara di wilayah tersebut.