Fakta Unik: Beruang Madu Serang Pekerja Sawit di Kotim, Diduga Terganggu Saat Tidur Siang
Dua pekerja sawit di Kotim diserang beruang madu. Diduga satwa ini terganggu saat tidur. Bagaimana kronologi lengkap dan langkah BKSDA?

Dua orang pekerja perkebunan kelapa sawit di Kecamatan Mentaya Hulu, Kabupaten Kotawaringin Timur (Kotim), Kalimantan Tengah, mengalami insiden serius. Mereka diserang oleh seekor beruang madu saat sedang beraktivitas di area kerja mereka.
Peristiwa nahas tersebut sebenarnya terjadi pada Rabu, 16 Juli, namun baru dilaporkan kepada Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Resort Sampit pada Jumat, 18 Juli. Korban adalah pemanen dan pemuat sawit yang sedang menjalankan tugas rutin mereka.
Serangan ini diduga dipicu oleh gangguan terhadap beruang madu yang sedang beristirahat atau bersarang di area tersebut. Egrek yang terjatuh mengenai satwa tersebut menjadi pemicu utama insiden ini, memicu respons dari BKSDA.
Kronologi Serangan Tak Terduga Beruang Madu
Insiden bermula ketika seorang pemanen sawit sedang melakukan pekerjaannya menggunakan egrek, alat pertanian dengan tongkat panjang dan pisau melengkung untuk memanen buah di ketinggian. Saat hendak beristirahat, egrek tersebut disandarkan pada pelepah pohon sawit.
Diduga karena hembusan angin, egrek itu terjatuh dan mengenai tumpukan daun di tanah. Tanpa disadari, di dalam tumpukan daun tersebut terdapat seekor beruang madu yang sedang bersembunyi atau tidur. Merasa terganggu, satwa liar itu keluar dan langsung menyerang pemanen yang berada di dekatnya.
Tak jauh dari lokasi, seorang pekerja lain yang bertugas memuat buah mendengar teriakan minta tolong. Ia segera mendatangi sumber suara dan melihat rekannya diserang beruang madu. Niatnya untuk menolong justru membuatnya ikut diserang oleh satwa tersebut.
Kedua korban, meskipun mengalami beberapa luka di lengan dan kaki akibat cakaran dan gigitan beruang, berhasil selamat dari serangan tersebut. Mereka dibantu oleh pekerja lain dan segera dibawa ke klinik perusahaan untuk mendapatkan penanganan medis. Kini, keduanya sedang beristirahat di mes masing-masing untuk pemulihan.
Dugaan Penyebab dan Respons BKSDA Terhadap Konflik Beruang Madu
Komandan BKSDA Resort Sampit, Muriansyah, menjelaskan bahwa beruang madu termasuk hewan nokturnal yang lebih aktif pada malam hari. Oleh karena itu, ia menduga bahwa beruang tersebut sedang beristirahat atau tidur saat egrek jatuh mengenainya, sehingga merasa terancam dan menyerang.
Muriansyah menambahkan bahwa tumpukan daun tempat beruang madu ditemukan bisa jadi merupakan sarang satwa tersebut, atau setidaknya tempat beristirahat sementara. Namun, hal ini masih perlu dipastikan melalui pengecekan langsung ke lokasi kejadian oleh tim BKSDA.
Menanggapi laporan ini, BKSDA Resort Sampit telah menyiapkan beberapa rencana tindak lanjut. Pertama, jika terbukti beruang madu tersebut masih berada di kawasan perkebunan, pihaknya akan memasang perangkat khusus untuk menangkapnya. Penangkapan ini bertujuan untuk merelokasi satwa agar tidak terjadi insiden serupa.
Kedua, jika tidak ditemukan lagi tanda-tanda keberadaan beruang madu di lokasi, BKSDA akan melakukan observasi lebih lanjut di area tersebut. Selain itu, mereka juga akan memasang spanduk imbauan agar seluruh pekerja dan masyarakat yang beraktivitas di sekitar lokasi kejadian lebih berhati-hati dan waspada terhadap potensi keberadaan satwa liar.