Fakta Unik: Kriminalitas Terendah, Pemprov Aceh Ajak PHRI Kolaborasi Kembangkan Pariwisata Aceh
Pemprov Aceh menggandeng PHRI untuk memajukan pariwisata Aceh, didukung potensi alam dan tingkat kriminalitas terendah. Bagaimana strategi kolaborasi ini akan menarik lebih banyak wisatawan?

Pemerintah Provinsi (Pemprov) Aceh secara resmi mengajak Badan Pimpinan Daerah (BPD) Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Aceh untuk berkolaborasi. Ajakan ini bertujuan mengembangkan sektor pariwisata di provinsi berjuluk Tanah Rencong tersebut. Inisiatif ini disampaikan pada penutupan Musyawarah Daerah BPD PHRI Aceh yang berlangsung di Banda Aceh.
Wakil Gubernur Aceh, Fadhlullah, menekankan pentingnya sinergi antara pemerintah dan pelaku industri pariwisata. Kolaborasi ini diharapkan dapat memaksimalkan potensi wisata Aceh yang sangat beragam dan belum sepenuhnya tergarap. Ini merupakan langkah strategis untuk memajukan sektor vital tersebut.
Melalui kerja sama ini, diharapkan kunjungan wisatawan ke Aceh akan terus meningkat secara signifikan. Peningkatan ini tidak hanya berdampak pada industri perhotelan dan restoran, tetapi juga secara luas akan mendorong pertumbuhan ekonomi lokal. Upaya bersama ini akan menciptakan ekosistem pariwisata yang lebih kuat.
Potensi Wisata dan Peningkatan Kunjungan di Aceh
Aceh memiliki kekayaan alam yang luar biasa, mulai dari garis pantai yang indah, keindahan bawah laut, hingga pegunungan yang menawarkan pemandangan menawan. Keberagaman ini menjadi modal utama dalam menarik minat wisatawan dari berbagai penjuru dunia. Potensi ini perlu terus digali dan dipromosikan secara optimal.
Selain keindahan alam, Aceh juga dikenal sebagai provinsi dengan tingkat kriminalitas terendah di Indonesia. Faktor keamanan yang tinggi ini menjadi nilai jual tambahan yang sangat penting bagi wisatawan. Kondisi yang aman dan nyaman tentu akan meningkatkan kepercayaan serta kenyamanan pengunjung.
Data terbaru dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Aceh menunjukkan tren positif dalam jumlah kunjungan wisatawan. Pada tahun 2024, tercatat 12,9 juta orang mengunjungi Aceh, meningkat tajam dibandingkan 8,9 juta wisatawan pada tahun sebelumnya. Angka ini menandakan keberhasilan promosi dan pengembangan wisata.
Optimisme terhadap sektor pariwisata terus berlanjut, dengan 7.315.394 wisatawan telah berkunjung hingga periode Januari-April 2025. Wakil Gubernur Fadhlullah optimistis bahwa angka ini akan terus bertumbuh hingga akhir tahun. Namun, optimisme ini harus diiringi dengan peningkatan kualitas layanan dan promosi yang berkelanjutan.
Peran Strategis PHRI dan Pengembangan Pariwisata Halal
Dalam konteks pengembangan pariwisata, BPD PHRI Aceh memiliki peran yang sangat strategis. Organisasi ini tidak hanya berfungsi sebagai wadah koordinasi bagi pelaku industri hotel dan restoran, tetapi juga merupakan mitra krusial bagi pemerintah. Mereka bersama-sama membangun ekosistem pariwisata yang kompetitif.
Fadhlullah menekankan bahwa kolaborasi ini bertujuan menciptakan pariwisata yang berkelanjutan dan memberikan manfaat nyata bagi masyarakat. Dengan sinergi yang kuat, diharapkan sektor perhotelan dan restoran di Aceh semakin maju. Ini pada akhirnya akan meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat.
Ketua Umum PHRI Pusat, Hariyadi BS Sukamdani, turut mengakui potensi pariwisata Aceh yang sangat baik. Namun, ia menyoroti bahwa banyak potensi tersebut yang belum tergarap secara maksimal. Oleh karena itu, upaya promosi bersama yang lebih intensif menjadi kunci untuk membuka potensi ini.
Hariyadi juga menyoroti keunggulan wisata halal sebagai salah satu nilai jual utama Aceh. Keragaman suku, seni budaya, dan keindahan alam yang menjanjikan, ditambah dengan konsep pariwisata halal, diharapkan mampu menarik lebih banyak minat wisatawan. Ini akan menjadikan Aceh destinasi yang unik dan menarik.