Fakta Unik P3DN: Strategi DKI Jakarta Hadapi Tarif Impor AS 19% untuk Produk Indonesia
Program P3DN DKI Jakarta menjadi benteng pertahanan ekonomi nasional, krusial hadapi tarif impor AS 19% demi kemandirian industri dan serapan tenaga kerja lokal.
Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menegaskan peran strategis Program Peningkatan Penggunaan Produk Dalam Negeri (P3DN). Program ini krusial menghadapi tarif impor 19 persen dari Amerika Serikat terhadap produk Indonesia. Hal ini menjadi perhatian serius bagi industri nasional yang berjuang mempertahankan pangsa pasar di tengah tekanan global.
Kepala Dinas Perindustrian, Perdagangan, Koperasi Usaha Kecil dan Menengah (PPKUKM) DKI Jakarta, Elisabeth Ratu Rante Allo, menyatakan P3DN adalah pendampingan konkret. Tujuannya membangun kemandirian industri nasional, mengedepankan produk dalam negeri dalam pengadaan barang dan jasa. Ini juga menjadi sinyal kewaspadaan terhadap ancaman kedaulatan ekonomi nasional.
Melalui P3DN, pemerintah berupaya menciptakan permintaan stabil bagi produk lokal. Ini memacu produksi, menyerap tenaga kerja, serta mengurangi ketergantungan pada produk impor. Kegiatan business matching P3DN menjadi sarana utama untuk mencapai target tersebut, memastikan pengguna anggaran berinteraksi langsung dengan industri dalam negeri berkualitas.
Peran Strategis P3DN dalam Kemandirian Industri
Program P3DN memiliki arti yang strategis dalam membangun kemandirian industri nasional. Dengan mengedepankan produk dalam negeri, P3DN menciptakan permintaan yang stabil bagi produsen lokal. Hal ini secara langsung memacu produksi, menyerap tenaga kerja lokal, dan secara bertahap mengurangi ketergantungan terhadap produk impor yang membanjiri pasar.
Melalui kegiatan business matching P3DN, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta berupaya mempertemukan pengguna anggaran dengan industri dalam negeri. Pertemuan ini memastikan bahwa pengadaan barang dan jasa di lingkungan Pemprov DKI Jakarta dapat langsung diisi oleh produk-produk lokal yang telah memiliki kapasitas dan kualitas sesuai kebutuhan. Ini adalah langkah konkret dalam mendukung pertumbuhan ekonomi domestik.
Tarif sebesar 19 persen yang diterapkan Amerika Serikat terhadap produk Indonesia, serta penghapusan hambatan perdagangan bagi produk AS yang masuk ke Indonesia, menjadi ancaman serius. Kondisi ini menuntut peningkatan kewaspadaan dan strategi pertahanan ekonomi nasional. P3DN hadir sebagai solusi untuk memperkuat fondasi ekonomi di tengah tekanan global.
Meningkatkan Ekonomi Kerakyatan Melalui Business Matching
Hingga Juli 2025, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah melaksanakan lima kali kegiatan business matching P3DN, termasuk yang berlangsung pada 21-24 Juli 2025 di Balai Kota Jakarta. Kegiatan ini diikuti oleh 20 perusahaan yang telah memiliki sertifikat Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Selain itu, tujuh binaan Jakpreneur turut memeriahkan sebagai penyedia makanan dan camilan rapat melalui e-order.
Kepala Bidang Perindustrian Dinas PPKUKM DKI Jakarta, Juanda Permana Jaya, menegaskan bahwa business matching P3DN adalah agenda prioritas. Kegiatan ini diselenggarakan dengan beberapa tujuan utama. Di antaranya adalah mempertemukan kebutuhan pengadaan barang dan jasa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta dengan penyedia barang jasa produksi dalam negeri, serta mengurangi ketergantungan atas penggunaan produk impor secara bertahap.
Selain itu, business matching juga memberikan fasilitasi promosi bagi produk dalam negeri bersertifikat TKDN. Tujuan lainnya adalah mendorong peningkatan ekonomi kerakyatan, menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri, dan menjadi bagian dari pembinaan Dinas PPKUKM DKI Jakarta sebagai langkah Gerakan Nasional Bangga Buatan Indonesia. Ini juga bertujuan meningkatkan kesadaran merek dan kebanggaan masyarakat akan produk buatan Indonesia.
Kegiatan ini tidak hanya berfokus pada pameran produk asli Indonesia. Beberapa kegiatan lain juga dilaksanakan, seperti sosialisasi perlindungan konsumen dan sosialisasi kantin sehat. Inisiatif ini menunjukkan komitmen Pemprov DKI Jakarta dalam mendukung industri nasional dan UMKM lokal secara holistik.
