Festival Harmoni: Pemkab Serang dan UGM Promosikan Budaya Lokal
Pemerintah Kabupaten Serang berkolaborasi dengan mahasiswa UGM menggelar Festival Harmoni untuk mempromosikan budaya lokal seperti silat kaserangan dan tari ringkang jawari, serta meningkatkan perekonomian masyarakat.
![Festival Harmoni: Pemkab Serang dan UGM Promosikan Budaya Lokal](https://cdns.klimg.com/mav-prod-resized/0x0/ori/image_bank/2025/02/05/220050.269-festival-harmoni-pemkab-serang-dan-ugm-promosikan-budaya-lokal-1.jpg)
Kabupaten Serang, Banten – Dalam upaya pelestarian dan promosi budaya lokal, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Serang bermitra dengan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta menyelenggarakan Festival Harmoni. Festival yang berlangsung dari 20 Desember 2024 hingga 7 Februari 2025 ini berfokus pada pengenalan silat kaserangan dan tari ringkang jawari, dua warisan budaya Kabupaten Serang.
Menghidupkan Budaya Lokal melalui Festival Harmoni
Festival Harmoni Tirtayasa, yang diinisiasi oleh program Kuliah Kerja Nyata Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat (KKN-PPM) UGM, dilaksanakan di Desa Tengkurak dan Tirtayasa, Kecamatan Tirtayasa. Menurut Asisten Daerah I Setda Kabupaten Serang, Haryadi, festival ini bertujuan menarik minat wisatawan ke Desa Bumi Tirtayasa dengan menampilkan seni budaya lokal yang memukau. Ini merupakan langkah strategis untuk mengangkat potensi pariwisata di daerah tersebut.
Haryadi menekankan pentingnya pelestarian silat kaserangan, yang digagas oleh Bupati Serang Ratu Tatu Chasanah, dan tari ringkang jawari. Kedua kesenian tradisional ini merupakan aset berharga yang perlu dijaga dan dipromosikan secara luas. Ia berharap, kegiatan KKN UGM tidak hanya terpusat di Tirtayasa, tetapi juga merambah desa wisata lainnya di Kabupaten Serang, khususnya di wilayah Serang Selatan.
Dampak Positif bagi Perekonomian Lokal
Festival Harmoni diharapkan memberikan dampak positif bagi perekonomian masyarakat sekitar. Haryadi optimistis, peningkatan kunjungan wisatawan akan berdampak signifikan terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) di daerah tersebut. Dengan lebih banyak wisatawan yang datang, maka roda perekonomian lokal akan semakin berputar.
Sudaryatno, Dosen Pembimbing Lapangan KKN-PPM UGM, menambahkan bahwa festival ini juga mencakup workshop silat kaserangan dan tari ringkang jawari. Tujuannya adalah untuk mengenalkan budaya tersebut sejak usia dini dan kepada masyarakat luas, sehingga tercipta kesadaran untuk melestarikan warisan budaya Kabupaten Serang.
Harapan untuk Masa Depan
Sudaryatno berharap, kolaborasi antara KKN UGM, Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kabupaten Serang, BUMN, BUMD, dan pelaku UMKM dapat berkelanjutan. Ia mengusulkan agar kegiatan serupa diadakan minimal sebulan sekali untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan memperkenalkan potensi wisata di Tirtayasa. Selain Desa Wisata, Tirtayasa juga memiliki potensi wisata religi, seperti Wisata Religi Sultan Ageng Tirtayasa.
Ia juga menyampaikan pentingnya integrasi berbagai destinasi wisata religi di Kabupaten Serang, seperti wisata Syekh Nawawi Al Bantani Tanara Bantani, Pangeran Sunyararas Tanara, dan Sultan Ageng Tirtayasa. Dengan terintegrasinya destinasi-destinasi ini, diharapkan wisatawan dapat menikmati wisata religi secara lebih komprehensif dan berkesan.
Festival Harmoni Tirtayasa merupakan contoh nyata kolaborasi yang sukses dalam mempromosikan budaya lokal dan meningkatkan perekonomian masyarakat. Semoga kegiatan ini dapat menginspirasi daerah lain untuk melakukan hal serupa dan turut melestarikan warisan budaya bangsa.