Film "Saat Luka Bicara Cinta": Jembatan Rekonsiliasi Indonesia-Timor Leste
Film kolaborasi Indonesia-Timor Leste, "Saat Luka Bicara Cinta", menampilkan kisah humanis pasca konflik, memperteguh hubungan kedua negara dan mendorong rekonsiliasi.
Jakarta, 5 Februari 2024 - Sebuah film yang diharapkan dapat memperkuat hubungan Indonesia dan Timor Leste, "Saat Luka Bicara Cinta", akan segera diproduksi. Film ini bukan sekadar karya sinematik, melainkan simbol rekonsiliasi dan persahabatan kedua negara pasca konflik berdarah antara tahun 1976 hingga 1999. Inisiatif ini digagas oleh Letnan Jenderal TNI Purn. Doni Monardo dan Letjen Purn. Kiki Syahnakri, yang pengalamannya di Timor Leste menjadi inspirasi utama cerita.
Sudut Pandang Baru dari Konflik
CEO Widyaiswara Revolusi Sejati dan produser film, Wahyuni Refi, menjelaskan bahwa "Saat Luka Bicara Cinta" menyajikan perspektif baru dari konflik. Bukannya fokus pada adegan kekerasan, film ini justru mengeksplorasi sisi humanis, menampilkan kisah cinta, duka, trauma, dan semangat perjuangan di tengah konflik. "Kami ingin memberikan pesan cinta kepada dunia bahwa dampak perang meninggalkan luka dan trauma," ujar Refi.
Film ini akan menampilkan kisah-kisah inspiratif yang terinspirasi dari pengalaman nyata, menunjukkan bagaimana cinta dan budaya dapat menjadi kekuatan penyembuh di tengah konflik. Unsur budaya akan dipadukan dengan apik ke dalam alur cerita, membuat kisah yang ditampilkan terasa lebih humanis dan mendalam.
Kolaborasi Indonesia-Timor Leste
"Saat Luka Bicara Cinta" merupakan film kolaborasi pertama antara Indonesia dan Timor Leste. Produksi film ini mendapat dukungan penuh dari pemerintah kedua negara. Dukungan dari Timor Leste sangat signifikan, mengingat sebagian besar pengambilan gambar akan dilakukan di Dili. Proses produksi gambar akan dimulai pada akhir April 2025, dengan rencana penayangan perdana pada Agustus 2025.
Refi menambahkan, "Indonesia dan Timor Leste membuktikan bahwa di antara negara yang pernah berperang, kedua negara ini termasuk yang paling cepat move on." Melalui film ini, ia berharap hubungan kedua negara akan semakin kuat, dan masyarakat teredukasi tentang kisah lain di balik konflik Timor Leste.
Harapan untuk Masa Depan
Dengan pendekatan yang humanis dan fokus pada rekonsiliasi, "Saat Luka Bicara Cinta" diharapkan mampu menjadi jembatan penghubung antara Indonesia dan Timor Leste. Film ini tidak hanya menghibur, tetapi juga memberikan pesan penting tentang perdamaian, pengampunan, dan pentingnya memahami sejarah untuk membangun masa depan yang lebih baik. Film ini diharapkan dapat menjadi warisan berharga bagi generasi mendatang, mengingatkan mereka akan pentingnya perdamaian dan persatuan.
Lebih dari sekadar film, "Saat Luka Bicara Cinta" adalah simbol harapan dan komitmen untuk membangun hubungan yang lebih kuat dan damai antara Indonesia dan Timor Leste. Film ini menjanjikan sebuah cerita yang menyentuh hati dan menginspirasi, menunjukkan bahwa bahkan setelah konflik yang berkepanjangan, perdamaian dan rekonsiliasi tetap mungkin dicapai.