Garut Ingatkan Warga Hindari Kawasan Rawan Banjir Sungai Cimanuk
Pemerintah Kabupaten Garut mengingatkan warga untuk tidak bermukim di daerah rawan banjir, khususnya di sekitar Sungai Cimanuk, setelah banjir 1 meter melanda 156 rumah di Desa Haurpanggung.
Banjir di Garut kembali mengingatkan kita akan pentingnya kewaspadaan terhadap bencana. Pemkab Garut, melalui Sekretaris Daerah sekaligus Kepala BPBD Garut, Nurdin Yana, mengimbau masyarakat untuk menghindari pemukiman di daerah rawan banjir, khususnya yang dekat dengan aliran sungai. Peringatan ini menyusul banjir yang melanda Desa Haurpanggung, Kecamatan Tarogong Kidul, Minggu (26/1) lalu, akibat luapan Sungai Cimanuk.
Hujan deras menyebabkan Sungai Cimanuk meluap hingga ketinggian sekitar satu meter, merendam 156 rumah warga. Selain rumah, banjir juga menggenangi madrasah, masjid, dan fasilitas umum lainnya. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, meski sejumlah warga sempat mengungsi dan banyak peralatan rumah tangga mengalami kerusakan.
Menurut Nurdin Yana, upaya edukasi dan motivasi kepada warga untuk pindah dari kawasan rawan banjir terus dilakukan. Tim Pemkab Garut juga membantu warga membersihkan sisa-sisa banjir secara gotong royong. Meski air sudah surut, kewaspadaan tetap penting. Kemungkinan banjir susulan masih ada jika hujan kembali mengguyur Garut dan menyebabkan Sungai Cimanuk meluap.
Pemkab Garut berencana melakukan beberapa langkah strategis untuk mengatasi masalah ini. Salah satunya adalah mengatur pintu air di Sungai Cimanuk. Langkah yang lebih penting lagi adalah relokasi warga dari kawasan rawan banjir ke tempat yang lebih aman. Relokasi ini menjadi solusi jangka panjang untuk mengurangi risiko bencana banjir bagi masyarakat.
Kerugian materi akibat banjir memang cukup signifikan, ditandai dengan kerusakan peralatan rumah tangga di 156 rumah yang terdampak. Namun, fokus utama Pemkab Garut saat ini adalah memastikan keselamatan warga dan mencegah kejadian serupa terulang. Selain itu, upaya koordinasi dan kerjasama dengan masyarakat sangat penting dalam menghadapi bencana banjir.
Kesimpulannya, kejadian banjir di Desa Haurpanggung menjadi pengingat akan pentingnya mitigasi bencana. Pemkab Garut tidak hanya merespon kejadian pasca-banjir, tetapi juga berupaya proaktif mencegah bencana di masa mendatang melalui edukasi, relokasi, dan pengaturan tata kelola sungai. Kesiapsiagaan masyarakat juga menjadi kunci penting dalam menghadapi ancaman banjir.
Kejadian ini juga menyoroti perlunya perencanaan wilayah yang memperhatikan aspek kebencanaan. Pemilihan lokasi pemukiman yang aman dan jauh dari daerah rawan banjir perlu menjadi prioritas untuk mengurangi risiko kerugian dan korban jiwa di kemudian hari. Kolaborasi antara pemerintah dan masyarakat sangat krusial untuk menciptakan lingkungan yang lebih aman dan tangguh bencana.