Gempa Pohuwato M 6,0: Tiang Telkom Roboh, Warga Gorontalo Utara Waspada
Gempa bumi berkekuatan magnitudo 6,0 di Pohuwato mengakibatkan tiang Telkom roboh di Gorontalo Utara, warga setempat waspada akan potensi bahaya.

Gempa bumi tektonik berkekuatan magnitudo 6,0 mengguncang wilayah Wanggarasi, Kabupaten Pohuwato, Gorontalo pada Sabtu malam. Gempa yang berpusat di darat 32 kilometer arah barat laut Pohuwato pada kedalaman 98 kilometer ini, menimbulkan dampak yang cukup signifikan, salah satunya adalah robohnya tiang jaringan telekomunikasi di Gorontalo Utara. Kejadian ini terjadi sekitar pukul (waktu setempat) dan menyebabkan kepanikan warga.
Yessy Usira, warga Kecamatan Tomilito, Gorontalo Utara, menjadi saksi mata kejadian tersebut. "Gempa terasa sangat kuat. Kami berlarian keluar rumah dan mendapati ada tiang yang roboh. Kemungkinan ini tiang jaringan telekomunikasi yang rubuh setelah gempa terjadi," ujarnya. Lokasi tiang yang roboh berada di jalan utama lintas Sulawesi, tepatnya di Dusun Kilo Meter Lima Desa Dambalo, Kecamatan Tomilito, sehingga membahayakan pengendara yang melintas.
Robohnya tiang tersebut juga mengakibatkan kabel-kabel terurai di jalan raya. Kondisi ini membuat warga sekitar khawatir akan potensi kecelakaan lalu lintas. Yessy pun mendokumentasikan kejadian ini untuk disebarluaskan kepada warga agar lebih berhati-hati saat melintas di jalan tersebut. Selain di Tomilito, guncangan gempa juga dirasakan cukup kuat di wilayah lain, seperti yang diungkapkan oleh Nifa Majid, warga Desa Titidu Kecamatan Kwandang, yang merasakan guncangan gempa cukup kuat dan berlangsung cukup lama.
Dampak Gempa di Gorontalo Utara
Kepala Stasiun Geofisika Gorontalo, Andri Wijaya, menjelaskan bahwa gempa bumi tersebut merupakan jenis gempa bumi menengah akibat aktivitas deformasi dalam lempeng Laut Sulawesi. Gempa memiliki mekanisme pergerakan mendatar-naik (oblique thrust fault). Ia menambahkan bahwa gempa tersebut berdampak cukup luas, dirasakan hingga ke beberapa wilayah di Gorontalo, Sulawesi Utara, dan Kalimantan Timur.
Skala intensitas gempa bervariasi di sejumlah daerah. Boalemo dan Pohuwato merasakan intensitas IV MMI, sementara Gorontalo, Gorontalo Utara, Manado, dan beberapa daerah lainnya merasakan intensitas III MMI. Bahkan, getaran gempa juga dirasakan hingga Palu dan Morowali Utara dengan skala intensitas II-III MMI. Meskipun guncangan cukup terasa di beberapa wilayah, BMKG memastikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
Robohnya tiang Telkom di Gorontalo Utara menjadi sorotan utama dampak gempa ini. Kejadian ini menjadi pengingat akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam, terutama di daerah rawan gempa. Kerusakan infrastruktur akibat gempa ini juga menjadi perhatian pemerintah daerah untuk segera melakukan perbaikan dan memastikan keselamatan warga.
Langkah Antisipasi dan Kesiapsiagaan
Meskipun gempa bumi tidak berpotensi tsunami, kejadian ini menekankan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Warga diimbau untuk selalu waspada dan mengetahui langkah-langkah evakuasi jika terjadi gempa bumi susulan. Pemerintah daerah juga perlu meningkatkan upaya mitigasi bencana, termasuk memperkuat infrastruktur dan memberikan edukasi kepada masyarakat.
Perbaikan tiang Telkom yang roboh juga perlu segera dilakukan untuk memulihkan akses komunikasi di wilayah tersebut. Kerjasama antara pemerintah, pihak Telkom, dan masyarakat sangat penting untuk memastikan proses perbaikan berjalan lancar dan aman. Kejadian ini menjadi pelajaran berharga bagi semua pihak untuk lebih siap menghadapi potensi bencana alam di masa mendatang.
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan dari pihak berwenang. Informasi resmi dari BMKG dan instansi terkait perlu diutamakan untuk menghindari penyebaran informasi yang tidak akurat.
Kejadian robohnya tiang Telkom ini juga menjadi perhatian bagi perusahaan telekomunikasi untuk mengevaluasi dan meningkatkan kekuatan infrastruktur jaringan mereka di daerah rawan gempa, guna meminimalisir dampak kerusakan akibat bencana alam di masa mendatang.
Kesimpulan
Gempa bumi di Pohuwato menjadi bukti nyata akan pentingnya kesiapsiagaan menghadapi bencana alam. Kerusakan infrastruktur dan dampaknya terhadap kehidupan masyarakat menjadi perhatian utama. Upaya mitigasi bencana dan peningkatan infrastruktur yang tahan gempa menjadi hal krusial untuk mengurangi risiko kerugian di masa depan.