Gempa Poso: BMKG Catat 11 Gempa Susulan Akibat Sesar Aktif, Apa Penyebabnya?
BMKG merilis data terbaru terkait Gempa Poso berkekuatan M 6,0 yang mengguncang Sulawesi Tengah. Terjadi 11 gempa susulan. Apa penyebabnya dan bagaimana dampaknya?

Gempa bumi berkekuatan Magnitudo (M) 6,0 mengguncang wilayah Poso, Sulawesi Tengah, pada Kamis malam, 24 Juli. Peristiwa ini memicu serangkaian aktivitas seismik lanjutan yang tercatat oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Hingga pukul 20.40 WIB (21.40 Wita) pada hari yang sama, BMKG melaporkan adanya 11 gempa susulan. Aktivitas seismik ini berpusat di darat Poso dan disebabkan oleh pergerakan sesar aktif di wilayah tersebut.
Guncangan Gempa Poso dirasakan oleh masyarakat di berbagai daerah dengan intensitas berbeda, menimbulkan kekhawatiran namun tidak berpotensi tsunami. BMKG mengimbau publik untuk tetap tenang dan mengikuti informasi resmi.
Analisis BMKG Terkait Gempa Poso dan Sesar Aktif
Direktur Gempa Bumi dan Tsunami BMKG, Daryono, menjelaskan bahwa gempa utama berkekuatan M 6,0 tersebut diikuti oleh 11 gempa susulan. Kekuatan gempa susulan bervariasi, mulai dari magnitudo 2,4 hingga yang terbesar mencapai 5,5.
Episenter gempa terletak di darat wilayah Poso, tepatnya pada koordinat 2,01 derajat Lintang Selatan dan 120,78 derajat Bujur Timur. Kedalaman pusat gempa tercatat sangat dangkal, yakni 10 kilometer.
Berdasarkan analisis mekanisme sumber, Gempa Poso ini dikategorikan sebagai gempa dangkal yang dipicu oleh aktivitas sesar aktif di zona Sesar Poso. Daryono menambahkan bahwa pergerakan gempa menunjukkan mekanisme geser atau strike-slip, yang mengindikasikan adanya pergeseran lempeng secara horizontal.
Dampak Guncangan dan Imbauan Keselamatan
Guncangan Gempa Poso dirasakan dengan intensitas yang berbeda di beberapa wilayah. Di Poso, Kolonodale, dan Mangkutana, getaran gempa mencapai skala intensitas IV–V MMI (Modifed Mercalli Intensity), yang berarti dirasakan oleh hampir semua penduduk dan menyebabkan barang-barang kecil bergoyang.
Sementara itu, di Palopo, Toraja, Mappadeceng, dan Bungku, intensitas guncangan tercatat III–IV MMI. Di ibu kota provinsi, Palu, gempa terasa lebih ringan dengan intensitas II–III MMI.
Laporan sementara yang diterima BMKG menunjukkan bahwa rentetan aktivitas gempa ini menyebabkan kerusakan minor, seperti retakan pada dinding dan atap rumah warga. Selain itu, beberapa barang yang tersusun di rak toko swalayan juga dilaporkan berjatuhan akibat guncangan.
Meskipun demikian, BMKG memastikan bahwa Gempa Poso ini tidak berpotensi tsunami. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah terpengaruh oleh isu-isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Penting bagi masyarakat untuk selalu mengikuti panduan dan informasi terkini dari tim badan penanggulangan bencana daerah (BPBD) setempat.