Grab Pastikan Biaya Layanan Sesuai Regulasi Pemerintah
Grab Indonesia menegaskan bahwa biaya layanan aplikasinya telah sesuai dengan regulasi pemerintah dan berkontribusi pada pengembangan ekosistem mitra pengemudi.

Jakarta, 27 April 2024 - PT Grab Indonesia menyatakan bahwa biaya layanan aplikasi yang diterapkannya telah sesuai dengan peraturan pemerintah Indonesia. Hal ini disampaikan oleh Chief of Public Affairs Grab Indonesia, Tirza Munusamy, menanggapi pertanyaan mengenai besaran biaya layanan yang dikenakan kepada para mitra pengemudi.
Tirza menjelaskan bahwa biaya layanan tersebut merupakan bagian dari sistem bagi hasil antara Grab dan para mitra pengemudi. Bagian dari biaya ini dialokasikan untuk mendukung kebutuhan dan pengembangan kapasitas mitra melalui berbagai program inisiatif. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 1001 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 667 Tahun 2022 menjadi acuan utama dalam penetapan biaya ini.
Pernyataan ini sekaligus menjawab kekhawatiran publik terkait besaran biaya layanan yang dinilai tinggi oleh sebagian pihak. Grab menekankan bahwa transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi menjadi prioritas utama perusahaan. Dengan demikian, Grab berupaya untuk menjaga keseimbangan antara keberlangsungan bisnis, pemberdayaan mitra pengemudi, dan kualitas layanan bagi konsumen.
Pendapatan Grab dan Struktur Biayanya
Tirza memaparkan bahwa pendapatan Grab Indonesia berasal dari dua sumber utama. Pertama adalah komisi atau biaya layanan yang dikenakan kepada mitra pengemudi atas penggunaan aplikasi sebagai media penghasilan. Kedua adalah biaya jasa aplikasi atau biaya pemesanan (platform fee) yang dibayarkan langsung oleh pelanggan.
Ia menambahkan bahwa struktur biaya ini sejalan dengan praktik industri digital lainnya, seperti pembelian tiket pesawat atau kereta api online. Selain harga tiket, pembeli juga dikenakan biaya layanan untuk mendukung operasional dan pengembangan platform. Model ini, menurut Tirza, merupakan praktik umum dan wajar dalam industri teknologi.
Grab juga menjelaskan bahwa sebagian dari biaya layanan digunakan untuk berbagai program dukungan operasional bagi para mitra pengemudi. Dukungan tersebut mencakup layanan GrabSupport 24/7, tim respon cepat kecelakaan, GrabAcademy, Grab Driver Center, Grab Excellence Center, pengembangan teknologi dan fitur aplikasi, serta biaya transaksi non-tunai.
Selain itu, Grab juga menyediakan berbagai program pengembangan kapasitas mitra pengemudi, seperti GrabBenefits, GrabScholar, Apresiasi Dana Abadi, insentif, dan program Kelas Terus Usaha. Semua ini bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan dan kemampuan para mitra pengemudi.
Komitmen Grab terhadap Mitra dan Konsumen
Lebih lanjut, Tirza menekankan bahwa Grab berkomitmen untuk membangun ekosistem yang berkelanjutan bagi mitra dan pengguna. Ia mengakui bahwa penurunan biaya layanan akan berdampak luas dan perlu dipertimbangkan secara menyeluruh. Oleh karena itu, Grab berupaya menjaga keseimbangan antara keberlangsungan bisnis, pemberdayaan mitra, dan kualitas layanan konsumen.
Grab juga menyatakan kesiapannya untuk berdialog dengan para pemangku kepentingan guna memastikan kebijakan yang diambil memberikan manfaat jangka panjang bagi semua pihak. Hal ini menunjukkan komitmen Grab untuk terus meningkatkan transparansi dan akuntabilitas dalam operasionalnya.
Dengan penjelasan ini, Grab berharap dapat memberikan pemahaman yang lebih baik kepada publik mengenai struktur biaya dan komitmen perusahaan terhadap para mitra pengemudi dan konsumen. Grab menekankan bahwa transparansi dan kepatuhan terhadap regulasi merupakan prioritas utama dalam menjalankan bisnisnya di Indonesia.