Gubernur Babel Tegas Berantas Penyelewengan BBM Subsidi Nelayan: Demi Kesejahteraan Maritim
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung berkomitmen berantas tuntas penyelewengan BBM subsidi nelayan yang menghambat kesejahteraan maritim. Apa dampaknya bagi nelayan?

Pangkalpinang, ANTARA – Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, menegaskan komitmennya untuk memberantas tuntas praktik penyelewengan bahan bakar minyak (BBM) subsidi yang seharusnya diperuntukkan bagi nelayan. Pernyataan ini disampaikan sebagai respons terhadap keluhan nelayan yang kesulitan mendapatkan akses BBM bersubsidi. Langkah tegas ini diambil demi mendorong peningkatan hasil tangkapan ikan serta kesejahteraan keluarga nelayan di wilayah tersebut.
Hidayat Arsani menyoroti bahwa banyak nelayan terpaksa membeli BBM dengan harga dua kali lipat dari harga normal, seringkali menggunakan jeriken, agar mereka tetap bisa melaut. Situasi ini tentu sangat membebani operasional dan pendapatan para nelayan. Fenomena ini menjadi perhatian serius pemerintah daerah untuk segera ditangani secara komprehensif.
Gubernur secara spesifik meminta pihak kepolisian untuk menindak tegas para pelaku penyelewengan BBM bersubsidi ini. Menurutnya, program subsidi ini merupakan amanat langsung dari Presiden Prabowo Subianto yang bertujuan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Oleh karena itu, penyalahgunaan fasilitas ini harus dihentikan demi keadilan dan pemerataan.
Dampak Penyelewengan terhadap Nelayan dan Ekonomi Maritim
Praktik penyelewengan BBM subsidi telah menimbulkan dampak serius bagi keberlangsungan hidup nelayan di Bangka Belitung. Banyak nelayan mengeluhkan sulitnya mendapatkan pasokan BBM di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum Nelayan (SPBUN), padahal Pertamina telah mengalokasikan kuota sesuai kebutuhan. Kondisi ini memaksa mereka untuk membeli BBM eceran dengan harga yang jauh lebih tinggi.
Ketersediaan BBM bersubsidi yang tidak sampai ke tangan nelayan secara optimal mengakibatkan biaya operasional melaut menjadi sangat mahal. Akibatnya, penjualan hasil tangkapan ikan nelayan tidak maksimal untuk meningkatkan ekonomi keluarga mereka. Hal ini tentu menghambat upaya peningkatan kesejahteraan di sektor maritim.
Gubernur Hidayat Arsani secara tegas menyatakan bahwa penyelewengan BBM subsidi ini seringkali terjadi karena pengalihan pasokan ke tambang-tambang timah ilegal. Praktik ilegal ini merugikan negara dan masyarakat, khususnya nelayan, yang seharusnya menjadi prioritas penerima manfaat subsidi.
Seruan Tindak Tegas dan Komitmen Pemerintah
Dalam upaya memberantas penyelewengan BBM subsidi nelayan, Gubernur Hidayat Arsani secara lugas meminta kepolisian untuk tidak melakukan praktik "86" atau kompromi terhadap pelaku. Beliau menekankan bahwa setiap individu yang bukan nelayan namun membeli BBM subsidi nelayan harus segera ditangkap. Ini adalah perintah langsung dari gubernur demi memastikan subsidi tepat sasaran.
Pertamina sendiri telah memastikan bahwa alokasi BBM bersubsidi bagi nelayan telah disalurkan sesuai dengan jumlah kapal dan kebutuhan untuk melaut. Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa BBM tersebut seringkali habis karena diselewengkan untuk kepentingan lain. Ini menandakan adanya celah dalam sistem distribusi yang perlu diperbaiki.
Gubernur menegaskan bahwa tidak ada alasan bagi pihak manapun untuk memperkaya diri dari minyak subsidi yang merupakan amanat presiden. Komitmen pemerintah daerah adalah memastikan bahwa bantuan ini benar-benar sampai kepada mereka yang berhak, yaitu para nelayan. Langkah-langkah pengawasan dan penindakan akan terus diperketat untuk mencapai tujuan tersebut.