Gubernur Babel Tinjau Alur Pelayaran Pelabuhan Pangkalbalam: Jembatan Emas Tetap Terbuka
Gubernur Kepulauan Bangka Belitung meninjau alur pelayaran Pelabuhan Pangkalbalam untuk memastikan kelancaran lalu lintas kapal dan memutuskan agar Jembatan Emas tetap terbuka.

Gubernur Kepulauan Bangka Belitung, Hidayat Arsani, melakukan peninjauan langsung alur pelayaran kapal di Pelabuhan Pangkalbalam, Pangkalpinang, pada Rabu, 30 April. Peninjauan ini bertujuan memastikan kelancaran lalu lintas kapal barang dan penumpang di pelabuhan tersibuk di Bangka Belitung. Kunjungan ini dilakukan menyusul laporan mengenai dampak air laut surut yang mengganggu aktivitas pelayaran di pelabuhan tersebut.
"Saya bersama jajaran dan instansi terkait ingin melihat langsung kondisi alur pelayaran di pelabuhan ini," ujar Gubernur Hidayat Arsani di Pelabuhan Pangkalbalam. Ia menjelaskan bahwa peninjauan ini penting untuk menilai dampak air laut surut yang mencapai 80 centimeter, sementara kedalaman minimal yang dibutuhkan kapal besar adalah empat meter.
Kondisi ini berpotensi menghambat keluar masuknya kapal di Pelabuhan Pangkalbalam. Oleh karena itu, peninjauan ini dilakukan untuk mencari solusi agar aktivitas pelayaran tetap lancar dan efisien, mendukung perekonomian daerah, serta menjamin keamanan pelayaran.
Jembatan Emas Tetap Terbuka: Solusi Jangka Panjang
Salah satu fokus peninjauan adalah Jembatan Emas, jembatan sistem tutup buka yang membentang di atas alur pelayaran. Gubernur Hidayat Arsani memutuskan untuk tetap membuka Jembatan Emas. Keputusan ini didasarkan pada beberapa pertimbangan penting.
"Selama saya menjabat sebagai gubernur, Jembatan Emas ini tidak akan ditutup lagi," tegas Gubernur Hidayat. Ia menjelaskan bahwa penutupan jembatan berpotensi mengganggu lalu lintas kapal dan biaya operasional jembatan sistem bascule sangat tinggi, mencapai Rp1,6 miliar per tahun.
Anggaran tersebut, menurut Gubernur, dapat dialokasikan untuk program yang lebih bermanfaat bagi peningkatan pelayanan dan perekonomian masyarakat, terutama di tengah kondisi keuangan daerah yang defisit. Selain itu, perbaikan Jembatan Emas yang rusak akan sangat sulit karena suku cadangnya sudah tidak diproduksi lagi.
"Tidak ada jaminan kalau jembatan ini akan selalu baik. Jika jembatan ini rusak dan tidak bisa terbuka lagi, tentu akan mengganggu pelayaran kapal yang akan masuk maupun keluar dari Pelabuhan Pangkalbalam," tambahnya. Dengan demikian, menjaga Jembatan Emas tetap terbuka menjadi solusi yang lebih efektif dan efisien dalam jangka panjang.
Dampak Air Surut dan Solusi Ke Depan
Peninjauan juga dilakukan untuk mengevaluasi dampak air surut terhadap operasional pelabuhan. Kedalaman alur pelayaran yang dangkal akibat air surut menjadi perhatian utama. Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk mencari solusi jangka panjang dalam mengatasi masalah ini.
Beberapa solusi yang mungkin dipertimbangkan termasuk pengerukan alur pelayaran secara berkala, atau pembangunan infrastruktur pelabuhan yang lebih memadai. Hal ini bertujuan untuk memastikan kelancaran arus barang dan penumpang, serta mendukung pertumbuhan ekonomi di wilayah tersebut.
Langkah-langkah konkret akan segera dibahas dan diputuskan setelah evaluasi menyeluruh terhadap hasil peninjauan. Prioritas utama adalah memastikan kelancaran dan keamanan lalu lintas kapal di Pelabuhan Pangkalbalam.
Kesimpulannya, peninjauan langsung oleh Gubernur Hidayat Arsani terhadap alur pelayaran Pelabuhan Pangkalbalam menunjukkan komitmen pemerintah daerah untuk memastikan kelancaran aktivitas pelayaran. Keputusan untuk menjaga Jembatan Emas tetap terbuka merupakan langkah strategis untuk mendukung perekonomian daerah dan menjamin kelancaran operasional pelabuhan dalam jangka panjang. Upaya mengatasi dampak air surut juga akan terus dilakukan melalui koordinasi dan kolaborasi dengan berbagai pihak terkait.