Gubernur Jateng Minta Tindakan Tegas Terhadap Penerbangan Balon Udara Liar
Gubernur Jawa Tengah meminta tindakan tegas terhadap pelaku penerbangan balon udara liar yang membahayakan penerbangan pesawat, menekankan edukasi dan sosialisasi sebagai langkah utama.

Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi, dengan tegas meminta penerapan tindakan tegas terhadap individu yang menerbangkan balon udara secara liar. Praktik yang selama ini dianggap sebagai tradisi, terutama selama bulan Ramadhan, dinilai membahayakan keselamatan penerbangan pesawat. Pernyataan tersebut disampaikan saat beliau menerima kunjungan General Manager Airnav Cabang Semarang, Rita Nurharyanti, di Kantor Gubernur Jateng, Semarang, Selasa (18/3).
Luthfi mengakui adanya tradisi menerbangkan balon udara di beberapa daerah di Jawa Tengah, namun ia menekankan bahwa imbauan saja tidak cukup. "Saya menghormati tradisi ini (menerbangkan balon udara). Tapi (mengatasi) balon udara liar tidak cukup hanya dengan imbauan saja, tindak pidana agar ada efek jera," tegasnya. Beliau juga menekankan pentingnya edukasi dan sosialisasi mengenai mekanisme penerbangan balon udara yang benar dan aman.
Data yang diterima dari Airnav menunjukkan adanya 14 kasus penerbangan balon udara liar di wilayah Jawa Tengah sepanjang tahun 2024. Kejadian tersebar di berbagai wilayah, termasuk Boja dan Weleri (Kabupaten Kendal), Kabupaten Pekalongan, dan terbanyak di Batang. Meskipun beberapa daerah seperti Banjarnegara, Wonosobo, dan Kota Pekalongan memiliki festival balon udara resmi dengan balon yang diikat tali untuk membatasi ketinggian, balon udara liar tetap menjadi ancaman serius bagi keselamatan penerbangan.
Edukasi dan Sosialisasi: Kunci Mengatasi Masalah Balon Udara Liar
Gubernur Luthfi meminta pemerintah kabupaten/kota untuk bekerja sama dengan Polri dan TNI dalam melakukan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat. Bhabinkamtibmas dan Babinsa dianggap sebagai ujung tombak dalam memberikan edukasi langsung kepada masyarakat tentang bahaya menerbangkan balon udara liar. Langkah ini dinilai krusial, terutama menjelang Lebaran, di mana lalu lintas penerbangan meningkat signifikan.
Edukasi tersebut bertujuan agar masyarakat memahami standar penerbangan balon udara yang benar dan aman. Dengan pemahaman yang baik, diharapkan dapat mencegah terjadinya penerbangan balon udara liar yang membahayakan. General Manager Airnav Cabang Semarang, Rita Nurharyanti, mengungkapkan bahwa pihaknya juga telah melakukan edukasi kepada masyarakat dan berharap wilayah udara Jawa Tengah tetap aman untuk penerbangan pesawat.
Airnav telah memverifikasi laporan pilot terkait balon udara liar. Kerjasama yang baik antara pemerintah daerah, aparat keamanan, dan Airnav sangat penting untuk memastikan keselamatan penerbangan dan mencegah kejadian serupa di masa mendatang. Penerbangan balon udara liar tidak hanya membahayakan keselamatan penerbangan, tetapi juga dapat mengganggu ketertiban umum.
Kerjasama Antar Instansi untuk Keamanan Penerbangan
Langkah tegas Gubernur Jawa Tengah dalam menangani masalah balon udara liar menunjukkan komitmen pemerintah dalam menjaga keselamatan penerbangan. Kerja sama yang terintegrasi antara pemerintah daerah, kepolisian, TNI, dan Airnav menjadi kunci keberhasilan dalam mengatasi masalah ini. Sosialisasi dan edukasi yang masif diharapkan dapat mengubah perilaku masyarakat dan mencegah penerbangan balon udara liar di masa mendatang.
Selain itu, penegakan hukum yang tegas juga diperlukan untuk memberikan efek jera bagi para pelaku. Dengan demikian, keselamatan penerbangan di Jawa Tengah dapat terjamin dan terhindar dari ancaman balon udara liar. Hal ini juga penting untuk mendukung kelancaran arus mudik dan balik Lebaran.
Penerapan peraturan yang konsisten dan pengawasan yang ketat sangat penting untuk memastikan efektivitas upaya pencegahan. Dengan demikian, tradisi menerbangkan balon udara dapat tetap dilestarikan, namun dengan cara yang aman dan tidak membahayakan keselamatan penerbangan.
Kesimpulannya, penanganan masalah balon udara liar di Jawa Tengah membutuhkan pendekatan terpadu yang melibatkan berbagai pihak. Edukasi, sosialisasi, dan penegakan hukum yang tegas merupakan kunci untuk menciptakan lingkungan penerbangan yang aman dan tertib.