Gubernur Sulteng Tekankan Profesionalisme ASN: Kerja Berbasis Rasio, Bukan Cari Muka
Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, mengingatkan ASN untuk bekerja profesional, transparan, dan akuntabel, serta mengutamakan kejujuran dalam melayani masyarakat.

Gubernur Sulawesi Tengah, Anwar Hafid, memberikan peringatan tegas kepada seluruh aparatur sipil negara (ASN) di lingkungan Pemerintah Provinsi Sulteng. Dalam pengarahannya di Palu, Selasa (4/3), beliau menekankan pentingnya profesionalisme dalam melayani masyarakat. Pernyataan tersebut disampaikan langsung kepada ratusan ASN yang hadir. Beliau meminta ASN untuk mengutamakan kinerja dan menghindari praktik mencari muka demi kepentingan pribadi.
Arahan tersebut disampaikan dalam konteks program dan kebijakan yang akan direalisasikan oleh Gubernur periode 2024-2029. Fokus utama adalah peningkatan birokrasi daerah yang akuntabel, transparan, dan berorientasi pelayanan. Gubernur Anwar Hafid secara gamblang menyatakan, "Tidak usah cari muka, kerja saja profesional. Saya hanya minta satu saja, kejujuran."
Lebih lanjut, Gubernur juga menginstruksikan pentingnya terbangunnya kepercayaan antara atasan dan bawahan, serta dengan mitra kerja. Beliau menegaskan penolakan terhadap praktik mencari perhatian pimpinan atau menekan bawahan. Sistem kerja yang diterapkan harus berbasis rasio dan menghindari pola hubungan garis komando yang kaku. "Kalau sekarang masih ada pasti gagal. Sekarang kerja berbasis rasio" tegasnya.
Profesionalisme dan Akuntabilitas ASN
Gubernur Anwar Hafid menekankan penerapan prinsip kerja on call bagi seluruh pejabat. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik dengan memastikan pejabat selalu siap sedia dihubungi dan merespon kebutuhan masyarakat. Beliau tidak menoleransi keterlambatan penyediaan data atau informasi yang dibutuhkan. Ketegasan ini menunjukkan komitmen Gubernur untuk mewujudkan pemerintahan yang responsif dan efisien.
Untuk mencegah penundaan pekerjaan, Gubernur mendorong penerapan kontrak kinerja bagi ASN. Kontrak kinerja ini akan menjadi tolak ukur kinerja dengan menetapkan waktu dan sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan setiap tugas. Dengan demikian, akuntabilitas dan transparansi dalam kinerja ASN dapat ditingkatkan.
Selain aspek kinerja, Gubernur juga memperhatikan dimensi spiritual ASN. Bersama Wakil Gubernur Reny Lamadjido, beliau menggagas program "Berani Berkah." Program ini mengajak ASN muslim untuk menghentikan aktivitas pekerjaan dan rapat 30 menit sebelum adzan berkumandang, guna melaksanakan shalat berjamaah di masjid. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan kedisiplinan dan integritas dalam bekerja.
Program Berani Berkah: Integrasi Spiritual dan Profesionalisme
Program "Berani Berkah" merupakan wujud komitmen Gubernur untuk meningkatkan kualitas ASN, tidak hanya dari segi profesionalisme, tetapi juga dari aspek spiritual. Dengan melaksanakan ibadah tepat waktu, diharapkan ASN dapat bekerja dengan lebih disiplin, jujur, dan bertanggung jawab. Inisiatif ini menunjukkan bahwa Gubernur memperhatikan keseimbangan antara kehidupan profesional dan spiritual ASN.
Implementasi program ini diharapkan dapat menciptakan lingkungan kerja yang positif dan produktif. ASN yang memiliki keseimbangan spiritual dan profesionalisme yang tinggi akan mampu memberikan pelayanan terbaik kepada masyarakat. Program ini juga mencerminkan upaya Gubernur dalam membangun birokrasi yang bersih, transparan, dan berorientasi pada kepentingan rakyat.
Dengan berbagai kebijakan dan program yang digagas, Gubernur Anwar Hafid berupaya untuk membangun birokrasi di Sulawesi Tengah yang lebih baik dan melayani masyarakat dengan lebih efektif dan efisien. Komitmen terhadap profesionalisme, akuntabilitas, dan integritas ASN menjadi kunci utama dalam mencapai tujuan tersebut.
Ke depannya, diharapkan seluruh ASN di Sulawesi Tengah dapat menjalankan tugas dan tanggung jawabnya dengan penuh profesionalisme dan integritas, sesuai dengan arahan dan program yang telah dicanangkan oleh Gubernur. Hal ini penting untuk mewujudkan Sulawesi Tengah yang lebih maju dan sejahtera.