Gunung Dempo Meletus Tiba-Tiba: Pagar Alam Siaga, Waspada Letusan Freatik
Gunung Dempo di Sumatera Selatan meletus secara freatik tanpa tanda awal, memicu status siaga. Warga Pagar Alam diminta menjauhi kawah.

Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengeluarkan peringatan siaga kepada warga Kota Pagar Alam, Sumatera Selatan. Peringatan ini menyusul erupsi mendadak Gunung Dempo yang terjadi tanpa tanda-tanda sebelumnya.
Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, menyatakan bahwa erupsi terdeteksi pada Kamis malam oleh petugas dari Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Dempo di Pagar Alam. Kejadian ini mengejutkan banyak pihak karena minimnya gejala vulkanik yang mendahului.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa erupsi yang terjadi merupakan jenis freatik, yakni letusan yang disebabkan oleh uap air. Erupsi freatik memang dikenal dapat terjadi secara tiba-tiba tanpa menunjukkan gejala vulkanik yang jelas.
Karakteristik Erupsi dan Peningkatan Aktivitas
Menurut Badan Geologi, Gunung Dempo memuntahkan kolom abu setinggi 1.200 meter di atas puncak. Kolom abu tersebut berwarna abu-abu pekat dan condong ke arah utara, menandakan kekuatan letusan.
Erupsi ini tercatat pada seismogram dengan amplitudo maksimum 30 milimeter dan berlangsung hampir empat menit. Data ini memberikan gambaran jelas mengenai intensitas dan durasi kejadian tersebut.
Muhammad Wafid juga mencatat bahwa Gunung Dempo, yang terletak di perbatasan Kabupaten Lahat, Kabupaten Empat Lawang, dan Kota Pagar Alam, telah menunjukkan peningkatan aktivitas seismik. Peningkatan ini terpantau sejak awal Juli 2025.
Aktivitas tersebut disertai dengan deformasi bentuk gunung, seperti tanda-tanda penggembungan atau inflasi. Kondisi ini mengindikasikan adanya pergerakan magma menuju permukaan, yang perlu diwaspadai lebih lanjut.
Imbauan Keselamatan dan Status Siaga
Wafid mendesak warga, pendaki, dan wisatawan untuk menghindari radius 1 kilometer dari kawah Gunung Dempo. Selain itu, radius 2 kilometer di sektor utara juga ditetapkan sebagai zona terlarang untuk aktivitas manusia.
Zona-zona ini berisiko tinggi terhadap lontaran material dan gas beracun yang dapat dihasilkan dari erupsi freatik. Keselamatan menjadi prioritas utama bagi pihak berwenang dalam menghadapi situasi ini.
Berdasarkan data visual dan instrumental, Muhammad Wafid menegaskan bahwa status Gunung Dempo tetap berada pada Level II atau Waspada. Status ini menunjukkan bahwa gunung api tersebut memiliki potensi bahaya dan memerlukan pengawasan ketat.
Badan Geologi, melalui Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) serta Pos Pengamatan Gunung Api Dempo, terus memantau aktivitas gunung. Masyarakat diimbau untuk tetap tenang, menghindari penyebaran informasi yang tidak terverifikasi, dan mengikuti semua instruksi evakuasi dari pejabat setempat.