Guru Honorer di Lebak Dipecat Usai Diduga Cabuli Belasan Murid
Dinas Pendidikan Lebak memecat seorang guru honorer SD di Kecamatan Sobang karena diduga melakukan pencabulan terhadap belasan murid di bawah umur; kasus ini mendorong peningkatan pengawasan dan seleksi guru.

Seorang guru honorer Sekolah Dasar (SD) di Kecamatan Sobang, Kabupaten Lebak, Banten, dipecat setelah diduga melakukan pencabulan terhadap belasan muridnya. Kasus ini terungkap pada Senin, 20 Januari, dan langsung ditindaklanjuti oleh Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Lebak.
Kronologi dan Tindakan Disdikbud
Menurut Sekretaris Disdikbud Kabupaten Lebak, Maman Suryaman, pemecatan guru tersebut merupakan langkah tegas untuk memberikan efek jera dan melindungi para siswa. "Kita sudah memberhentikan guru yang diduga melakukan pencabulan itu," tegasnya. Langkah ini diambil sebagai respon atas laporan dan investigasi yang dilakukan terkait dugaan pencabulan tersebut.
Upaya Pencegahan di Masa Mendatang
Disdikbud Lebak juga berinisiatif meningkatkan pengawasan dan pembinaan terhadap seluruh tenaga pendidik dan kependidikan di Kabupaten Lebak. Penambahan tenaga pengawas sekolah juga menjadi bagian dari strategi pencegahan kasus serupa di masa mendatang. Maman menambahkan bahwa lemahnya pengawasan dan pembinaan sebelumnya menjadi salah satu faktor yang menyebabkan kasus ini terjadi.
Seleksi yang Lebih Ketat
Lebih lanjut, Disdikbud menekankan pentingnya seleksi yang lebih ketat dalam rekrutmen tenaga honorer, khususnya administrasi sekolah. Terungkap bahwa guru yang diduga melakukan pencabulan tersebut, berinisial WS (25), awalnya merupakan tenaga administrasi. "Kami berharap dengan langkah pengawasan dan pembinaan dapat mencegah perbuatan bejat," harap Maman.
Korban dan Dampaknya
Kepala Unit Pelaksana Tugas Daerah Perlindungan Perempuan dan Anak Kabupaten Lebak, Fuji Astuti, mengungkapkan bahwa jumlah korban pencabulan yang dilakukan WS mencapai 14 orang siswa SD. Perbuatan tersebut diduga telah berlangsung sejak tahun 2019. Awalnya, jumlah korban tercatat 9 orang, namun setelah penyelidikan kepolisian, jumlahnya bertambah. Fuji berharap para korban dapat melanjutkan pendidikan mereka tanpa hambatan.
Kesimpulan
Kasus pencabulan yang dilakukan oleh guru honorer di Lebak ini menyoroti pentingnya pengawasan yang ketat dan seleksi yang lebih teliti dalam dunia pendidikan. Pemecatan guru tersebut dan upaya pencegahan yang dilakukan oleh Disdikbud diharapkan dapat mencegah kejadian serupa di masa depan serta memastikan keamanan dan keselamatan para siswa.