Halal Bihalal: Menyambung Silaturahmi dan Membangun Bangsa, Kata Akademisi UIN
Profesor Hamlan dari UIN Datokarama Palu menjelaskan makna halal bihalal sebagai upaya menyambung hal yang terputus, menekankan pentingnya persatuan kader HMI dalam membangun bangsa.

Palu, Sulawesi Tengah, 21 April 2024 - Halal bihalal, tradisi saling memaafkan usai Idul Fitri, ternyata memiliki makna yang lebih dalam dari sekadar silaturahmi biasa. Menurut Profesor Hamlan, akademisi dari Universitas Islam Negeri (UIN) Datokarama Palu, halal bihalal, yang berasal dari kata 'Al Hilmu', berarti menyambung kembali hal-hal yang telah terputus. Hal ini disampaikannya dalam hikmah halal bihalal yang diselenggarakan oleh Majelis Wilayah (MW) KAHMI Sulawesi Tengah di Palu, Ahad malam.
Lebih lanjut, Profesor Hamlan menjelaskan bahwa 'Al Hilmu' tidak hanya sekedar menyambung, tetapi juga mencairkan hal-hal yang beku dan menyatukan kembali perbedaan. Beliau menekankan kemampuan kader HMI (Himpunan Mahasiswa Islam) dalam hal ini, yang memiliki kapasitas intelektual, spiritual, dan sosial yang mumpuni untuk menjalankan peran tersebut. Perbedaan pandangan, bahkan perbedaan sikap politik, menurutnya, dapat disatukan kembali berkat kemampuan para kader HMI.
Dalam konteks sejarah Indonesia, Profesor Hamlan mencontohkan bagaimana kader HMI telah berhasil menjembatani hubungan yang sempat tegang antara umat Islam dan pemerintah. Dengan kecerdasan intelektual dan keahlian sosialnya, mereka mampu menyatukan kembali kepentingan yang berbeda, membuktikan pentingnya peran Al Hilmu dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemampuan ini, menurutnya, merupakan bukti nyata dari peran HMI dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Makna Al Hilmu dan Peran Kader HMI
Profesor Hamlan, yang juga menjabat sebagai Wakil Rektor UIN Datokarama Palu, menjelaskan bahwa kader HMI, dengan pemahaman mendalam akan Al Hilmu dan nilai-nilai kemanusiaan, mampu menyelaraskan kepentingan kekuasaan dengan kepentingan pemikiran HMI. Hal ini menunjukkan bagaimana kader HMI dapat berperan sebagai jembatan antara berbagai kepentingan yang berbeda, tanpa mengorbankan prinsip dan idealisme. Komitmen ini, menurutnya, sangat penting dalam membangun bangsa yang kuat dan bersatu.
Beliau juga menekankan tiga corak utama yang menjadi ciri khas HMI: keislaman, keindonesiaan, dan kemodernan. Ketiga corak ini, menurut Profesor Hamlan, harus dipegang teguh oleh seluruh kader HMI dalam menjalankan perannya di masyarakat. Dengan menggabungkan ketiga unsur tersebut, HMI dapat berkontribusi secara optimal dalam pembangunan bangsa.
Dalam kesempatan tersebut, Profesor Hamlan berharap seluruh kader HMI, meskipun memiliki latar belakang pemikiran yang berbeda, dapat saling memaafkan dan bersatu untuk menjadi kekuatan dalam membangun bangsa dan daerah. Hal ini sejalan dengan makna halal bihalal itu sendiri, yaitu menyatukan kembali yang terputus dan mempererat tali silaturahmi.
Silaturahmi dan Kebersamaan dalam Halal Bihalal KAHMI
Halal bihalal yang diselenggarakan oleh MW KAHMI Sulawesi Tengah ini bertujuan untuk mempererat tali silaturahmi antar kader setelah perayaan Idul Fitri 1444 Hijriah. Acara ini menjadi wadah bagi para kader untuk saling bermaaf-maafan dan memperkuat ikatan persaudaraan. Halal bihalal juga menjadi momentum untuk saling berbagi pengalaman dan pengetahuan, serta merencanakan program-program kerja untuk masa mendatang.
Melalui acara ini, KAHMI Sulawesi Tengah ingin menunjukkan komitmennya dalam membangun bangsa dan daerah melalui berbagai kegiatan positif. Halal bihalal bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga menjadi bagian penting dari upaya KAHMI dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa.
Dengan mengusung semangat Al Hilmu, KAHMI Sulawesi Tengah berharap dapat terus menyatukan perbedaan dan membangun sinergi positif untuk kemajuan bangsa. Halal bihalal menjadi bukti nyata komitmen mereka dalam membangun Indonesia yang lebih baik.
Sebagai penutup, penting untuk diingat bahwa makna halal bihalal melampaui sekedar pertemuan tahunan. Ini merupakan komitmen untuk terus membangun persatuan dan kesatuan bangsa, menyambung kembali apa yang telah terputus, dan menciptakan Indonesia yang lebih baik bagi semua.