Quraish Shihab Tekankan Peran Penting Pemuka Agama dalam Membangun Toleransi
Pendiri Majelis Hukama Muslimin (MHM), Quraish Shihab, menekankan peran krusial pemuka agama dalam membimbing masyarakat menuju kehidupan yang toleran dan saling memanusiakan.

Jakarta, 24 Maret 2024 (ANTARA) - Dalam sebuah acara buka puasa bersama tokoh lintas agama di Jakarta, Minggu lalu, Quraish Shihab, pendiri dan anggota Majelis Hukama Muslimin (MHM), menyampaikan pentingnya peran pemuka agama dalam membentuk kehidupan yang saling memanusiakan dan merawat toleransi antarumat beragama di Indonesia. Pernyataan ini disampaikan di hadapan Menag (2014-2019) Lukman Hakim Saifuddin, Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin, tokoh-tokoh lintas agama, dan beberapa duta besar negara sahabat.
Shihab menekankan bahwa salah satu prioritas utama MHM adalah menghidupkan kembali dan menegaskan peran penting pemuka agama dalam membimbing masyarakat. Beliau yakin agama memiliki peran besar dalam kebahagiaan manusia dan dapat berjalan beriringan dengan ilmu pengetahuan, karena keduanya merupakan kebutuhan fundamental manusia. "Ilmu menciptakan alat produksi dan akselerasi, sedang iman menetapkan haluan. Ilmu dan iman, keduanya adalah kekuatan. Kekuatan ilmu terpisah, kekuatan iman menyatu. Ilmu menyesuaikan manusia dengan lingkungannya. Iman menyesuaikannya dengan jati dirinya," jelas Shihab.
Pernyataan Shihab ini mendapat apresiasi dari Sekjen Kemenag Kamaruddin Amin yang menyebut MHM sebagai perangkat sosial penting di Indonesia dan telah berkolaborasi dalam berbagai program. Kamaruddin juga menekankan pentingnya forum lintas agama seperti yang diinisiasi MHM untuk merawat kedamaian, karena menurutnya, "Tidak ada kedamaian dalam sebuah bangsa tanpa kedamaian antaragama. Tidak ada kedamaian antaragama tanpa dialog antaragama. Tidak ada dialog antaragama tanpa pengetahuan mendalam tentang agama." Ia menambahkan bahwa MHM berhasil menciptakan suasana kondusif untuk berbagi pemahaman antaragama.
Peran Pemuka Agama dalam Membangun Toleransi
Quraish Shihab dalam sambutannya secara khusus menyoroti peran vital pemuka agama dalam membimbing umat. Pemuka agama, menurutnya, memiliki tanggung jawab besar dalam menanamkan nilai-nilai toleransi dan saling menghormati antarumat beragama. Hal ini sejalan dengan visi MHM yang ingin memperkuat peran agama dalam membangun masyarakat yang damai dan harmonis.
Lebih lanjut, Shihab menjelaskan bagaimana agama dan ilmu pengetahuan dapat saling melengkapi. Ilmu pengetahuan memberikan manusia kemampuan untuk berinovasi dan berkembang, sementara agama memberikan panduan moral dan spiritual. Keduanya dibutuhkan untuk mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan sejati.
Dukungan terhadap peran MHM juga datang dari Duta Besar Uni Emirat Arab untuk Indonesia, Abdullah Salem Al Dhaheri. Ia menyatakan bahwa UEA sangat memperhatikan nilai-nilai toleransi dan hidup berdampingan antaragama, dan menganggap nilai-nilai tersebut sebagai kunci keberhasilan pembangunan berkelanjutan.
Dukungan dari Berbagai Pihak
Apresiasi terhadap peran MHM dan pentingnya dialog antaragama juga disampaikan oleh berbagai pihak yang hadir dalam acara tersebut. Mereka sepakat bahwa peran pemuka agama sangat krusial dalam menjaga kerukunan dan kedamaian antarumat beragama di Indonesia. Kerjasama dan dialog antaragama dianggap sebagai kunci utama untuk menciptakan masyarakat yang inklusif dan toleran.
Acara buka puasa bersama ini menjadi bukti nyata komitmen berbagai pihak dalam memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa. Melalui dialog dan kerjasama, diharapkan dapat tercipta kehidupan yang harmonis dan saling menghormati antarumat beragama di Indonesia.
Peran aktif MHM dalam memfasilitasi dialog dan kerjasama antaragama sangat diapresiasi. Keberadaan MHM diharapkan dapat terus berkontribusi dalam membangun masyarakat Indonesia yang damai, toleran, dan saling menghormati.
Kesimpulannya, peran pemuka agama dalam membimbing umat menuju kehidupan yang lebih toleran dan saling menghargai sangatlah penting. Hal ini menjadi kunci utama dalam menjaga kerukunan dan kedamaian antarumat beragama di Indonesia. Dukungan dari berbagai pihak, termasuk pemerintah dan negara sahabat, sangat dibutuhkan untuk memperkuat peran tersebut.