Harga Cabai Rawit Merah Banjarnegara Diprediksi Turun dalam Dua Pekan
Pegiat AACI Banjarnegara memprediksi harga cabai rawit merah akan turun dalam 1-2 pekan mendatang karena pasokan dari Jawa Timur meningkat setelah panen raya, meskipun sebelumnya sempat tinggi akibat cuaca buruk.
Banjarnegara, 13 Januari 2025 - Kabar baik bagi para pencinta kuliner berbahan cabai! Harga cabai rawit merah diprediksi akan segera turun. Teguh Suprapto, pegiat Asosiasi Agribisnis Cabai Indonesia (AACI) Kabupaten Banjarnegara, Jawa Tengah, memperkirakan penurunan harga akan terjadi dalam waktu satu hingga dua pekan ke depan.
Menurut Teguh, prediksi penurunan harga ini didorong oleh peningkatan pasokan. Daerah penghasil cabai di dataran rendah, seperti Kediri dan beberapa wilayah Jawa Timur, kini tengah memasuki masa panen raya. Kenaikan harga cabai beberapa pekan terakhir memang sempat menjadi perhatian. Harga cabai rawit merah di tingkat petani pada pekan kedua Januari 2025 mencapai Rp70.000-Rp75.000 per kilogram, sementara cabai merah keriting di wilayah atas Banjarnegara mencapai Rp55.000/kg.
Lalu, apa penyebab lonjakan harga sebelumnya? Teguh menjelaskan bahwa hujan deras selama lima hari berturut-turut pada pertengahan November 2024 menjadi faktor utama. Hujan tersebut mengakibatkan sekitar 40 persen tanaman cabai di wilayah bawah Banjarnegara rusak akibat terendam air. Wilayah atas juga terdampak, dengan tanaman cabai terserang layu fusarium yang mematikan perakaran dan bagian atas tanaman.
Daerah yang terdampak kerusakan cukup parah meliputi Kecamatan Bawang, serta sebagian Karangkobar dan Wanayasa. Meskipun demikian, AACI Banjarnegara masih mampu mengirimkan pasokan cabai merah keriting dalam jumlah besar ke luar daerah. Teguh menyebutkan pengiriman lebih dari satu ton cabai merah keriting masih dilakukan baru-baru ini.
Melihat kondisi pertanaman saat ini, Teguh optimis harga cabai akan kembali normal menjelang bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri 1446 H. Namun, ia mengingatkan bahwa prediksi ini tetap bergantung pada perkembangan cuaca dalam beberapa pekan mendatang. Pengalaman menghadapi Natal dan Tahun Baru lalu menjadi pelajaran berharga; perencanaan penanaman yang matang sempat dilakukan, namun hujan lebat yang tak terduga mengubah segalanya.
Teguh juga menjelaskan peran AACI sebagai Champion Cabai binaan Direktorat Jenderal Hortikultura Kementerian Pertanian. Bersama kelompok tani, mereka berupaya menjual cabai dengan harga yang menguntungkan petani, khususnya di Banjarnegara. Hal ini dilakukan sebagai bentuk dukungan terhadap kesejahteraan masyarakat.
Kesimpulannya, meskipun sempat mengalami kenaikan signifikan akibat cuaca buruk, harga cabai rawit merah diprediksi akan segera turun. Peningkatan pasokan dari daerah penghasil cabai di Jawa Timur menjadi faktor utama penurunan harga yang diharapkan terjadi dalam waktu dekat. Namun, perkembangan cuaca tetap menjadi faktor penentu.