Harga Emas Antam Tembus Rp1.774.000 per Gram, Rekor Tertinggi! Ini Faktornya
Harga emas Antam kembali mencetak rekor tertinggi pada Kamis (20/3) di angka Rp1.774.000 per gram, didorong oleh beberapa faktor eksternal seperti ketidakpastian global dan kebijakan moneter AS.

Harga emas Antam pada Kamis (20/3) mencapai rekor tertinggi baru, yaitu Rp1.774.000 per gram. Kenaikan ini terjadi di tengah ketidakpastian ekonomi global dan beberapa faktor lainnya. Direktur Utama PT Pegadaian (Persero), Damar Latri Setiawan, menjelaskan beberapa faktor yang berkontribusi pada lonjakan harga emas tersebut. Kenaikan ini merupakan akumulasi dari lonjakan harga selama tiga hari sebelumnya, dengan total kenaikan Rp35.000.
Damar menjelaskan bahwa peningkatan permintaan emas sebagai instrumen investasi yang aman atau safe haven menjadi salah satu faktor utama. Ketidakpastian ekonomi global, potensi resesi, dan inflasi tinggi mendorong investor untuk mencari aset lindung nilai. Hal ini sesuai dengan pernyataan Damar, "Ketika dunia mengalami ketidakpastian seperti krisis ekonomi, resesi atau inflasi yang tinggi, investor biasanya mencari aset yang aman, salah satunya emas."
Selain itu, kebijakan suku bunga rendah yang diterapkan oleh The Fed juga turut memengaruhi. Kondisi ini membuat pasar uang kurang menarik bagi investor, sehingga mereka beralih ke emas sebagai instrumen lindung nilai (hedging) dan untuk melindungi kekayaan mereka dari inflasi. Ketegangan geopolitik global juga memperkuat tren ini, karena investor cenderung mencari aset aman di tengah ketidakpastian.
Faktor-Faktor Pendorong Kenaikan Harga Emas
Beberapa faktor eksternal secara signifikan mempengaruhi lonjakan harga emas. Pertama, tingginya permintaan emas sebagai aset safe haven di tengah ketidakpastian ekonomi global. Investor cenderung mencari perlindungan aset mereka di tengah ancaman resesi dan inflasi. Kedua, kebijakan moneter longgar dari The Fed membuat pasar uang kurang menarik, sehingga investor beralih ke emas.
Ketiga, tegangan geopolitik internasional turut berkontribusi. Ketidakpastian politik global mendorong investor untuk mencari aset yang lebih aman dan stabil, sehingga meningkatkan permintaan emas. Keempat, emas juga berfungsi sebagai instrumen untuk menahan laju inflasi. Ketika inflasi meningkat, investor cenderung beralih ke emas untuk menjaga nilai kekayaan mereka. Damar menjelaskan, "Emas juga salah satu instrumen yang bisa menahan inflasi, ketika inflasi di suatu negara meningkat, biasanya investor akan beralih ke emas untuk mempertahankan nilai kekayaannya."
Terakhir, permainan mekanisme penawaran dan permintaan juga berperan. Ketika pasokan emas terbatas sementara permintaan tinggi, harga emas akan cenderung meningkat. Damar menambahkan, "Hal ini sangat wajar ketika supply sedikit dan demand sedang banyak membuat harga emas ikut melambung."
Prediksi Harga Emas Ke Depan
Meskipun Pegadaian tidak dapat memprediksi secara pasti pergerakan harga emas di masa mendatang karena banyak faktor yang saling berkaitan dan tidak terduga, Damar menyatakan bahwa berdasarkan tren historis, harga emas cenderung mengalami kenaikan yang signifikan dari tahun ke tahun. Ia menambahkan, "Untuk hal ini (harga emas) kami tidak dapat memprediksi karena banyak faktor yang mempengaruhi dan saling berkaitan sehingga bisa dibuat variabel yang tidak terduga. Tetapi bila kita melihat dari historis harga emas dari tahun ke tahun, harga emas cenderung terus mengalami kenaikan yang cukup signifikan."
Kesimpulannya, kenaikan harga emas Antam hingga mencapai rekor tertinggi Rp1.774.000 per gram merupakan hasil dari beberapa faktor yang saling terkait, baik faktor global maupun faktor pasar. Ketidakpastian ekonomi global, kebijakan moneter AS, geopolitik, dan mekanisme penawaran dan permintaan semuanya berperan dalam mendorong kenaikan harga emas ini.