Hebat! Inisiatif Poliran Banten Sukses Tekan Angka Pengangguran dan Berantas Kemiskinan di Pedesaan
Inisiatif Poliran Banten dari Polda Banten terbukti efektif memberantas kemiskinan dan menekan angka pengangguran, bahkan menjadi contoh nasional. Bagaimana program ini bekerja?

Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Mendes PDTT) Yandri Susanto memberikan apresiasi tinggi. Apresiasi ini ditujukan kepada inisiatif "Police Caring About Unemployed People" (Poliran) oleh Polda Banten. Program tersebut dinilai mampu mendorong kemajuan tujuan keenam Astacita, yakni pengembangan ekonomi pedesaan dan pemberantasan kemiskinan.
Program Poliran dinilai sangat berharga dalam upaya menurunkan angka pengangguran. Selain itu, inisiatif ini juga mendukung pengembangan ekonomi desa serta menekan tingkat kriminalitas. Oleh karena itu, Yandri Susanto berpendapat bahwa program ini layak mendapatkan penghargaan dan bisa menjadi motivasi bagi Kementerian Desa.
Kapolda Banten, Suyudi Ario Seto, menjelaskan bahwa program ini lahir dari survei. Survei tersebut menunjukkan tingkat pengangguran di wilayah Banten mencapai hampir 5,7 persen. Angka pengangguran yang tinggi ini disinyalir memperburuk tingkat kriminalitas di daerah tersebut.
Manfaat Ganda Program Poliran
Inisiatif Poliran Banten tidak hanya fokus pada penekanan angka pengangguran, tetapi juga memiliki manfaat ganda. Program ini secara langsung berkontribusi pada pengembangan ekonomi pedesaan dan pemberantasan kemiskinan. Menteri Yandri Susanto bahkan menyarankan agar inisiatif ini dapat direplikasi di daerah lain di seluruh Indonesia.
Dalam pelaksanaannya, peserta Poliran diberikan pelatihan keterampilan pilihan. Keterampilan tersebut meliputi bidang pertanian, peternakan, perikanan, pengelasan, hingga pekerjaan kelistrikan. Keahlian ini diharapkan dapat membuka peluang kerja baru bagi masyarakat.
Selain itu, keterampilan yang diajarkan juga dapat mendukung program lain seperti Makan Bergizi Gratis (MBG). Peserta dapat menjadi sumber bahan baku yang dibutuhkan untuk program tersebut. Hal ini menunjukkan sinergi antar program pemerintah untuk kesejahteraan masyarakat.
Mekanisme Pelatihan dan Dampak Nyata
Kapolda Banten Suyudi Ario Seto mengungkapkan bahwa program Poliran menyasar berbagai kelompok masyarakat. Peserta meliputi narapidana yang baru keluar, masyarakat yang baru saja mengalami pemutusan hubungan kerja (PHK), serta pemuda dari generasi Z dan milenial. Kolaborasi dengan pemerintah provinsi dan pemangku kepentingan terkait menjadi kunci keberhasilan program ini.
Hingga saat ini, Polda Banten telah menyelenggarakan empat angkatan pelatihan Poliran. Setiap angkatan rata-rata diikuti oleh 112 peserta. Setelah menyelesaikan pelatihan selama empat hari, para peserta menerima sertifikat dari Balai Latihan Kerja Nasional.
Dampak positif dari program ini sangat signifikan. Kapolda Banten menyatakan bahwa lebih dari 80 persen peserta pelatihan Poliran berhasil mendapatkan pekerjaan tetap. Mereka bekerja di berbagai perusahaan yang tersebar di wilayah Banten. Keberhasilan ini menjadi bukti nyata efektivitas inisiatif Poliran dalam mengatasi masalah pengangguran.
Kapolda berharap agar Kementerian Desa dapat terus memberikan dukungan penuh. Dukungan ini penting agar inisiatif Poliran dapat terus berjalan konsisten di Banten. Bahkan, diharapkan program ini bisa diperluas cakupannya hingga ke seluruh wilayah Indonesia.