Hilirisasi Berkualitas: Kunci Pembukaan Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia
Anggota DPR, Tetty Paruntu, menekankan pentingnya hilirisasi berkualitas untuk menciptakan lapangan kerja, mendorong ekonomi inklusif, dan pembangunan berkelanjutan di Indonesia, sejalan dengan target investasi pemerintah.

Jakarta, 10 Maret 2024 - Anggota Komisi XII DPR RI, Christiany Eugenia Tetty Paruntu, menyoroti pentingnya hilirisasi berkualitas dalam pembangunan ekonomi Indonesia. Ia menekankan bahwa hilirisasi bukan hanya sekadar pengolahan sumber daya alam, tetapi harus berdampak luas pada peningkatan lapangan kerja, ekonomi inklusif, dan keadilan bagi seluruh lapisan masyarakat. Hal ini disampaikannya dalam keterangan pers di Jakarta pada Senin lalu.
Tetty Paruntu secara tegas menyatakan dukungannya terhadap program hilirisasi yang digagas Presiden Prabowo Subianto. Menurutnya, program ini merupakan strategi krusial untuk mencapai target ketahanan energi dan pangan nasional. Indonesia, dengan potensi besar di sektor energi dan kemaritiman, perlu memaksimalkan nilai ekonomi hijau dan biru melalui hilirisasi untuk menjamin pembangunan berkelanjutan. "Artinya hilirisasi yang lebih banyak membuka lapangan kerja, inklusif, berkeadilan, berdampak sosial, dan berkelanjutan," tegas Tetty.
Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa potensi ekonomi hijau yang rendah karbon dan ekonomi biru dengan sumber daya laut yang melimpah, serta sumber daya manusia yang besar, menjadi modal utama keberhasilan hilirisasi. Namun, Tetty juga mengakui tantangan yang ada, menekankan perlunya kolaborasi berbagai pihak, termasuk dukungan regulasi yang kondusif dari pemerintah pusat dan daerah untuk menciptakan ekosistem usaha yang baik.
Hilirisasi: Jembatan Menuju Lapangan Kerja dan Pertumbuhan Ekonomi
Tetty Paruntu meyakini bahwa hilirisasi yang berkualitas akan menciptakan lapangan kerja yang luas, berkeadilan, berdampak sosial, dan berkelanjutan. Hal ini sejalan dengan target Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM yang mencanangkan hilirisasi dan investasi sebagai penggerak utama pertumbuhan ekonomi Indonesia, dengan target pertumbuhan ekonomi mencapai 8 persen dalam beberapa tahun mendatang.
Pemerintah menargetkan realisasi investasi sebesar Rp13.528 triliun dalam lima tahun ke depan. Target ambisius ini diharapkan mampu menciptakan lapangan kerja bagi 3,74 juta orang. Hal ini menjadi fokus utama Kementerian Investasi dan Hilirisasi/BKPM untuk mendukung pertumbuhan ekonomi berkelanjutan. Dengan demikian, hilirisasi bukan hanya sekadar meningkatkan nilai tambah sumber daya alam, tetapi juga menjadi kunci utama dalam menciptakan lapangan kerja yang signifikan.
Presiden Prabowo Subianto sendiri telah menyatakan komitmennya terhadap program hilirisasi. Dalam acara HUT ke-17 Gerindra, beliau menyatakan bahwa program hilirisasi akan terus dilanjutkan dan diwujudkan, dimulai dengan 15 megaproyek hilirisasi pada tahun 2025. "Hilirisasi kita akan teruskan, kita wujudkan. Kita akan mulai tahun ini. Tahun ini minimal 15 megaproyek yang miliar-miliar dolar [nilainya]. Kita mulai tanpa kita minta-minta investasi dari luar negeri," kata Prabowo.
Tantangan dan Kolaborasi dalam Hilirisasi
Meskipun menawarkan potensi besar, pelaksanaan hilirisasi di Indonesia juga dihadapkan pada sejumlah tantangan. Diperlukan kolaborasi yang erat antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat untuk memastikan keberhasilan program ini. Dukungan regulasi yang konsisten dan transparan sangat penting untuk menciptakan iklim investasi yang menarik dan menjamin kepastian usaha.
Selain itu, pengembangan sumber daya manusia yang terampil dan berkualitas juga menjadi kunci keberhasilan hilirisasi. Pelatihan dan pendidikan vokasi yang relevan dengan kebutuhan industri hilirisasi perlu ditingkatkan untuk memastikan ketersediaan tenaga kerja yang kompeten. Dengan demikian, hilirisasi tidak hanya menciptakan lapangan kerja, tetapi juga meningkatkan kualitas sumber daya manusia Indonesia.
Penting juga untuk memperhatikan aspek lingkungan dan sosial dalam pelaksanaan hilirisasi. Program ini harus dirancang dan dijalankan secara berkelanjutan, dengan memperhatikan dampak lingkungan dan kesejahteraan masyarakat sekitar. Penerapan prinsip-prinsip ekonomi hijau dan biru menjadi kunci untuk memastikan hilirisasi memberikan manfaat jangka panjang bagi Indonesia.
Kesimpulannya, hilirisasi yang berkualitas merupakan kunci untuk membuka lapangan kerja yang luas, mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif dan berkelanjutan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Keberhasilan program ini membutuhkan komitmen dan kolaborasi dari seluruh pemangku kepentingan.