Hilirisasi: Kunci Ekonomi Indonesia Tembus 8 Persen?
Menteri Investasi Rosan Roeslani menekankan peran hilirisasi dalam mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia hingga 8 persen, ditunjang strategi pemerintah memanfaatkan bonus demografi dan pengembangan sektor unggulan.
Jakarta, 24 Januari 2024 - Menteri Investasi dan Hilirisasi/Kepala BKPM, Rosan Roeslani, menyatakan hilirisasi sebagai strategi kunci Indonesia untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Pernyataan ini disampaikan Jumat lalu di Jakarta, menarik perhatian publik dan menimbulkan pertanyaan besar: bagaimana hilirisasi dapat mewujudkan target ambisius tersebut?
Rosan menjelaskan, investasi di sektor hilirisasi dalam dua hingga tiga tahun terakhir telah berkontribusi sebesar 22-23 persen dari total investasi Indonesia. Artinya, hilirisasi bukan hanya sekadar kebijakan, melainkan mesin penggerak ekonomi yang signifikan. Keberhasilan ini terlihat dari lonjakan nilai ekspor produk turunan nikel. Dari US$3,3 miliar pada 2017, kini melonjak hingga US$30,4 miliar. Ini menunjukkan potensi besar hilirisasi dalam meningkatkan pendapatan negara dan menciptakan lapangan kerja berkualitas.
Lebih lanjut, Rosan menekankan dampak positif hilirisasi terhadap penyerapan tenaga kerja. Transformasi dari sektor ekstraktif ke pengolahan bernilai tambah menciptakan lebih banyak lapangan kerja terampil di dalam negeri, mengurangi ketergantungan pada ekspor bahan mentah. Hal ini sejalan dengan upaya pemerintah menciptakan perekonomian yang lebih berkelanjutan dan inklusif.
Wakil Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional/Wakil Kepala Bappenas, Febrian Alphyanto Ruddyard, menambahkan pentingnya memanfaatkan bonus demografi yang mencapai puncaknya pada 2025. Pemerintah telah menyiapkan strategi transformasi nasional berbasis tiga pilar: sosial, ekonomi, dan pemerintahan untuk menghadapi peluang ini.
Transformasi sosial fokus pada peningkatan kualitas SDM melalui pendidikan STEAM dan vokasi. Tujuannya adalah mempersiapkan generasi muda untuk mengisi sektor-sektor penggerak ekonomi baru seperti industri hijau dan ekonomi digital. Sementara itu, transformasi ekonomi diarahkan pada pengembangan sektor-sektor unggulan, seperti yang terlihat dalam strategi hilirisasi.
Transformasi pemerintahan berfokus pada menciptakan iklim investasi yang kondusif melalui penyederhanaan regulasi dan penerapan Omnibus Law. Langkah ini bertujuan untuk menarik lebih banyak investasi, baik domestik maupun asing, untuk mendukung pertumbuhan ekonomi. Pemerintah juga meluncurkan delapan strategi prioritas (8 Plus 1 Strategies) untuk mencapai target RPJMN 2025-2029.
Strategi tersebut meliputi peningkatan produktivitas sektor pertanian, pengembangan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK), percepatan transformasi digital, dan investasi di sektor energi terbarukan. Semua strategi ini saling berkaitan dan saling mendukung untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Hilirisasi menjadi salah satu kunci penting dalam strategi tersebut.
Kesimpulannya, hilirisasi merupakan strategi kunci dalam upaya Indonesia mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen. Upaya ini didukung oleh strategi pemerintah lainnya yang fokus pada pengembangan SDM, penyederhanaan regulasi, dan investasi di sektor-sektor unggulan. Suksesnya strategi ini akan sangat bergantung pada pelaksanaan dan koordinasi yang efektif antar kementerian dan lembaga.