Bappenas Ungkap Strategi Jitu Capai Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen: Hilirisasi dan Inovasi Teknologi Jadi Kunci
Bappenas memaparkan strategi pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun ke depan melalui hilirisasi, inovasi teknologi, dan diversifikasi industri untuk menghadapi tantangan global.

Jakarta, 20 Februari 2024 - Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, mengungkapkan strategi kunci untuk mencapai pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia, yaitu transformasi dari ekspor bahan mentah menuju produk bernilai tambah tinggi. Hal ini disampaikan dalam kuliah umum bersama Profesor Ricardo Hausmann, mantan Menteri Perencanaan Venezuela, di Jakarta.
Pertumbuhan ekonomi 8 persen dalam lima tahun mendatang menjadi target yang dicanangkan pemerintah. Untuk mencapai target ambisius ini, Bappenas telah merumuskan strategi komprehensif yang melibatkan berbagai sektor dan kebijakan. Strategi ini mencakup peningkatan produktivitas, diversifikasi industri, dan adopsi teknologi terkini sebagai respons terhadap dinamika ekonomi global yang penuh tantangan.
Menurut Menteri Pambudy, keberhasilan Indonesia dalam mencapai pertumbuhan ekonomi yang signifikan sangat bergantung pada kemampuannya untuk berinovasi dan beradaptasi dengan cepat. Ia menekankan pentingnya peran teknologi dan diversifikasi industri sebagai penggerak utama dalam mencapai target tersebut. "Indonesia harus mampu berevolusi seperti negara lain yang telah beralih dari ekspor komoditas mentah ke produk bernilai tambah tinggi dengan dukungan berbagai inovasi teknologi," tegasnya.
Strategi 8+1: Membangun Fondasi Pertumbuhan Ekonomi Berkelanjutan
Pemerintah telah merancang strategi ‘8+1’ untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen pada tahun 2029. Delapan strategi utama tersebut meliputi peningkatan produktivitas pertanian menuju swasembada pangan, industrialisasi (hilirisasi) sektor padat karya yang berorientasi ekspor dan berkelanjutan, pengembangan ekonomi biru dan hijau, penguatan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif, pengembangan perkotaan sebagai pusat pertumbuhan ekonomi, transformasi digital, serta investasi asing langsung (Foreign Direct Investment/FDI) yang berorientasi ekspor dan investasi non-APBN.
Strategi ‘+1’ mencakup belanja negara untuk peningkatan produktivitas melalui program-program seperti Makan Bergizi Gratis (MBG), pembangunan 3 juta rumah, pengembangan lumbung pangan nasional dan desa, peningkatan kualitas sekolah, hilirisasi lanjutan, pengembangan kendaraan listrik, dan berbagai program lainnya. Semua program ini dirancang untuk menciptakan dampak nyata bagi masyarakat dan mendorong pertumbuhan ekonomi yang inklusif.
Selain strategi tersebut, pemerintah juga menerapkan langkah-langkah kebijakan pendukung, seperti deregulasi perizinan, pengembangan kebijakan fiskal yang berkelanjutan (dengan dukungan Kementerian Keuangan), dan kebijakan moneter yang pro-pertumbuhan. "Ini bukan sekadar angka, tetapi langkah konkret untuk mengurangi kemiskinan, meningkatkan kualitas SDM (sumber daya manusia), dan memperkuat ketahanan ekonomi nasional," jelas Rachmat Pambudy.
Peran Inovasi Teknologi dan Diversifikasi Industri
Bappenas akan mengawal berbagai kebijakan untuk meningkatkan daya saing industri nasional, mempercepat transformasi digital, dan memperkuat regulasi yang mendukung investasi. Profesor Hausmann, dalam kuliah umum tersebut, menekankan pentingnya penguasaan dan penerapan inovasi teknologi sebagai kunci utama pertumbuhan ekonomi.
Ia menjelaskan bahwa negara maju cenderung memproduksi lebih banyak jenis barang dengan teknologi yang lebih maju, berbeda dengan negara berkembang yang umumnya memproduksi lebih sedikit jenis barang dengan teknologi yang lebih sederhana. "Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, Indonesia perlu mempercepat adopsi teknologi, meningkatkan diversifikasi industri, dan memastikan bahwa tenaga kerja memiliki keterampilan yang diperlukan untuk beradaptasi dengan perubahan ekonomi global," ujar Profesor Hausmann.
Kesimpulannya, strategi Bappenas untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen berfokus pada hilirisasi, inovasi teknologi, dan diversifikasi industri. Langkah-langkah konkret yang telah dan akan dijalankan diharapkan mampu mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan dan inklusif, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia.