Butuh Tambahan Rp1.000 Triliun untuk Ekonomi Indonesia Tumbuh 8 Persen
Peneliti Indef mengungkapkan Indonesia membutuhkan tambahan dana Rp1.000 triliun per tahun untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, dengan fokus penguatan sektor jasa dan industri.

Jakarta, 14 Maret 2024 - Indonesia membutuhkan suntikan dana signifikan untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi 8 persen. Hal ini disampaikan oleh Ahmad Heri Firdaus, peneliti dari Institute for Development of Economics and Finance (Indef). Ia menyatakan bahwa dibutuhkan tambahan dana sebesar Rp1.000 triliun per tahun, dihitung berdasarkan rasio Produk Domestik Bruto (PDB), untuk mewujudkan target ambisius tersebut. Pernyataan ini disampaikan dalam diskusi bertajuk "Peluang dan Tantangan Industri Kimia" di Jakarta.
Menurut Heri Firdaus, pertumbuhan ekonomi Indonesia saat ini masih berada di kisaran 5 persen atau sekitar Rp600 triliun per tahun. Oleh karena itu, diperlukan strategi ekonomi yang komprehensif untuk mencapai target 8 persen. Strategi ini harus fokus pada penguatan sektor jasa dan industri, dengan tetap memberikan dukungan yang memadai bagi sektor pertanian.
Indef telah menyusun skenario pertumbuhan ekonomi sektoral yang diyakini dapat berkontribusi pada peningkatan pendapatan rasio PDB. Skenario ini mencakup target pertumbuhan yang spesifik untuk berbagai sektor, antara lain pertanian (6,07 persen), pertambangan dan penggalian (8,05 persen), industri pengolahan (8,35 persen), pengadaan listrik dan gas (7,05 persen), konstruksi (7,1 persen), perdagangan besar dan eceran (8,83 persen), serta jasa keuangan dan asuransi (6,24 persen).
Tantangan Menuju Pertumbuhan Ekonomi 8 Persen
Meskipun target pertumbuhan ekonomi 8 persen dianggap mungkin oleh Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN/Bappenas), Rachmat Pambudy, Heri Firdaus menekankan adanya tantangan yang signifikan. Ia menyebutkan bahwa daya beli masyarakat yang melambat dan akses pasar yang terbatas menjadi kendala utama dalam upaya mengakselerasi pertumbuhan ekonomi.
"Tantangan utama dalam mengakselerasi ekonomi saat ini antara lain daya beli melambat dan akses pasar yang terbatas," ujar Heri Firdaus. Pernyataan ini menunjukkan bahwa peningkatan investasi saja tidak cukup, tetapi juga perlu diimbangi dengan strategi untuk meningkatkan daya beli dan memperluas akses pasar bagi pelaku ekonomi.
Lebih lanjut, Menteri Pambudy juga menekankan pentingnya sinergi dan kerja sama antar pihak terkait untuk mencapai target tersebut. Ia menyoroti perlunya mengurangi konflik dan perbedaan pendapat untuk menciptakan iklim ekonomi yang kondusif. "Tidak mustahil pertumbuhan ekonomi delapan persen itu bisa tercapai. Memang akhirnya persoalan-persoalan mendasar yang akan menguji kita apakah pertumbuhan ekonomi delapan persen itu tercapai atau tidak,” kata Menteri Pambudy dalam Rapat Kerja bersama Komisi XI DPR RI.
Skenario Pertumbuhan Sektoral dan Strategi Jangka Panjang
Data pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2024 menunjukkan angka 5,03 persen, mengalami sedikit penurunan 0,02 persen (YoY) dibandingkan tahun 2023 (5,05 persen). Hal ini semakin menggarisbawahi urgensi untuk menerapkan strategi yang tepat guna mencapai target 8 persen.
Skenario pertumbuhan sektoral yang disusun Indef menunjukkan target pertumbuhan yang cukup tinggi untuk beberapa sektor. Target ini menunjukkan fokus pada diversifikasi ekonomi dan peningkatan produktivitas di berbagai sektor kunci. Namun, keberhasilan implementasi skenario ini sangat bergantung pada berbagai faktor, termasuk kebijakan pemerintah, investasi, dan kondisi pasar global.
Untuk mencapai pertumbuhan ekonomi 8 persen, dibutuhkan strategi jangka panjang yang komprehensif. Strategi ini harus mencakup peningkatan investasi, peningkatan produktivitas, diversifikasi ekonomi, dan peningkatan daya saing Indonesia di pasar global. Selain itu, sinergi dan kerja sama antar pemangku kepentingan sangat penting untuk memastikan keberhasilan implementasi strategi tersebut.
Kesimpulannya, target pertumbuhan ekonomi 8 persen merupakan tantangan besar bagi Indonesia. Namun, dengan strategi yang tepat, investasi yang memadai, dan sinergi antar pihak terkait, target tersebut bukanlah hal yang mustahil untuk dicapai.