Ibu dan Anak ODGJ Terlantar di Tulungagung Dievakuasi Dinkes
Dinas Kesehatan Tulungagung mengevakuasi ibu dan anak penderita gangguan jiwa (ODGJ) yang terlantar di area pertokoan, keduanya kini mendapat perawatan sementara sebelum dirujuk ke rumah sakit jiwa.

Seorang ibu dan anak penderita Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) ditemukan terlantar di area pertokoan Jalan Teuku Umar, Kelurahan Kutoanyar, Tulungagung, Jawa Timur. Dinas Kesehatan Kabupaten Tulungagung langsung bertindak cepat dengan mengevakuasi keduanya pada Senin, 20 Januari 2025.
Yang membuat situasi semakin memprihatinkan, anak berusia 14 tahun itu ditemukan terikat kain di bagian perut oleh ibunya. Tujuannya, untuk mencegah anak tersebut hilang. Keduanya kemudian dibawa ke tempat penampungan sementara sebelum mendapatkan rujukan ke rumah sakit jiwa untuk perawatan lebih lanjut.
Sub Koordinator Kesehatan Jiwa Dinkes Tulungagung, Heru Santoso, mengungkap identitas ibu dan anak tersebut. Ibu berinisial RM (51) dan anaknya AR (14), warga Desa Picisan, Kecamatan Sendang. Mereka rupanya bukan kali pertama mendapatkan perawatan kesehatan jiwa. Heru menjelaskan, "Mereka telah tiga kali dirujuk ke Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Lawang, namun kembali ke desa pada 28 November 2024. Setelah sampai di rumah, sempat didampingi bidan dan perawat desa, tetapi beberapa hari kemudian mereka kabur dari desa."
Berdasarkan pemeriksaan, diketahui RM menderita skizofrenia. Kondisi ini muncul setelah ditinggalkan suaminya pasca melahirkan AR. Sementara itu, AR mengalami retardasi mental. Heru menambahkan, "Awalnya RM memiliki suami, tetapi saat melahirkan anaknya, sang suami melarikan diri. Kondisi itu memicu depresi hingga akhirnya berkembang menjadi gangguan skizofrenia."
Saat ini, ibu dan anak tersebut berada di shelter milik Dinas Sosial Tulungagung. Mereka dijadwalkan untuk dirujuk kembali ke RSJ Lawang pada Jumat, 24 Januari 2025, untuk mendapatkan pengobatan lanjutan. Namun, Pemkab Tulungagung menghadapi kendala karena belum memiliki shelter khusus untuk ODGJ yang tidak memiliki keluarga.
Heru menyatakan, "Untuk sementara kami bawa ke shelter, dan penanganan lebih lanjut akan dirujuk ke RSJ Lawang." Kasus ini menyoroti tantangan dalam penanganan ODGJ, terutama bagi mereka yang kehilangan dukungan keluarga. Peristiwa ini pun kembali mengingatkan pentingnya ketersediaan fasilitas yang memadai untuk rehabilitasi dan perawatan jangka panjang bagi kelompok rentan ini.
Pemerintah diharapkan dapat meningkatkan perhatian dan menyediakan fasilitas yang lebih komprehensif untuk penanganan ODGJ. Hal ini krusial guna memastikan mereka mendapatkan perawatan dan dukungan yang dibutuhkan untuk pemulihan dan integrasi kembali ke masyarakat.