IHSG Menguat 1,21 Persen, Sektor Keuangan Jadi Pendorong Utama
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat 1,21 persen pada Selasa, didorong oleh kinerja positif sektor keuangan di tengah meredanya kekhawatiran perang tarif global.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) berhasil ditutup menguat pada Selasa sore, 25 Maret 2025. Penguatan ini terutama didorong oleh saham-saham di sektor keuangan. IHSG naik 74,40 poin atau 1,21 persen, mencapai posisi 6.235,62. Kenaikan juga terlihat pada indeks LQ45 yang meningkat 15,99 poin atau 2,35 persen ke posisi 697,01. Hal ini menunjukkan sentimen positif di pasar saham domestik.
Menurut Tim Phillip Sekuritas Indonesia, "Sentimen pasar membaik seiring dengan meredanya kekhawatiran mengenai perang tarif, yang (sebelumnya) akan memberi pukulan pada perdagangan global dan pertumbuhan ekonomi global." Pernyataan ini menjelaskan faktor eksternal yang memengaruhi kinerja IHSG. Redanya kekhawatiran perang tarif memberikan ruang bagi investor untuk lebih optimis terhadap pasar.
Penguatan IHSG juga dipengaruhi oleh beberapa faktor, baik dari dalam maupun luar negeri. Secara internasional, pelaku pasar menantikan data Produk Domestik Bruto (PDB) AS dan Price Consumer Index (PCE) Inti AS. Sementara itu, di dalam negeri, pengumuman struktur kepengurusan Badan Pengelola Investasi (BPI) Daya Anagata Nusantara (Danantara) juga memberikan sentimen positif.
Analisis Kinerja IHSG dan Sektor Unggulan
Sepanjang perdagangan, IHSG berada di zona hijau sejak pembukaan hingga penutupan. Hal ini menunjukkan tren positif yang konsisten. Dari data Indeks Sektoral IDX-IC, terlihat dominasi sektor keuangan yang menguat sebesar 3,19 persen. Sektor kesehatan dan barang baku juga menunjukkan kinerja positif, masing-masing naik 2,3 persen dan 1,55 persen. Sebaliknya, hanya sektor teknologi yang melemah, turun 1,32 persen.
Saham-saham yang mengalami penguatan signifikan antara lain BEEF, POLU, OKAS, BAPI, DADA, dan IKAI. Di sisi lain, saham-saham seperti HITS, TRUS, INAI, TIRA, dan FUJI mengalami pelemahan. Perbedaan kinerja ini menunjukkan adanya dinamika yang cukup signifikan di dalam pasar saham.
Secara keseluruhan, aktivitas perdagangan cukup tinggi dengan frekuensi 952.000 kali transaksi. Jumlah saham yang diperdagangkan mencapai 16,63 miliar lembar senilai Rp16,43 triliun. Dari total saham yang diperdagangkan, 343 saham naik, 281 saham turun, dan 334 saham stagnan.
Dampak Kebijakan Global dan Perkembangan Domestik
Presiden Trump sebelumnya memberikan sinyal pengecualian tarif balasan bagi beberapa negara dan sektor tertentu. Hal ini mengurangi kekhawatiran akan dampak negatif perang tarif terhadap perekonomian global. Sementara itu, di dalam negeri, fokus Danantara pada sektor ketahanan pangan, energi, hilirisasi, dan infrastruktur digital diharapkan dapat mendorong investasi dan pertumbuhan ekonomi.
Data PDB AS yang diprediksi turun dan data PCE Inti AS yang dinantikan pasar internasional juga menjadi faktor yang diperhatikan. Perkembangan ini menunjukkan bahwa kinerja IHSG dipengaruhi oleh faktor global dan domestik yang saling berkaitan. Ke depannya, perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah akan tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan IHSG.
Perbandingan dengan Bursa Saham Regional
Secara regional, bursa saham Asia menunjukkan kinerja yang beragam. Indeks Nikkei menguat 0,46 persen, sementara indeks Shanghai relatif stagnan. Indeks Kuala Lumpur juga menguat, sedangkan indeks Straits Times melemah. Perbedaan kinerja ini menunjukkan bahwa kondisi pasar saham di setiap negara dipengaruhi oleh faktor-faktor spesifik masing-masing.
Kesimpulannya, penguatan IHSG dipengaruhi oleh berbagai faktor, baik internal maupun eksternal. Kinerja positif sektor keuangan menjadi pendorong utama penguatan indeks. Ke depannya, perkembangan ekonomi global dan kebijakan pemerintah akan tetap menjadi faktor penting yang memengaruhi pergerakan IHSG.