Impor Barang Modal Indonesia Naik 1,74 Persen di Januari 2025
Menteri Perdagangan melaporkan kenaikan impor barang modal Indonesia sebesar 1,74 persen di Januari 2025, meskipun impor barang konsumsi dan bahan baku mengalami penurunan.

Jakarta, 19 Februari 2025 - Menteri Perdagangan (Mendag) Budi Santoso mengumumkan peningkatan impor barang modal Indonesia pada Januari 2025. Angka impor mencapai 3,31 miliar dolar AS, menandai kenaikan sebesar 1,74 persen dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (Januari 2024) yang tercatat sebesar 3,26 miliar dolar AS. Kenaikan ini terjadi di tengah penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku penolong.
Dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu, Mendag Budi Santoso menjelaskan bahwa kinerja impor Januari 2025 didominasi oleh bahan baku dan penolong dengan pangsa pasar sebesar 72,43 persen (13,03 miliar dolar AS). Barang modal menempati posisi kedua dengan 18,43 persen (3,31 miliar dolar AS), disusul barang konsumsi dengan 9,14 persen (1,6 miliar dolar AS). Perbandingan dengan Januari 2024 menunjukkan impor bahan baku dan penolong mencapai 13,46 miliar dolar AS, barang modal 3,26 miliar dolar AS, dan barang konsumsi 1,77 miliar dolar AS.
Meskipun terjadi peningkatan impor barang modal secara keseluruhan, perlu dicatat bahwa penurunan terjadi pada beberapa sektor impor lainnya. Impor barang konsumsi turun 7,16 persen, sementara impor bahan baku dan penolong mengalami penurunan sebesar 3,15 persen. Hal ini menunjukkan adanya pergeseran tren dalam pola impor Indonesia pada awal tahun 2025.
Rincian Impor Barang Modal dan Konsumsi
Beberapa jenis barang modal yang mengalami peningkatan impor signifikan antara lain mesin moulding, oven, elevator dan konveyor pneumatik, tank, dan komponen ponsel. Sebaliknya, penurunan signifikan terjadi pada impor beberapa bahan baku dan penolong, seperti jagung, bijih besi, ban, besi atau baja bukan paduan setengah jadi, dan broken rice untuk pakan ternak. Penurunan juga terlihat pada impor barang konsumsi seperti beras, pendingin ruangan, popok dan pad, mentega, dan bensin.
Di sisi lain, beberapa produk impor non migas menunjukan peningkatan signifikan. Kapal, perahu, dan struktur terapung misalnya, mengalami kenaikan hingga 430,72 persen. Kenaikan signifikan juga terlihat pada kakao dan olahannya (315,66 persen), garam, belerang, batu, dan semen (88,71 persen), pupuk (69,47 persen), dan bahan kimia anorganik (50,75 persen).
Secara keseluruhan, impor Indonesia pada Januari 2025 mencapai 18,00 miliar dolar AS. Angka ini menunjukkan penurunan 15,18 persen dibandingkan Desember 2024 dan penurunan 2,67 persen dibandingkan Januari 2024 (18,49 miliar dolar AS). Penurunan impor bulanan dibandingkan Desember 2024 terjadi pada sektor non migas (13,43 persen) dan migas (24,69 persen). Secara tahunan, baik impor non migas maupun migas juga mengalami penurunan masing-masing sebesar 1,76 persen dan 7,99 persen.
Analisis Impor Berdasarkan Negara Asal
Impor nonmigas Indonesia pada Januari 2025 didominasi oleh Tiongkok, Jepang, dan Amerika Serikat, yang secara keseluruhan menguasai 53,20 persen dari total impor nonmigas. Beberapa negara asal impor nonmigas menunjukan peningkatan signifikan, antara lain Ekuador (565,04 persen), Uni Emirat Arab (65,75 persen), Hong Kong (62,19 persen), Argentina (59,24 persen), dan Inggris (33,68 persen).
Data impor Januari 2025 memberikan gambaran dinamisnya perekonomian Indonesia. Peningkatan impor barang modal mengindikasikan aktivitas investasi yang masih cukup tinggi, meskipun penurunan impor barang konsumsi dan bahan baku menunjukkan adanya tantangan ekonomi yang perlu diwaspadai. Pemerintah perlu terus memantau perkembangan impor dan melakukan langkah-langkah strategis untuk menjaga stabilitas ekonomi nasional.