Indef Dorong 5 Langkah Akselerasi Swasembada Pangan Pasca Panen Raya
Direktur Eksekutif Indef, Esther Sri Astuti, mendorong lima langkah strategis pemerintah untuk mencapai swasembada pangan setelah panen raya di 14 provinsi, termasuk infrastruktur pertanian dan penguatan pemasaran.

Jakarta, 7 April 2024 - Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Esther Sri Astuti, menekankan perlunya lima langkah strategis pemerintah untuk mempercepat terwujudnya swasembada pangan nasional, sejalan dengan cita-cita Presiden Prabowo Subianto, pasca panen raya di 14 provinsi. Langkah ini penting untuk memastikan hasil panen raya berdampak signifikan pada ketahanan pangan Indonesia.
Dalam keterangannya di Jakarta, Senin, Esther merinci kelima langkah tersebut. Pertama, penguatan infrastruktur pertanian. Kedua, penguatan faktor produksi. Ketiga, penerapan kebijakan yang berpihak pada sektor pertanian. Keempat, penguatan pemasaran hasil pertanian. Kelima, penyiapan alternatif mata pencaharian bagi petani. Kelima hal ini dinilai krusial untuk memastikan keberhasilan panen raya berdampak langsung pada kesejahteraan petani dan ketersediaan pangan nasional.
Ia menambahkan bahwa keberhasilan panen raya di 14 provinsi dan 157 kabupaten/kota tidak hanya diukur dari jumlah produksi, tetapi juga kemampuannya memenuhi kebutuhan pangan masyarakat. "Yang terpenting kebutuhan atau permintaan pangan masyarakat terpenuhi. Artinya produksi nasional domestik mampu memenuhi permintaan pangan dari masyarakat," tegas Esther. Hal ini menekankan pentingnya sinergi antara produksi dan distribusi pangan.
Penguatan Infrastruktur dan Faktor Produksi
Esther menjelaskan, penguatan faktor produksi dapat dicapai melalui penyediaan bibit dan pupuk berkualitas tinggi, teknologi pertanian modern, serta bimbingan teknis yang memadai bagi para petani. Pemerintah perlu memastikan akses petani terhadap sumber daya ini, sehingga produktivitas pertanian meningkat secara signifikan. Ketersediaan teknologi tepat guna juga akan meningkatkan efisiensi dan efektivitas pertanian.
Lebih lanjut, ia menyoroti pentingnya perbaikan infrastruktur pendukung pertanian, seperti irigasi, jalan, dan penyimpanan hasil panen. Infrastruktur yang memadai akan memudahkan distribusi hasil panen dan mencegah kerugian pascapanen. Hal ini akan berdampak langsung pada peningkatan pendapatan petani dan ketersediaan pangan.
Penguatan infrastruktur juga mencakup akses terhadap teknologi informasi dan komunikasi. Informasi pasar yang akurat dan cepat akan membantu petani dalam pengambilan keputusan, termasuk menentukan jenis komoditas yang akan ditanam dan strategi pemasaran yang tepat. Dengan demikian, petani dapat lebih berdaya saing dan terhindar dari kerugian.
Kebijakan yang Berpihak pada Petani dan Penguatan Pemasaran
Esther juga menekankan perlunya kebijakan pemerintah yang berpihak pada sektor pertanian. Kebijakan ini harus memastikan harga jual hasil pertanian yang menguntungkan petani dan melindungi mereka dari fluktuasi harga. Pemerintah perlu hadir untuk menjamin kesejahteraan petani, bukan hanya saat panen raya, tetapi juga sepanjang tahun.
Penguatan pemasaran juga menjadi kunci keberhasilan swasembada pangan. Esther menyarankan perbaikan marketing channel untuk mencegah praktik tengkulak yang kerap merugikan petani. Sistem pemasaran yang efisien dan transparan akan memastikan petani mendapatkan harga yang layak atas hasil jerih payah mereka. Pemerintah perlu memfasilitasi akses petani ke pasar yang lebih luas, baik pasar domestik maupun internasional.
Selain itu, pemerintah perlu menyediakan alternatif penghidupan bagi petani, khususnya untuk mengurangi ketergantungan mereka pada sektor pertanian semata. Diversifikasi mata pencaharian akan meningkatkan ketahanan ekonomi petani dan mengurangi risiko kerugian akibat gagal panen atau fluktuasi harga. Hal ini akan meningkatkan kesejahteraan petani secara menyeluruh.
Apresiasi Presiden dan Fokus pada Kemandirian
Presiden Prabowo Subianto, dalam kunjungannya ke panen raya di Majalengka, Jawa Barat, menekankan peran vital petani sebagai tulang punggung bangsa. "Petani adalah produsen pangan. Tanpa pangan, tidak ada negara. Tanpa pangan, tidak ada NKRI," tegas Presiden Prabowo. Pernyataan ini menggarisbawahi pentingnya mendukung sektor pertanian untuk mencapai kedaulatan pangan.
Presiden juga mengapresiasi keberhasilan beberapa daerah, seperti Ngawi, Jawa Timur, dalam meningkatkan produktivitas padi dengan penggunaan pupuk yang lebih efisien. Hal ini menunjukkan potensi pertanian Indonesia untuk mencapai kemandirian dan keberlanjutan. Presiden menekankan pentingnya berbagi pengalaman dan inovasi antar daerah untuk mencapai tujuan tersebut.
"Kita akan uji coba, cari teknik dari mana saja, dan berbagi pengalaman antardaerah. Tujuannya satu, kita bisa buat pupuk sendiri di kampung kita sendiri," ujar Presiden Prabowo. Hal ini menunjukkan komitmen pemerintah untuk mendukung kemandirian dan keberlanjutan sektor pertanian Indonesia.
Dengan menerapkan kelima langkah strategis yang diusulkan Indef dan dukungan penuh pemerintah, Indonesia memiliki potensi besar untuk mencapai swasembada pangan dan meningkatkan kesejahteraan petani. Kolaborasi antara pemerintah, petani, dan sektor swasta sangat penting untuk mewujudkan hal ini.